Jatuh Cinta

5.2K 377 12
                                    

# Note

Navi mempersembahkan sebuah instrumental biar ada kesan China nyaaa ^^

Entah cocok entah nggak sih =="


Yin yin, yang super duper imut. padahal umurnya sama dengan Ghita

 padahal umurnya sama dengan Ghita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sang gadis yang baru menginjakkan kaki di negeri asing dua hari lalu kembali terbaring lemah di sebuah kamar luas yang dipenuhi oleh warna biru. Dadanya naik turun mengikuti irama nafasnya. Jarinya sedikit bergerak. Disusul dengan kelopak mata yang perlahan terbuka. Memamerkan iris sewarna rambutnya.

"Ini dimana?" tanya Ghita sambil memperhatikan sekitar kamar itu. Di sudut dekat jendela sebuah lemari kaca berukiran permata terpajang. Beberapa pajangan unik terpasang di dinding – dinding. Ghita bisa menebak bahwa ia berada di sebuah kamar bangsawan. "Tapi dimana aku sebenarnya?"

Ghita mencoba bangkit namun tubuhnya masih terasa lemah. Ia berusaha duduk dengan bantuan kedua tangannya. Setelah berhasil, ia sandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidur.

"Aku masih ingat berada di hutan. Tapi sekarang dimana aku?" Kepalanya terasa sakit. Ia benar – benar bingung. Ingatan terakhirnya adalah tubuh Zhao yang bersandar lemah dan ia tengah mencoba menyembuhkan Zhao. Kemudian pandangannya menjadi kabur.

"Kamu sudah bangun?" Lord Liu baru saja masuk ke kamar itu. Ia berjalan dengan santai sambil menenteng minumannya.

"Kamu? Kamu?" Ghita terkejut. Ia tak menyangka laki – laki yang baru saja mengejarnya berada di hadapannya, di ruangan yang sama. Berarti aku sudah tertangkap? Wajahnya berubah kecewa. Zhao? Dimana Zhao?

Belum sempat Ghita menanyakan keberadaan Zhao, Lord Liu langsung menjawab "Temanmu berada di penjara. Dan jika kamu bertanya bagaimana keadaanya. Cukup baik." Lord Liu berjalan perlahan. Mendekat ke arah Ghita.

Ghita berangsur mundur seiring jarak yang semakin kecil. Namun tubuhnya masih terlalu lemah. Dan pada akhirnya Lord Liu berada di hadapannya.

Lord Liu merendahkan badannya. Ia mengulurkan tangan tepat di sebelah telinga Ghita dan menopang tubuhnya. Jarak yang tercipta sangat kecil. Kurang dari sejengkal wajah mereka beradu.

Ghita memucat. Ia takut dengan laki – laki di hadapannya. Sejak awal melihat laki – laki itu, Ghita bisa merasakan kekejaman dan kekuatan yang keluar dari sosok tegap itu. "Apa... Apa yang kamu lakukan?"

"Hmmm... Keadaannya cukup baik setelah kemampuan penyembuh...mu!"ucap Lord Liu penuh penekanan. Wajah Ghita semakin ketakutan. Ia tak bisa memperkirakan apa yang akan terjadi dengan dirinya.

Lord Liu masih diposisi yang sama. Belum beranjak sedikitpun. Ia mengamati setiap inci wajah Ghita yang membuang muka padanya. Setelah puas, senyumnya mengembang. "Yah, jika kamu ingin temanmu tetap selamat, ikuti semua perintahku." Lord Liu menegakkan tubuhnya kembali. Ia berjalan menuju balkon dan berdiri di tepi pagar beton itu.

The White Lotus (Telah Diterbitkan)Where stories live. Discover now