Saat Semuanya Berawal

118 4 0
                                    

1980. Pada saat itu umurku 14 tahun dan nenekku berumur 68 tahun. Nama panggilanku yaitu Mard.Aku sering membantu nenek memetik hasil panen kebunnya. Nenek sangat suka buah pink mountain berry, ia selalu memakannya setelah sarapan pagi, itu merupakan kegiatan rutin yang dilakukan nenek, sampai sampai aku harus mengambil cadangan berry di gudang jika saat pagi nenek kehabisan berry nya.

Pagi itu merupakan waktu bermain dengan Reina. Dia sudah menunggu di tempat berkumpul kami, yaitu tempat dengan sofa berbentuk U dan trampolin didepannya. Disana kita sering menghabiskan waktu bersama.

"MARD!" teriak Reina yang kesal sudah menunggu lama.
"Iya rei" sahutku pelan dengan muka malas. Aku menghampiri nya dan memberi tahu keterlambatanku.
"Tadi aku disuruh nenek ke rumah paman Sam dulu." ucapku.
Paman Sam sudah seperti pamanku sendiri, dia begitu baik kepadaku. Dia sering mengajakku memancing di danau, jika beruntung aku pun sering diajak bersama nya ke pusat kota, Salzburg.

"Alasan aja kamu mard" ketus Reina yang kesal.
"Kamu mau ikut ga festival di desa besok?" sambung Reina dengan semangat.
"Festival apa?" jawabku dengan malas.
"Festival Birdman" ujar Reina makin semangat.

Festival Birdman adalah festival yang diselenggarakan 1 tahun sekali oleh desa kami. Festival yang dilakukan dengan cara terjun dari tebing dengan menggunakan sayap buatan melintasi danau hallstatter. Festival ini juga menyajikan berbagai wisata kuliner dari penduduk desa.

"Malas rein, aku ingin tidur saja" ujarku dengan pelan.
"Ayolah mard, kapan lagi kita bisa terbang tau!" teriak Reina tanpa putus asa mengajakku.
"Tidak usah teriak rein, aku juga dengar" kataku.
"Yasudah aku akan ikut besok, tapi asalkan jangan terlalu pagi berangkatnya" kataku dengan tegas
"Siap mard" ujar Reina dengan gembira.

Reina pun tampak senang sekali, dia melompat-lompat di trampolin dan mengatakan berkali kali bahwa dia tidak sabar dengan hari esok. Aku pun cuma meng'iya'kan saja.

Tidak lama kemudian, Reina pun pamit untuk membantu ayah nya mengurus peternakan. Aku pun kembali ke rumah.

Malam harinya. Aku menatap semesta, malam itu semesta amat indah, dibubuhi milyaran bintang dan dihiasi galaksi. Banyak pertanyaan yang muncul dibenakku, tapi pertanyaan yang satu ini,

Apa yang akan terjadi esok hari?

Universe DecisionWhere stories live. Discover now