sequel

734 92 52
                                    

Lay lelaki dengan senyum indah yang di anugrahi dimple dan wajah menawan sedang terduduk menatap sendu rintik hujan disisi jendela, memegang lututnya, salahnya masuk pada militer hingga sang adik ia tinggalkan, dan juga sampai seperti ini, matanya merah terlalu lelah menangisi sang adik tercinta, andai saja dirinya tidak ikut militer hidup dengan santai dengan sang adik, menghabiskan waktu bersama bercanda tawa di sisi pantai rumah yang selalu zitao idamkan di sisi pantai. Ya andai saja tapi itu hanyalah khayalan yang tidak terlaksana, takdir berkehendak lain.

Sequel flower wings

By ZeeNicky

Menatap rerumputan di waktu luang kini hanya itu yang bisa ia lakukan berbeda saat yang lalu dirinya akan sibuk berceloteh ria bersama Zitao. Sehun lelaki itu menatap langit sore mengingat kejadian lalu, mengisolasi para warga sipil di zona perbatasan dengan Zitao dan empat orang lainnya misi itu tidak terlalu berat karena jika ditilik para pemberontak jauh dari zona perbatasan, tapi ternyata ada kecerobohan dalam informasi yang didapat, para pemberontak menyerang habis habisan kelompoknya, bahkan ia tak bisa menyelamatkan empat rekan dan warga sipil yang menjadi tawanan ,dirinya bahkan terluka parah serta zitao yang sekarat, berlari melarikan diri dengan nafas yang mencekat leher sehun terus berjuang mencari portal kembali, karna portal yang ia pegang rusak saat penyerangan.

Saat terbangun yang dilihat nya hanya putih dan beberapa selang di badan serta hidungnya, tulang kaki nya terasa patah badan dengan luka yang menganga kini masih terasa sakit, tapi yang ia pedulikan hanya zitao, berontak dari alat-alat medis yang membuat beberapa dokter coba menenangkanya.

"Argh lepas aku ingin melihat Zitao, ia masih hidup kan?" tubuhnya sudah dipegangi tiga orang.

"Tenang sehun, tubuhmu masih sakit nanti jika sudah sembuh kau bisa menemuinya"
Tapi sehun melihat guratan ragu pada wajah dokter itu, kesimpulan yang dia dapat adalah kebohongan.
"Pembohong" sehun berteriak, infus di tangan lepas tiga orang tadi coba menghentikannya, derit ranjang memilukan terdengar, hingga akhirnya terasa diam karna bius ditubuhnya, matanya berat hanya untuk membuka.

"Zitao" ucapnya lemah.

Kau dimana,
Aku merindukanmu,
Jangan pergi kumohon,

Lay terdesak hingga bersembunyi di balik tembok rubuh di bangunan tak tepakai, yang tersisa disini hanya lah bangkai-bangkai rumah yang tidak terpakai, tapi penjagaan musuh sangat ketat, bahkan divisinya saja tidak bisa masuk, itu karna di sini area kilang minyak. Melupakan hal pahit yang terjadi apa Zitao, Lay mengambil misi setidaknya dirinya tidak terlalut ke dalam kesedihan terus menerus ia harus bangkit.
Mengumpat ketika musuh melempar bom hingga dirinya harus keluar dari persembunyian, terbatuk oleh asap yang ditimbulkan Lay mencoba berdiri namun sial kakinya tak merespon mungkin patah akibat ledakan tadi, dan Lay mengumpat ketika itu juga musuh menodongkan senjata padanya. Para pemberontak diketahui tak kenal pandang bulu ketika membunuh lawan, apalagi prajurit dibawah pemerintah , senjata lay dijatuhkan ada sekitar tiga orang yang mengepungnya, mereka berbicara bahasa yang tidak Lay mengerti, tapi lay tahu maksudnya apalagi ketika seorang diantara mereka akan menarik pelatuk, ia menutup matanya berdoa.

Inikah saat aku bertemu ayah dan ibu serta jia adik kecilku, maafkan aku ayah ibu aku belum bisa berguna bagi kalian.

Flower WingsWhere stories live. Discover now