02

5.3K 403 15
                                    

Pagi hari kedua setelah kedatangan Taehyung, lelaki manis itu menyiapkan sarapan, masih terlalu pagi memang untuk Jungkook bangun. Taehyung baru saja menutup telpon dari orang tuanya di Busan.

Dia menghela nafas dan tersenyum kecil, air putih ditangannya menampakkan wajah cantiknya. Dia tersenyum pahit. Dia mengulang dan terus mengulang kesalahannya.

Sepasang lengan kekar memeluk pinggangnya, sedang lehernya di ciumi oleh si pemilik lengan hangat itu.

"Pagi." Sapanya agak serak. Dia membalik tubuh sang kakak, dan mengangkatnya agar terduduk di meja. Wajah tampannya selalu bisa membuat Taehyung berdebar. Jungkook menarik lengan Taehyung memeluk lehernya, Taehyung mengalungkan kakinya pada pinggang Jungkook.

"Pagi juga."

Jungkook mencium Taehyung pelan, melumatnya, dan sedikit menggigitnya, giginya sedikit menarik bibir bawah Taehyung saat ciuman itu berakhir.

"Aku mencari kaosku, dan ternyata kau yang memakainya." Jungkook mencium hidung Taehyung gemas. Kaos itu kebesaran ditubuh ramping sang kakak. Jungkook sendiri hanya menggunakan celana jeasnya, menunjukkan tubuh atletisnya.

Oh- Taehyung agak merona.

"Kau sudah sering melihatnya sayang.."

"Jungkook-ah, berhenti menggodaku, cepat mandi dan sarapan."

Taehyung mencium Jungkook sebentar. Mata kelam Jungkook menunjukkan kebahagiaan yang begitu luar biasa. Taehyung mana sanggup menghancurkan kebahagiaan itu.

Maafkan aku ayah, ibu.

"Aku mencintaimu, Jeon Taehyung."

"Aku tahu."

____

Taehyung berusaha menahan tawanya di dalam mobil, yeah, Jungkook dan dirinya akan pergi ke sekolah.

"Tertawa saja, maka kita tidak akan pergi sekolah." Taehyung buru-buru mengulum bibirnya barulah dia buka suara.

"Kenapa kau marah? Kita akan sering bertemu bukan? Apa jangan-jangan kau tidak senang?"

Jungkook melengos, Taehyung dan segala kepolosannya yang kadang hanya dibuat-buat agar Jungkook kesal atau gemas.

"Tapi.."

"Apa? Jangan-jangan.. kamu punya pacar ya?"

CKITTTT

Jungkook segera menepikan mobilnya dipinggir jalan. Taehyung bergumam 'ups'.

"Katakan lagi?" Jungkook mendekat.

"Kenapa? Itu wajar saja kalau kamu punya pacar."

Jungkook meraih dagu Taehyung cepat dan menggigit bibir bawah Taehyung dengan gemas, dengan begitu Taehyung akan melenguh dan memberinya jalan untuk melilit lidah nakal itu.

"Hyung adalah pacaraku, milikku."

"Kau marah?"

"Jeon Taehyung..." Geram Jungkook, Taehyung menghela nafas, kemudian mengecup pelan bibir Jungkook, tanpa lumatan, lembut dan tulus. Saat Jungkook akan melahap kembali bibirnya Taehyung mendorong Jungkook pelan.

"Lucu sekali.. kau mengatakan aku milikmu dengan memanggilku 'Jeon' Taehyung."

Jungkook terdiam, dia mengerti, dan bukan hanya dia yang tersakiti, dengan pelan Jungkook meraih Taehyung ke dalam pelukannya.

"Kau memikirkannya lagi."

"Apa ini tidak salah kook?"

"Tidak ada yang salah dalam cinta. Selama kita tidak menggunakannya untuk melakukan kejahatan. Cinta kita murni hyung. Kita hanya ingin memiliki satu sama lain...

... kita tidak bisa hidup tanpa satu sama lain." Taehyung memeluk Jungkook lebih erat sambil berbisik terima kasih beberapa kali. Jungkook mencium pucuk kepala Taehyung.

"Ingat, hyung itu milikku. Jangan pernah meninggalkanku apalagi untuk orang lain."

Taehyung tersenyum. Dari awal dia sudah tahu, Jungkook-nya hanya sedang cemburu karena dia akan menjadi guru di sekolahnya, yang berarti nanti bisa saja dia selingkuh.

Anak ini ada-ada saja.

____

Ini adalah jam istirahat, Jungkook masih ingat saat Taehyung baru saja masuk gerbang sekolah, banyak teriakan bising tertuju pada kakaknya, dan itu kebanyakan dari kakak kelasnya.

Mereka mungkin mengira Taehyung adalah murid baru, dan skenario terbaiknya adalah Taehyung adalah adik manisnya yang akan pindah ke sekolahnya.

Jungkook menunggu di depan ruang guru.

"Jungkook-ah."

"Hm, apa?"

"Dipanggil lagi? Kau berkelahi lagi?"

Lelaki berambut hitam sama sepertinya, namun tubuhnya lebih pendek, mungkin jauh lebih pendek darinya. Tapi Jungkook tak mengindahkan, dia buru-buru membantu Taehyung yang membawa cukup banyak tumpukan buku.

"Ah! Halo ssaem, aku Jimin, Park Jimin. Tadi ssaem masuk ke kelasku." Jimin memasang senyum semanis mungkin, dan Taehyung juga membalasnya dengan senyuman tak kalah manis, terlalu manis malah, membuat Jungkook berdecih pelan.

"Sekelas dengan Jungkook, betul?"

"Iya.. apa Jungkook berbuat masalah lagi ssaem?" Taehyung tertawa sedang Jungkook menggeplak kepala Jimin, membuat lelaki pendek itu mendelik sambil komat-kamit tanpa suara.

"Tidak tidak, dia sedang menungguku, ya kan?"

"Ayo makan, hyung."

"Ah, aku iri sekali." Jungkook pura-pura tak mendengar, dia menarik lengan Taehyung dengan salah satu lengannya yang bebas.

"Tunggu, tunggu. Jimin, panggil aku hyung saja jika diluar kelas. Dan .. tolong jaga Jungkook yah?"

"Hyung!"

"Ah.. baiklah hyung, itu masalah kecil."

Taehyung kembali tertawa namun kini dia sudah diseret oleh Jungkook, lelaki tampan itu menekuk wajahnya sebal.

Apa-apaan.

"Baguslah, ternyata kau memiliki teman juga, aku tidak usah terlalu khawatir sekarang." Sambut Taehyung saat Jungkook sudah menaruh beberapa bukunya ke dalam mobil, lelaki itu baru saja kembali dari parkiran.

"Hm, mungkin cuma dia yang aku percaya."

"Ouh.. apa-apaan ini, membuatku cemburu saja."
Jungkook menarik sebelah alisnya.

"Katakan lagi?"

"Hm?"

"Cemburu? Hyung cemburu?" Taehyung mengedipkan mata polosnya, lalu terkikik.

"Kau terlihat sangat berharap sekali." Jungkook malah mengurung Taehyung di dinding, ucapkan selamat pada mulut manismu Tae.

Kecup.

"Banyak orang, sayang." Taehyung memperbaiki rambut Jungkook yang sedikit menutupi wajahnya.

Kecup lagi.

"Kau ingin aku dipecat dihari pertama bekerja hm?" Jungkook tertawa jenaka, puas rasanya.

"Dasar pendendam." Keluh Taehyung, Jungkook masih tak membuka suara, dia memang lebih banyak diam, tapi Taehyung yang cerewet sangat cocok untuknya. Namun tiba-tiba Taehyung berhenti melangkah, dan menoleh ke belakang.

"Ada ap-" -Cuppp

Taehyung tertawa dan langsung melarikan diri.

"Dasar.." Bisik Jungkook tersenyum lembut.  Taehyung tampak mematung di depan mading, tak cuma dia, namun ada dua atau tiga anak disampingnya, terpaku dan sesekali melirik pada Taehyung.

Saku Jungkook bergetar, langkahnya terhenti, ada sebuah pesan masuk.

"Masih tidak mau membalas pesanku? Kau kira aku hanya bercanda? Lihatlah ke mading sekarang."

Brengsek.

____

TBC

Miss YouWhere stories live. Discover now