Prolog

48 4 2
                                    

Matahari bersinar terang tepat berada diatas kepala. Membuat hari menjadi sangat terik dan panas. Tapi tidak menghalangi keceriaan seorang gadis kecil, dengan rambut yang terikat dua. Berlari, sembari menggenggam lima balon merah ditangan kanannya. Sementara tangan kirinya digenggam erat, oleh seorang anak lelaki. Yang kira-kira umurnya hanya berpaut satu tahun lebih tua darinya. Senyum mengembang dengan sempurna, di wajah keduanya.

"Min, berhenti dulu. Ica cape, kita duduk ditaman itu aja. Yuk." Ucap Ica dengan nafas yang tidak beraturan.

"Iya, ayo. Mingyu juga cape." Ucap Mingyu, lalu menarik lembut tangan Ica.

Suasana taman saat itu, tidak terlalu ramai. Hanya ada sekelompok anak lelaki, yang tengah bermain bola. Mereka memilih duduk disebuah bangku taman, yang persis didepan danau.

"Ica senang gak, mingyu ajak jalan-jalan?" Tanya Mingyu sembari melukis senyum diwajahnya.

"Ica seneng, banget. Makasih mingyu udah ajak Ica jalan-jalan." Ica juga melukis senyum manis diwajahnya.

Tiba-tiba sebuah bola mengenai tangan Ica. Membuat balon-balon yang digenggamnya, terlepas.

"Min, balon Ica." Ucap Ica, air mata mulai keluar dari kedua matanya.

"Ica jangan nangis nanti Mingyu omelin yang nendang bola. Terus nanti Mingyu beliin lagi balonnya." Ucap Mingyu lalu menghapus air mata yang jatuh dikedua pipi gadis manis ini. Ica masih terisak sedih, balon yang diberikan Mingyu. Terlepas begitu saja, terbang dibawa oleh angin.

***

"Ica ayo sarapan dulu." Ucap Nina, ibu Ica.

"Nanti aja ma, Ica mau kerumah mingyu." Ucap Ica sembari memakai sandalnya dengan terburu-buru.

"Yaudah hati-hati ya sayang." Ucap Nina.

Ica berlari dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya. Hari ini ia memakai kaus merah bergambar mickey mouse. Itu adalah kaus pemberian Mingyu saat ia ulang tahun, sekaligus menjadi kaus kesukaannya.

"Kok rumah Mingyu sepi banget." Guman Ica saat sampai didepan rumah Mingyu. Tangan kecil gadis ini mulai mengetuk-getuk pintu kayu. Dengan mulut yang terus memanggil nama pemilik rumah ini.

"Mingyu, ini Ica. Mingyu masih tidur ya? Tapikan ini udah siang." Ucap Ica masih dengan tangan yang setia mengetuk pintu.

"Ica cari Mingyu ya?" Tanya seorang perempuan paruh baya. Ica menganggukan kepalanya, dengan senyum menghiasi wajahnya.

"Mingyu udah pindah dua hari yang lalu." Ucap perempuan itu.

Ica terdiam, tangannya sudah berhenti mengetuk pintu itu. Senyumnya pudar, menghilang dari wajahnya. Kakinya lemas, seakan-akan tulang kakinya seakan hilang dari tempatnya.

Ica jatuh terduduk. Pandangannya buram oleh air mata. Kepalanya pusing, dunia disekitarnya seakan berputar.

"Mingyu jahat ama Ica. Mingyu pindah tapi kenapa gak bilang ke Ica. Mingyu jahat, Ica benci Mingyu." Ucap Ica dengan air mata yang telah membasahi kedua pipinya.

Ica bangkit dari duduknya. Ia hanya butuh pulang kerumah sekarang.

*-*-*-*

Ayo fans seventeen khususnya mingyu. Merapat semuanya. Ayo ayo di baca ceritanya masih anget nih. Wkwkwk authornya gak jelas abaikan aja, asal jangan abaikan ceritanya. Apa lagi Mingyu, mubazir kalo di amggurin. 😁

Jangan lupa vote + comment.
Komen apa aja suka-suka kalian. Kalo author mah sukanya Mingyu. 😁

Arigato :)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 06, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Late [Mingyu]Where stories live. Discover now