Bab Lima - Damn, He's A Hamlet!

4.1K 318 22
                                    

Bab Lima

Damn, He's A Hamlet!

Sekian kalinya aku menggigit bawah bibirku untuk menghilangkan kegugupan sebelum Alex menjemput kami—aku dan Clarissa—menuju ke rumah keluarganya. Ini sangat aneh mengingat bahwa aku bukanlah siapa-siapa bagi mereka. Aku hanya sepupu Clarissa, yang kebetulan—atau lebih tepatnya beruntung—adalah gadis yang digila-gilai salah satu nephilim dari keluarga Chase. Jika mendengar cerita Vasilissa, Leonel Chase adalah keturunan Barachiel, sedangkan Eleanor Chase merupakan seorang altergo. Darah nephilim dari Leonel diturunkan pada kedua anak lelakinya, Alex dan Draven. Sedang, darah altergo Eleanor diturunkan pada anak perempuannya, Michella.

Well, bisa dibilang nephilim dari archangel atau malaikat paling utama di surga bukanlah keturunan langsung. Melainkan anak manusia istimewa yang mendapatkan sentuhan dari para malaikat-malaikat utama surga, sehingga menjadikan mereka begitu mempesona, beritikad baik, serta menjadi makhluk yang hampir sempurna. Aku berangan-angan, membayangkan bagaimana rasanya bergabung dengan mereka, membentuk satu keluarga besar seperti keluarga Draven. Oh, aku mulai ngelantur lagi sekarang.

Wajahku memerah melihat mobil Alex muncul di pekarangan rumahku. Selama beberapa jam, aku tidak menyadari—atau lebih tepatnya tidak peduli—pada eksistensi Clarissa yang sedari tadi mengomel mengomentari selera fashionku.

“Duh, percuma kau jadi anak presiden kalau kau nyaris berpenampilan layaknya gelandangan,” begitulah komentarnya yang berhasil masuk ke dalam celah pikiranku.

Aku mengerucutkan bibir miring, tidak memedulikan rongrongan komentarnya. Kaki jenjang Clarissa melangkah meninggalkan ruang tamu setelah mendengar bunyi klakson, pertanda bahwa Alex sudah tidak sabar ingin membawa kami ke rumahnya. Perlu beberapa menit meneguhkan diri, menghibur lebih tepatnya, dan berkata dalam hati bahwa ini termasuk jamuan makan malam karena aku anak presiden. Sungguh menyedihkan.

Ya, andai saja kau bukan anak Presiden Calverly, kau tidak akan pernah diajak oleh Alex, Hazel mencemooh dalam pikiranku. Begitu jahatnya ia padaku, tubuh yang ditinggalinya seperti tanaman parasit! Terkadang aku berharap ingin seperti Clove saja. Hidup sebagai manusia tanpa doktrin dari Hazel.

“Kalian mau kemana?” Clove turun dari atas tangga, melongokkan kepalanya hingga membuat rambut pirang cerinya terjuntai dengan epik di bahu, melihat aku yang masih berdiam diri terpaku.

“Kami pergi ke rumah keluarga Chase. Menghadiri acara jamuan makan malam,” kataku diselingi senyuman simpul. “Ingat pesanku, Clove. Hubungi aku kalau kau sedang mengalami kesulitan. Ada beberapa penjaga yang bersiap siaga, seperti biasa jika aku tidak ada di rumah.”

“Anak manja…” terdengar olokan Clarissa yang didengungkan dengan nada bak nyanyian koor. Ia berjingkat-jingkan menenteng tas kecilnya, pergi meninggalkan aku terlebih dulu sambil merapikan bawahan dress biru ketat yang menempel indah di kedua pahanya.

Kuabaikan suara menyebalkan Clarissa, alih-alih melambai pada Clove yang hanya memandangiku dengan sudut bibir tertarik ke bawah. Aku meraih tas kecilku di atas sofa, lantas berjalan cepat menuju keluar.

Untunglah pilihan Vasilissa kali ini tidaklah buruk—atau sesuai dengan apa yang kuinginkan. Ia sengaja memilihkan dress dengan bawahan yang dapat mengembang bila aku berputar, berwarna hitam, dan bertali tipis. Sepatu wedges berhak lima senti dengan tali pada mata kaki yang senada menghias kaki jenjangku. Membuat langkahku semakin meriah dengan bunyi ketepakan alas sepatu di atas jalanan beraspal—juga lantai keramik. Kali ini aku menata rambutku yang berbentuk per dengan rapi. Disematkan bando pita hitam yang terbuat dari satin lembut dan berkilau bila tertempa sinar lampu. Oh, kurang lebih, Hazel yang memerintahkan aku memakai outfits seperti ini—dengan masukan dari Vasilissa juga, tentu saja.

The Descendant (CANCELLED)Where stories live. Discover now