Part XV - Vica's POV

1.1K 77 0
                                    

Happy reading!

*****

Aku sedang tiduran di kasurku memikirkan pernikahanku. Dua hari lagi adalah hari pernikahanku dengan Kim. Aku tidak menyangka akan menikah secepat ini, apalagi dengan Kim. Mungkin kalau dari dulu Kim mengaku mecintaiku, kami pasti akan menjalin hubungan, atau mungkin tidak?

"Dek, ada Maulvi di depan" Keisha, kakak perempuanku memanggilku di luar kamar.

Aku mengerutkan dahi, Maulvi ngapain ke sini?

Aku duduk dan bersandar di kepala tempat tidur. "Suruh masuk aja" jawabku

"Small?" panggil Maulvi di depan pintu

"Hai. Masuk sini" suruhku

Maulvi menutup pintu kamarku. Lalu berjalan ke arahku.

"Ada apa?" tanyaku

"Gapapa" Maulvi duduk di sampingku.

"Serius? Muka lo kayak mau ngomong sesuatu" ujarku

Ku lihat dia menghela napas. "Lo ngundang Niana ke nikahan lo?" tanyanya.

Niana atau biasanya di panggil Ana atau Nia, adalah mantan Mou, aku biasa memanggil Maulvi dengan panggilan itu. Mereka baru putus sekitar tiga bulan yang lalu. Maulvi cerita padaku, mereka putus karena Nia ga tahan dengan sifat cuek Mou. Tapi aku dan anak-anak tau kalau Mou masih cinta sangat cinta malah dengan Nia.

"Iyalah. Dia kan teman gue" jawabku

Maulvi mengangguk.

"Lo ada masalah sama Nia ya?" tanyaku menatapnya penasaran.

"Dia ga mau ke Bali bareng gue" ujarnya

"Kenapa?" tanyaku

Maulvi mengangkat kedua bahunya. "Ga tau. Dia masih marah sama gue ya?" Maulvi menatapku.

"Ya mana gue tau" jawabku

"Dia ga cerita apa-apa ke lo?" tanyanya

Aku menggeleng. "Dia cuma cerita kalau dia lagi deket sama teman kantornya. Lebih tepatnya temannya ngedekatin dia"

"Serius? Siapa?" Maulvi menatapku tajam.

"Dia ga ngasih tau namanya." jawabku

"Nia beneran ga mau balikkan sama gue ya Small?" tanyanya lirih

"Gue ga tau" balasku singkat

"Lo dari tadi jawabnya ga tau terus" Maulvi mendengus.

"Emang beneran ga tau." jawabku

"Sama Demi atau Dahlia dia juga ga cerita?" tanyanya

"Engga. Setiap kita ngebahas lo, atau hubungan kalian dulu, dia selalu menghindar" ujarku

Maulvi terdiam.

"Lo masih cinta sama dia Mou?" tanyaku. Padahal aku sudah tau jawabannya.

"Ya" jawabnya singkat.

"Lo udah coba deketin dia lagi?"

"Udah. Bahkan gue masih sering jemput dia di kantor" ujarnya

Aku menatapnya. "Dia mau lo jemput?" tanyaku

Maulvi menggeleng. "Dia selalu nolak dan bilang dia bawa mobil sendiri"

Aku terdiam.

"Gue udah bilang sama dia, gue masih cinta dan mau balik sama dia. Tapi dia diam aja." ujarnya

"Mungkin dia masih sakit hati sama lo. Atau dia takut lo ngulangin kesalahan yang sama." ujarku

"Kesalahan apa?" tanyanya bingung

"Lo benaran nanya kesalahan lo apa Mou?" tanyaku sinis

Maulvi menatapku lalu mengangguk.

"Okay. Pertama lo ga pernah perhatian sama dia, kedua lo ga pernah ada waktu buat dia, ketiga lo terlalu cuek Mou" jelasku

Kulihat Maulvi terdiam, memikirkan ucapanku. Sebenarnya Niana sering cerita padaku tentang Maulvi. Nia yang sebenarnya belum bisa moveon, tapi takut untuk balikkan dengan Maulvi. Takut kalau dia balik lagi, Maulvi kembali cuek lagi sama dia.

"Gue ga sadar kalau gue terlalu cuek Small" ujar Maulvi

Aku menghela napas. "Ana ngerti lo sibuk, tapi lo juga harus ngebagi waktu lo Mou."

"Gue janji kalau dia mau balik sama gue, gue bakal berubah"

"Benaran lo?" tanyaku

"Iya" jawabnya

"Dia ga minta apa-apa, cuma satu yang dia minta, waktu lo sehari dalam seminggu di habiskan sama dia. Just it." ujarku

"Ya gue akan luangkan waktu gue sehari buat dia" ujarnya

Aku mengangguk.

"Lo mau bantu gue kan Small?" Maulvi menatapku memohon.

"Bantu apa?"

"Lo bantuin gue yakinin dia buat balikan lagi sama gue" pintanya

Aku mengangguk. "Tapi gue ga janji ya"

"Ya. Seenggaknya lo bisa bilang ke Ana gue akan berubah"

"Okay" jawabku singkat

"Thanks Small" Maulvi tersenyum.

"Tapi lo janji jangan kayak kemarin lagi"

"Iya. Janji"

Aku tersenyum. "Harusnya kan yang galau gue bukan lo" candaku

Maulvi menatapku bingung.

"Kan gue yang mau nikah lusa Mou"

"Oh iya. Ngomong-ngomong lo berangkat jam berapa Small?" tanyanya

"Nanti jam dua" jawabku

"Gue nanti sore sama anak-anak, sama Kim juga" ujarnya

Aku menangguk. "Lo ga kerja?"

Maulvi menggeleng.

"Nanti malam mau pesta bujang" ujarnya

Aku menatapnya tajam. "Ada cewe telanjangnya?" tanyaku

Maulvi tertawa.

"Mou! Jawab gue jangan ketawa!"

"Kenapa? Lo takut Kim liat cewe lain ya?" godanya

"Engga" elakku

"Ngaku aja lagi"

"Gue nanya serius! Ada apa engga?"

"Engga. Paling cuma minum-minum doang" ujarnya

Aku menghela napas lega.

"Tapi ga tau deh Devon" Maulvi menyeringai.

"Lo ngeselin!" Aku melemparnya pake bantal.

Dia tertawa. Aku berdiri.

"Mau ke mana lo?" tanyanya bingung

"Mandi" jawabku singkat

"Lo daritadi belum mandi?" tanyanya. Yang ku jawab dengan gelengan.

"Gue anter lo ke bandara ya nanti?"

"Okay." jawabku berlalu ke kamar mandi.

TBC

*****

Thankyou for reading. Please vote and comment😁

Falling Love With Best FriendWhere stories live. Discover now