BAB I : Siapa?

629 127 89
                                    

Delia’s POV


Di luar, angkasa kini menggelap bagaikan kulit lebam yang dihujam oleh butiran kecil berwarna putih.

Beberapa pasang tangan telah sibuk saling menggesek satu sama lain, entah itu untuk menghangatkan tubuh pemiliknya atau hanya sekedar akting belaka.

Diantara padatnya penumpang kereta, di dekat pintu masuk terlihat sekumpulan gadis yang tengah menata wajah dan rambut mereka dengan berbagai warna yang mencolok bagaikan personil girlband aliran rock yang sangat terkenal saat zaman 80-an.

Salah satu gadis bersurai pink fanta yang sengaja diikat tak beraturan bagaikan medusa tertawa sangat keras dan berhasil membuat seluruh penumpang menoleh kepadanya.

Ckck. Dasar manusia tak tau sopan santun, apa mereka tak tau yang namanya menjaga sikap di tempat umum seperti ini?

Sungguh memalukan.

Batinku kesal.

Hampir saja aku melambungkan perkataan sinis kepada sekumpulan orang bodoh itu. Untungnya diri ini sadar bahwa setiap gerakan yang ku perbuat, keadaan yang ku alami, dan apa yang ku rasakan seolah-olah disorot oleh milyaran pasang mata layaknya berada di dalam serial drama.



Ya, aku adalah tokoh utama dalam cerita, Delia.

Protagonis atau antagonis?

Entahlah... aku bahkan tak tau mana posisi yang pas untuk menjadi gelarku saat ini.

Tak selamannya tokoh utama adalah tokoh protagonis bukan?

Sayangnya, untuk saat ini mau tak mau gadis konglomerat sepertiku harus bermigrasi ke kota terpencil karena membuat sebuah kesalahan kecil di tengah kesibukan para bangsawan untuk meninggikan nama baik kerajaan.

Tak jarang kami akan dijodohkan sekedar untuk memperbaiki hubungan antar kerajaan, belajar di sekolah kerajaan selama 10 jam non-stop agar berhasil menjadi penerus sang raja dalam perebutan tahta, atau bahkan melatih kemampuan bertarung agar menjadi ksatria sekaligus putri kerajaan.

Aneh?

Ya, kerajaan kami memang seperti itu...

Kaum Hawa yang seharusnya dijaga bak berlian terpaksa harus turun ke lapangan di bawah terik matahari agar lolos dalam ujian pertarungan dan masuk ke dalam anggota keluarga kerajaan yang sah.
Sungguh ironi diatas ironi.


                                 ***
  
“Kamar standarnya, tarifnya berapa yah?”
 



“20.000 grill setiap bulannya nona” ujar wanita dewasa yang sepertinya pemilik peginapan ini.



“Wah.. cukup murah rupanya. Aku pesan satu kamar standarnya saja, um.. tante?”



Wanita itu menatap gadis yang ada dihadapannya sambil menyunggingkan senyum tipis yang lembut... “Panggil saja Bu Eli”

Truth or Death?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang