K.V

3.3K 366 77
                                    

"Aku ingin.. melihatnya."

______________________________________

"Mengerikan."

"Iya, wajahmu."

Park Jimin, 18 tahun, dan Kim Taehyung pembicara kedua yang belum diyakini bahwa dia seumuran dengan Jimin.

Dilihat dari ketidak beresannya makan, berantakan, wajah manis dan menggemaskan, dan caranya meminum dari sedotan yang terlihat kebocahan.

"Hentikan itu." Jimin mendelik. Taehyung hanya mendesah tak semangat.

"Kau pasti frustasi belum bertemu dengan Jungkook? Ah, aku ingat bagaimana kau merengek kemarin."

"Bukan itu, bodoh."

Jimin meraih sedotan menjauh dari bibir Taehyung yang menekuk tak bersemangat. Dan meminum semuanya hingga habis.

"Ah itu.. minumanku, Jim." Desah Taehyung dramatis.

Jimin cuma nyengir. Manis juga bekas bibir Taehyung.

"Taehyung!"

Taehyung sibuk tiduran diatas tumpukan lengannya.

"Hmm.. aku sedang tidak selera-"

"Itu Jungkook!"

Taehyung reflek mengadah, astaga benar, itu Jungkook. Lelaki pujaannya yang tinggi dan tampan, jangan lupakan rambut hitam dan manik hitamnya yang..

Menatap ke arahnya.

Sial.
Bagaimana ini?

Kenapa bagaimana?

Ya biasa saja. Tapi tidak bisa sepertinya, lelaki dengan rambut coklat gelap itu panik bukan kepalang.

"Ak-aku harus pergi! Sampai ketemu Jim!"

"Eh apa? Bisa bisanya! Itu Jungkook loh!" Taehyung sudah lari keluar dari kantin. Jimin hanya menganga, bukannya kemarin Taehyung gila karena rindu Jungkook yang selama ini dia taksir diam-diam?

Kok lari?

______________________________________
Hari ke 2 setelah kejadian kecil itu.

Dan Jimin makin jelas tahu bahwa Taehyung sedang menghindari Jungkook.
Itu bagaikan rotasi 360 derajat, dulu bahkan Taehyung selalu membuntuti kemanapun Jungkook pergi, tapi sekarang dia lebih rajin sembunyi dan melatih otot betisnya untuk olahraga lari disepanjang koridor sekolah setiap tidak sengaja berpapasan dengan Jungkook.

Taehyung telat 15 menit, 20 detik, 33 secon. Jadi dia tidak bisa ikut pelajaran, saat waktu istirahat datang dia segera masuk kelas dan mendelik pada Jimin.

"Kau yang tidak bisa dihubungi, bodoh. Mana ponselmu Tae? Ini sudah dua hari aku tidak bisa menghubungimu."

"Ponselku rusak."

"Apa? Bagaimana bisa?"

"Bisalah, kau kira ponsel tidak bisa rusak- awww Jimmm!!"

Jimin mengapit hidung Taehyung gemas.

"Sopan sedikit sayang. Aku lebih tua 78 hari darimu."

What the..

"Oke! Oke!" Taehyung bernafas lega, tapi kembali menarik nafas saat diambang pintu ada sosok yang selama ini sudah dia hindari.

Asdfghj- Jeon- asdfghj- Jungkook.

"Tidak usah lari lagi."

Datar, suara datar favoritenya. Jimin tertawa melihat Taehyung menciut.
Tidak disangka.
Sungguh, adik kelas tampan-nya kini berdiri kokoh didepan pintu. Dengan jahatnya Jimin meninggalkan Jungkook dan Taehyung sendirian di dalam kelas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 28, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MessageWhere stories live. Discover now