2.

8.6K 768 146
                                    

Flashback on:

"Minum obatmu dengan teratur dan jangan telat makan. Telepon seseorang jika kau menginginkan sesuatu. Hari ini bibi Jung akan menemanimu, dan eommaku akan datang siang nanti. Aku pergi dulu," Chanyeol mengusap puncak kepala Jinrae sembari melempar senyum tipis sebelum akhirnya berlalu.

Jinrae mengusap kepalanya dengan wajah tidak mengerti. Siapa lelaki itu dan kenapa dia bersikap seperti itu kepadanya?

Dua hari yang lalu Jinrae baru saja siuman. Ia terkejut begitu dokter bilang jika kaki kanannya patah dan ia barusaja menjalani sebuah operasi.

"Patah?Operasi?Memangnya aku kenapa? Aku dimana?,"Jinrae yang bingung terbaring dengan resah dan berusaha mengingat ingat siapa dirinya dan kenapa dia ada disini, di ruangan yang asing dan berhadapan dengan orang orang asing.

Dokter itu bertatapan dengan salah seorang perawat.

"Segera lakukan CT scan."

"Baik dok."

Nyonya Oh tergesa gesa datang ke Rumah Sakit setelah pihak Rumah Sakit itu memberitahu jika ada suatu hal penting yang harus mereka bicarakan.

" Akibat benturan yang keras di kepalanya, Nona Jinrae mengalami amnesia."

Informasi dari dokter itu sontak membuat kepala Nyonya Oh pusing. Wanita itu segera menelepon Chanyeol meminta putranya itu untuk datang ke Rumah Sakit secepat mungkin.

Chanyeol yang sedang memimpin rapat akhirnya undur diri dan setengah berlari masuk ke dalam mobilnya. Pikirannya mulai berkecamuk hebat mengingat ia merasa bersalah atas apa yang ia lakukan terhadap gadis itu.

Nyonya Oh yang duduk di kursi tunggu segera berdiri begitu mendapati Chanyeol muncul dengan wajah yang panik.

"Gadis itu hilang ingatan, dokter mengatakan akan sedikit sulit untuk bisa sembuh, terlebih kakinya itu, dia harus menjalani banyak terapi untuk bisa berjalan kembali."

Chanyeol meremas remas rambutnya dengan frustasi.

"Keluarganya memintamu harus bertanggung jawab pada gadis itu jika kau tak ingin dijebloskan ke dalam penjara. Pihak kita sudah melakukan negoisasi dan mereka bersedia menarik tuntutan jika..."

"Ah baiklah, baiklah, lakukan apa yang mereka inginkan," kata Chanyeol menyerah.

Nyonya Oh menatap Chanyeol dengan mimik wajah iba, wanita itu menepuk nepuk bahu putranya dengan pelan.

"Bagaimana dengan Joy?"

"Joy?"

Mengingat namanya, Chanyeol menjatuhkan tubuhnya di kursi tunggu dan menunduk dalam. Apa yang harus ia lakukan pada gadis itu, gadis yang sudah bertunangan dengannya dua bulan yang lalu. Gadis yang telah mengisi hari harinya dan mencintainya dengan tulus.

"Bicarakan masalah ini dengannya. Aku tahu ini sulit bagi kalian, tapi cobalah diskusikan baik baik dengannya, kuharap ia bisa mengerti."

Chanyeol menatap ujung sepatunya dengan tatapan kosong. Meninggalkan Joy tentu saja sebuah hal yang teramat sulit, namun mengabaikan Jinrae akan membuatnya masuk ke dalam bui. Matipun hanya akan meninggalkan dosa besar. Chanyeol tak memiliki pilihan lain, ia terjebak dalam suatu permasalahan yang rumit.

-

Masih belum memikirkan apa yang harus ia lakukan, Chanyeol berjalan lunglai masuk ke ruangan Jinrae. Ia duduk di sebuah kursi di sisi tempat tidur menatap Jinrae dengan mata yang sayu.

Cinderella with Melon First KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang