oneshoot

982 99 32
                                    

Gemeretak hujan dihiasi petir dan gelapnya sore menyudutkan lelaki tampan tinggi bergerak dengan sisa tenaganya yang hanya tinggal setitik kecil, punggung tegap menggendong lelaki yang lebih tua darinya, bau amis darah yang menyengat menyentuh indra serta mata yang memburam sedikit demi sedikit.
Langkah kakinya terseok-seok dengan sisa tubuh yang dibatas normal, dadanya tersambit pedang melurus sampai perut, darah jelas keluar dari sana dan sobekan baju hanya hiasan. Wajah rupawan pucat itu tak lagi putih mulus penuh luka dan bibirnya mati rasa oleh dingin nya hujan.

"Sebentar lagi kumohon Zitao bertahan"

Zitao Lelaki dipunggungnya hanya tersenyum kecil, bibir yang dulu selalu dengan warna merah merekah, kini pucat dengan darah yang menetes sampai bibir itu dapat mengecap amisnya darah yang keluar dari kepalanya.

"Sehun bodoh" ucap Zitao menepuk tangan kanan lelaki yang menggendongnya, membiarkan decak lidah sehun terdengar begitu jelas di telinga nya.

°°°°°°°°°°°°

Salahkah aku yang terus melihat mu kagum,
Hingga tanpa sadar hatiku selalu berdebar ,
Tapi hanya aku yang merasa,
Tanpa balasan yang setimpal

Mengingat hari ini cuaca begitu mendukung untuk sekedar berjalan di pantai lelaki ber wajah oriental itu menarik narik lengan sang kakak,

"Lay ge ayo jalan-jalan sebelum latihan"

Lay atau Yixing dengan senyum yang menunjukkan dimple manis nya itu lalu tersenyum kecil, mengusap lembut rambut pirang milik sang adik tersayang, walaupun mereka tak terjalin dalam ikatan kata keluarga karna sang adik adalah adik angkatnya, bocah yang saat itu iya temukan di pinggir jalan dengan luka disekujur tubuh dan kaki patah, serta bibir pucat yang kedinginan dibawah salju, pakaian nya sobek seperti luka cambukan, serta memar diseluruh tubuh membuat Lay yang saat itu berumur 10 tahun khawatir dan sedih, menanyakan usulnya pun bocah itu hanya diam dengan mata sehitam arang ia pikir bocah itu anak buangan atau paling buruknya budak yang lepas dari pasar gelap, tapi ketika dia bertanya bocah itu tak menjawab apapun, sampai saat ini pun dia tak menjawab.

Lay menggunakan jarinya menekan suatu tombol dilayar jam tangan , hingga jam itu bersinar samar mengeluarkan hologram layar kecil lalu mengotak ngatiknya.

"Pantai ke pantai" dengan semangat Zitao nama bocah yang sekarang beranjak besar itu mengucapkannya membuat Lay tersenyum simpul, hologram itu lalu menampilkan sebuah pintu portal Zitao dengan senang hati memegang erat tangan sang kakak lalu dalam sekali hembusan angin mereka tak ada ditempat itu.
Wajahnya tak henti-hentinya tersenyum, itu senyuman lama yang dulu dilihatnya mengingat dirinya dan sang adik yang terpuruk karena orang tua mereka meninggal dalam perang karena para pemberontak, orangtua Lay hanya orang biasa yang hidup serba biasa dan berkecukupan, bahkan adik perempuan nya juga meninggal saat itu bersama ayah dan ibu dan warga lainnya ketika para prajurit akan merelokasi ke penampungan, sedang dirinya dan Zitao berada di rumah sang kakek yang sudah terlebih dahulu diselamatkan oleh prajurit.Sejak saat itu dua tahun lalu ia dan adik nya masuk dalam pelatihan militer, berniat membalaskan dendam Lay sebenarnya tak mau Zitao ikut, tapi melihat wajah itu menangisi ayah ,ibu serta adik nya dia jadi sedih karena bagi zitao mereka juga keluarga , dan luka lama itu membekas dihati Lay dia dulu mahluk rapuh yang selalu sabar ketika zitao dan adik perempuannya Jia selalu merengek berebut mainan, tapi sekarang dirinya harus bisa melindungi Zitao dan martabat keluarga "Zhang". Lay lebih dulu masuk militer sedangkan adiknya baru tujuh bulan yang lalu, dia bahkan lupa tersenyum saat dilatihan atau basecamp tapi saat adiknya masuk dengan senyum yang dibawanya selalu bisa membuat Lay damai. Kaki jenjangnya yang terbalut ripped jeans berlari lari dipinggir pantai,tangan itu seolah mengajaknya lay tersenyum sayangnya kakinya masih sakit akibat misi kemarin, Zitao dengan sesekali menariknya menuju ombak disisi pantai yang sepi , tertawa renyah dengan sudut bibir yang indah.
Adiknya beranjak dewasa dengan cepat, dan adik nya juga sudah mengerti akan jatuh cinta, tapi sayangnya cinta itu hanya kekaguman yang di hempaskan begitu saja salahnya mengenalkan Zitao pada lelaki itu, Wuyifan atau Kris wu leader komandan pasukannya.

Flower WingsWhere stories live. Discover now