Again

149 7 0
                                    

From : Manda Talitha

Nggak semua orang mau berteman dengan mantan pacar. Tapi Nadira sangat ingin berteman dengan Gerry yang notabenenya adalah mantan pacar pertama Nadira. Meskipun mereka sekelas, tapi itu gak bisa dijadikan faktor buat mereka bisa berteman baik. Ditambah lagi..

"... dia Dir? Eh woi Dira NADIRAAA"

"Hah? Apaan?" Nadira menoleh ke teman sebangkunya yang merangkap menjadi sahabat sekaligus gebetan dari Gerry alias mantannya itu dengan kening mengkerut.

"Ngelamun aja lo. Masih mikirin doi?" Tanpa ditanya pun sebenarnya Oliv tau kalau setiap Nadira melamun, ia pasti memikirkan Gerry.

"Nggak lah, ngapain juga" elak Nadira. Bagaimanapun kini Gerry sedang berusaha untuk menjadikan Oliv gebetan barunya, dan doi yang di maksud Oliv pastilah Gerry. Karena memang setiap ia melamun, pasti ia memikirkan Gerry.

"Hmm. Btw gimana pas lo sekelompok sama Gerry?"

"Biasa aja, kayak gak tau sikap dia ke gue gimana aja lo"

"Yaa bisa aja kan dia dapet pencerahan gara gara sekelompok sama lo" Oliv melihat ke sekeliling kelas dan menemukan 2 orang di sudut depan sedang asik mencatat materi di papan tulis. Wajar saja jika kelas kosong, karena sekarang memang waktunya istirahat.

"Hahaha ga mungkin lah Liv. Dia aja cuek sama gue, yah sekalinya ngomong itupun kalo lagi rame rame kan" mengingat hal itu, Nadira yang tadinya semangat, berubah murung.

"Kenapa ga coba move on?"

"Berapa kali sih Liv lo nanya kenapa gue gua coba move on? Gue bukannya gamau. Tapi emang guenya gabisa move on dari dia. Lo liat aja sikap dia ke gue selama di kelas gimana. Pas gue mau move on, dia perhatian, pas gue baper, dia cuek lagi" Oliv segera memeluk Nadira, karena ia yakin sebentar lagi Nadira akan menangis.

Dan benar saja, Nadira sudah menangis di pelukan Oliv, syukurlah saat itu kelas benar benar kosong, dan 2 orang tadi mungkin sudah ke kantin. "Sorry, gue bikin lo inget sama dia lagi" yang di jawab dengan anggukan oleh Nadira.

Tepat saat Nadira selesai menangis, Gerry dan Fadhil masuk ke kelas. Karena posisi duduk Nadira dan Oliv yang kini di tengah, membuat Fadhil semakin gencar untuk menggoda keduanya.

"Ada gebetan Gerry nih, eh ada Nadira juga. Gak ke kantin?" Tanya Fadhil lembut, yang lebih tertuju ke Nadira. Mendengar nada itu, Gerry yang sedang memainkan ponselnya pun mengernyit heran.

"Nanti aja Dhil" Nadira tersenyum menampilkan lesung pipi nya, dan tanpa sadar membuat senyum samar tercetak di bibir Gerry yang sedang memperhatikan Nadira.

"Neng Oliv kenapa masih disini? Mau abang temenin ke kantin gak?" Goda Fadhil dan Nadira menahan tawa saat dilihatnya ada semburat merah samar di pipi Oliv.

"Jangan godain cewe gue lah Dhil" Gerry yang dari tadi diam pun akhirnya angkat bicara.

"Cewe kepala lo. Gue bukan cewe lo Gerry salut coklat! Ayok Dir kita kantin" Oliv dengan cepat menarik tangan Nadira yang hanya diam mendengar perkataan Gerry tadi.

Sebenarnya Oliv tidak pernah merespon pendekatan Gerry kepadanya, karena ia tau bahwa Nadira masih memiliki rasa kepada Gerry. Ia tidak ingin merusak persahabatan mereka.

Sedangkan Fadhil yang melihat Gerry masih memperhatikan pintu kelas hanya menghela napas pasrah.

"Sampe kapan sih Ger, lo bakal boongin perasaan lo sendiri?" Fadhil duduk di meja guru yang posisinya tidak terlalu jauh dari tempat Gerry duduk.

"Gue gak tau Dhil. Lagian dia udah bahagia tanpa gue" ucapan Gerry yang begitu tenang membuat emosi Fadhil sedikit naik.

"Lo bego atau tolol hah?! Itu yang lo sebut bahagia?! Gak liat lo tadi gimana muka si Dira pas denger lo ngomong kalo Oliv itu cewe lo?! Gak liat kalo mata Dira bengkak cuma gara nangisin lo yang ngegantung dia kayak gini?. Kalo emang lo masih sayang sama dia, kasih dia kepastian, jangan bikin dia berharap lebih sama lo"

Kumpulan Cerita PendekWhere stories live. Discover now