Y-1435

1.1K 118 17
                                    

"Selamat pagi, Tuan."
Suara wanita yang sangat lembut dan memanjakan untuk pagi seperti ini. Aku yakin seratus persen itu bukan istriku. Karena aku belum menikah.

Perlahan mataku terbuka. Tidak ada sorotan sinar pagi yang menghampiri kamarku. Tentu saja, aku masih berada di Yugyert. Jika jendela-jendela di sini menggunakan kaca biasa, maka mataku akan sakit terkena pantulan cahaya yang kuat.

Itulah salah satu keunikan di Bumi Bagian 3 ini. Semua warganya wajib menggunakan kacamata hitam saat pagi dan siang hari.

Pola orbit matahari tidak berubah, hanya waktu siang dan malam yang lebih lama dibanding Bumi dahulu. Jelas karna permukaan Bumi yang meluas.

Masih banyak yang kuketahui tentang Bumi lama. Aku adalah pembaca yang handal. Revolusi dan evolusi merupakan obsesi bacaanku. Terkadang, banyak juga sekolah-sekolah yang mengundangku sebagai pemateri sejarah Bumi.

"Sitma? Apa yang sedang kau lakukan?" aku baru kenal dengannya kemarin dan sekarang dia masuk ke kamar tidurku? Tidak masuk akal.

"Maaf, Tuan, ada panggilan masuk di telepon Anda yang tertinggal di mobil kemarin."

Astaga, kenapa aku harus selalu berburuk sangka. Lagi pula dia wanita. Tak mungkin dia akan memperkosaku.

"Oh, baiklah. Kemarikan teleponku," pintaku.

Sitma tetap diam di posisi awal. Aku meliriknya sebagai tanda kalau dia harus keluar.

"Sekarang kau boleh keluar."

"Tapi, Tuan, saya mau minta maaf lagi," ucapnya dengan penuh ketakutan. Kali ini dia sungguh gugup.

"Untuk apa?" tanyaku dengan menaikkan sebelah alis, tanda aku sangat penasaran.

"Untuk melihat Tuan yang sedang berereksi," jawabnya penuh keringat.

"Tapi secara biologis, itu wajar pada pagi hari," lanjutnya dengan kecepatan berbicara yang lebih.

Ya Tuhan. Apa lagi ini? Sangat memalukan! Aku taHu ini wajar, tapi ini di depan wanita yang baru saja kukenal.

"Oh, ok… Sekarang… bisakah kau meninggalkanku?" jawabku terbata-bata. Kini aku lebih gugup darinya.

Wanita itupun mengangguk dan meninggalkanku sembari masih berpikir.

Kuhela napas dan mulai membuka teleponku. Benar saja, ada 12 panggilan tak terjawab dan 2 pesan masing-masing suara dan teks. Semua dari Zlo, temanku.

Pesan suara :Sam, bisakah kau bangun dan mengangkat telponku? Ini penting.

Pesan teks :Sam sialan! Cepat telepon balik! Ini sangat penting dan rahasia! Aku tahu kau sudah bangun saat membacanya!

Lagi pula tidak mungkin aku membacanya saat tidur. Zlo memang pintar.

Lalu ada apa ini? Bukankah Zlo sedang ke pedalaman Iedhla untuk penelitiannya?

Terpaksa kutelpon balik Zlo walaupun aku belum menyikat gigi.

Hei, aku tak mau teleponku bau.

Panggilan tersambung.
S : “Ha... *kalimatku belum selesai.*”
Z : “Sam? Kemana saja kau! Dimana kau sekarang? Tim kita sudah menunggu sejak pagi. Aku akan kesana sekarang juga.”
S : “Apa? Tim? Tim apa?”
Z : “Dimana posisimu sekarang?!”
S : “Pilot CampY-1453.”
Z : “Oke.”
S : “Tunggu! Itu kode kamarku. Kita tidak akan berbincang di kamarku, bukan?”
Z : “Tetaplah diam di sana.”

Zlo memutuskan sambungannya. Dia sudah mulai gila sejak lama. Aku tahu, sepertinya dia akan menyeretku menjadi gila sepertinya. Sial! Ada apa ini? Aku buta kondisi.

[Sedang revisi tanda baca oleh lia1618]

7 EARTHS (REVISI DAN AKAN TAMAT DI INNOVEL)Where stories live. Discover now