01 Hari Pertama (1)

3.3K 213 9
                                    

Author’s POV

Hari ini adalah hari pertama semester baru di kelas yang baru juga. Dengan rapi, gadis yang kerap disapa Marie ini berkaca di depan cermin dan mendapati dirinya sudah siap untuk berangkat. Ia keluar dari kamarnya dan mulai berjalan ke bawah untuk menemui pamannya, Graham dan isterinya Adelia. Walaupun keduanya bukanlah orang tua kandung Marie, namun Marie sudah menganggap mereka sebagai orang tuanya yang sebelumnya sudah meninggal karena kecelakaan.

Hanya dirinya sendiri yang selamat di kecelakaan maut itu. Hingga saat ini, hal itu masih berbekas di batinnya. Hal ini terbukti dari ketakutannya dengan api karena pada saat itu mobil yang dikendarai kedua orang tuanya meledak setelah ia dibantu ibunya untuk keluar dari mobil tersebut.

“Pagi pa, ma…” ujarnya sembari menarik kursi untuknya duduk bersama dengan kedua paman dan bibinya ini. Graham dan Adelia hingga saat ini belum dikaruniai keturunan. Ketika ia mendengar kematian kedua orang tua Marie, mereka mengajukan diri untuk mengadopsi Marie karena rasa iba mereka dan keinginan mereka untuk menjadi orang tua seutuhnya.

“Pagi…” ujar Adelia yang sedang membuat selai di roti yang sudah ia siapkan untuk suami dan Marie. Adelia mengoles roti terakhirnya dan kemudian ia duduk di samping Marie yang mana ia juga duduk tepat di depan suaminya.

“Hari ini hari pertama kamu di kelas 12 kan?” tanya Graham yang diangguki oleh gadis itu,

“Iya benar…” ujarnya sambil mengangguk dan meminum susunya,

“Tidak terasa ya… bentar lagi kamu udah lulus aja,” ujar Adelia kepada Marie yang tersenyum kepadanya,

“Kamu ada berniat untuk kuliah ke luar kota? Atau kamu mau kuliah ke Singapore? Singapore sama Batam kan dekat,” ujar Graham yang sebenarnya berharap jika Marie melanjutkan pendidikannya ke universitas ternama. Harapannya ini bukanlah tanpa alasan, selain ia ingin yang terbaik untuk Marie, ia juga ingin Marie mempertimbangkan kembali keinginannya yang kerja setelah sekolah daripada berkuliah,

“Aku tidak berminat untuk kuliah, pa… aku ingin langsung kerja,” ujar gadis itu sembari menggelengkan kepalanya. Lagi dan lagi Graham hanya bisa menghela napasnya,

“Mau kerja dimana kamu kalau kamu hanya lulusan SMA? Pikirkan lagi, Marie, jangan sia-siakan kepintaran mu itu. Bahkan jika kamu mau kuliah sampai S3, Papa akan dukung kamu,” ujarnya sebelum dia memakan makanannya,

“Iya benar, Marie… pikirkanlah lagi, nak… sayang sekali jika kamu langsung bekerja begitu… setidaknya kamu bisa bangun relasi dari sejak kamu berkuliah dengan mengikuti kegiatan organisasi dan lain-lain…” timpal Adelia kepada Marie.

Ini pertama kalinya Graham dan Marie menjelaskan maksud mereka yang selama ini melarang gadis itu untuk langsung bekerja tanpa berkuliah. Ia pikir ada benarnya juga jika ia mengikuti saran dari kedua orang tuanya. Gadis itu terdiam sejenak, sebelum akhirnya ia mengangguk,

“Baik, pa… ma… Marie akan coba pertimbangkan lagi,” ujar gadis yang bernama lengkah Mariela Kusuma ini. Mendengar hal itu, kedua suami istri itu merasa lega, setidaknya kali ini Marie mendengarkan perkataan mereka mengenai masalah ini. Selama ini mereka melarang tanpa memberitahu alasan mereka dengan jelas dan lengkap, namun kali ini mereka melakukannya supaya Marie mengerti jika mereka ingin yang terbaik untuk Marie,

Namun Marie sendiri, ia merasa ia harus segera melepaskan dirinya dari kedua orang tuanya. Ia tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya dan hidup menurut pendapatannya sendiri. Selama ini ia merasa berhutang budi dengan kedua orang tua angkatnya yang selalu menyayanginya seperti anak mereka sendiri.

ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang