Chapter 6

20K 1.5K 118
                                    

Megan menutup matanya seraya mengangkat kedua tangannya ke udara. Membiarkan dirinya melayang jatuh kebawah.

Dari sisi yang lain, dimana yang ia tidak tau ada seekor werewolf mengikutinya. Werewolf itu berlari secepat mungkin dan membuka mulutnya tepat saat Megan melemaskan seluruh tubuhnya.

Dia berhasil menangkap tangan Megan. Membuat Megan tertarik ke sisi kiri jurang sampai mereka berdua terjatuh dihamparan rumput pinggiran jurang tersebut.

Megan membuka matanya begitu menyadari tarikan tadi. Ia masih di atas dan bukannya terjatuh. Tangannya terluka mengeluarkan beberapa tetes darah karena gigitan werewolf yang baru saja menarik tangannya.

Werewolf yang baru menolongnya itu berwarna hitam warna hitam berbeda dengan werewolf yang pernah ia temui sebelumnya, ia tidak mengenali siapa werewolf ini dan juga tidak tau apa yang diingankannya.

Werewolf itu masih terbaring tak jauh dari dirinya. Megan dengan hati-hati berjalan mendekati werewolf itu. Begitu menyadari Megan yang berada beberapa jengkal darinya, ia membalas tatapan Megan yang menatapnya dingin.

"Aku tidak butuh bantuanmu."

Kembali Megan melangkahkan kakinya ke pinggir jurang meninggalkan werewolf yang masih terbaring ditempatnya. Ia tidak mengubris darah yang menetes di antara jarinya.

"Tapi sudah menjadi tugas saya menjaga Luna." Balasnya.

"Aku bukan seorang Luna," Megan menundukkan kepalanya mencoba membayangkan apa dibawah sana, "Aku hanya sampah."

"Anda segalanya untuk Alpha Tate. Selama itu.. sudah menjadi tugas saya melindungi Luna," Megan memalingkan kepalanya, werewolf itu sudah merubah wujudnya menjadi seorang lelaki.

"Kau melindungiku?" Megan tertawa lemas, seketika bayangan apa yang baru terjadi padanya kembali muncul. Bagaimana ia berteriak keras dan tidak ada seorangpun mencoba menolongnya.

"Maaf Luna, saya hanya boleh bertindak jika diberikan izin dan sebelumnya yang saya bisa lakukan hanya mengawas keseharian Luna." Ucapnya sopan menundukkan kepalanya didepan Megan.

'Kau tidak bisa menyalahkannya atas apa yang terjadi Meg.'

Megan hanya terdiam mendengar Mel biarpun ia membenarkannya.

"Saya akan mengantar Luna kembali pada Alpha Tate dengan selamat jika itu yang Luna inginkan." Megan tertegun mendengar tawaran lelaki didepannya. Tate, lelaki yang begitu mencintainya dan malaikat penyelamatnya. Ia bahkan tidak pernah terpikir jika Tate akan berlaku sejauh ini.

"Aku tidak bisa bersama Tate, dia orang yang baik. Aku sudah mengambil keputusanku, kau tidak perlu ikut campur." Kata Megan dingin.

"Pikirkanlah lagi Luna. Pikirkan keadaan ibu Luna, saya tau Luna tidak mungkin meninggalkannya keluarga Luna begitu saja.. dan Alpha Tate begitu mencintai anda, dia selalu menanyakan keadaan Luna di pack tanpa ada hari yang terlewatkan."

Ibu.

Ben.

Tate.

Megan memejamkan matanya perlahan menahan air mata yang menyeruak ingin keluar tapi itu malah membuatnya berjatuhan antara celah kecil dimatanya. Mereka orang yang Megan sayangi, Megan baru mengingatnya. Mengingat apa arti keluarga baginya yang sebenarnya dan itu cukup untuk alasannya menundurkan beberapa langkah nenghindari ujung jurang yang curam.

Megan mengangguk pelan. Mungkin tidak ada alasan baginya untuk hidup tapi masih ada alasan untuk bertahan. "Bisakah aku percaya denganmu?."

MercyWhere stories live. Discover now