[[Repost-karena suatu dan lain hal]]
Pagi itu, jam baru saja menunjukkan pukul 05:45, tapi Regha sudah siap dengan seragam lengkap. Pemuda itu bersandar di balkon kamar sambil menatap wajah damai Ata yang sedang terlelap di atas kasurnya. Entah kenapa, Regha merasa Ata terlihat lebih menggemaskan saat sedang tertidur, meskipun dengan mata yang bengkak akibat terus menerus mengeluarkan air mata.
Tak tega rasanya jika Regha harus membangunkan gadis yang masih berkutat dengan mimpi indahnya, setelah semalaman menangis.
"Abang, dicaliin mama."
Regha tersentak kaget saat suara adik kecilnya itu menggema di dalam kamar sambil menarik celana abu yang ia kenakan.
"Ale kapan masuk ke kamar Abang?" Tanya Regha sembari berjongkok, mencoba mensejajarkan tingginya dengan sang Adik.
"Tadi. Tapi Abang lagi cibuk liatin pacal abang bobok." Jawab Aletta dengan cadel menggemaskannya sambil mengucek kedua matanya. Aletta memang dibiasakan bangun sepagi ini untuk belajar sholat subuh bersama Regha.
"Hush, Ale ngomongnya sok tua banget. Pacar, pacar." Regha kemudian mengangkat Aletta ke dalam gendongannya.
Aletta yang digendong pun mengalungkan tangannya pada leher Regha, seraya tersenyum dengan mata yang memancarkan binar kebahagiaan.
"Abang, pacal abang ngga cekolah?" Tanya Aletta sambil menoel hidung mancung Regha dengan jari telunjuk mungilnya.
"Pacar abang lagi sakit, ngga boleh sekolah. Ale jagain kak Acha buat Abang, mau kan?"
Dengan wajah polosnya, Aletta mengangguk. "Jadi nama kakak itu, Kak Acha?"
"Iya, itu Kak Acha. Punyanya Abang Egha." Kata Regha sambil membawa Aletta keluar dari kamar, agar suara obrolannya dengan Aletta tak membangunkan Ata.
••••
Ata menggeliat malas di atas kasur. Matanya yang masih membengkak, perlahan mengerjap, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Setelah kesadarannya benar-benar terkumpul, Ata merubah posisi tidurannya menjadi posisi duduk, setelah itu mata Ata pun meliar ke sekeliling kamar.
Tiba-tiba pandangan Ata jatuh pada sosok pemuda berseragam putih abu-abu yang sedang memunggunginya.
"Regha?" Panggil Ata dengan suara parau, khas bangun tidurnya.
Saat yang dipanggil berbalik badan, Ata langsung berteriak kaget. "Aarrggghh!!!!!"
Sontak, pemuda yang baru saja berbalik badan itu ikut berteriak.
"Lo siapa?!!!"
"Lo yang siapa?! Ini rumah gue!"
Tak lama pintu kamar terbuka dan masuklah Regha, Aliya--mama Regha-- bersama Aletta di gendongannya dengan wajah yang menyiratkan rasa ingin tahu insiden apa yang sedang terjadi sehingga membuat Ata dan pemuda yang satu ini sama-sama berteriak.
"Regha, dia siapa?! Kenapa dia ada di dalam kamar lo?" Tanya Ata seraya beranjak dari kasur dan bergelayut di lengan Regha secara spontan.
"Dia Gellar, sepupu gue." Jawab Regha sembari menepuk puncak kepala Ata. Pandangan Regha beralih pada pemuda--Gellar-- yang sedang menatapnya dengan pandangan heran. "Lo ngapain masuk ke kamar gue tanpa izin?"
"Biasanya juga ngga pake izin dulu ke lo. Gue nyari parfum, parfum gue abis." Jawab Gellar sambil mengangkat dan menggoyangkan sebotol parfum yang sedang berada di tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Di Atas Samudera ✔
Teen Fiction🌻SUDAH DITERBITKAN & CHAPTER MASIH LENGKAP🌻 [[ NGGA TERIMA PROMOTE DI KOLOM KOMENTAR ]] "Apa sih arti gue buat lo?" Tanya gadis bermata hazel itu dengan tangan yang sudah mengepal geram, siap melayangkan tinju pada pemuda yang sedang berdiri dihad...