-

75 6 2
                                    

Yuhuu... kembali lagi bersama saya Yuu.. dengan lanjutan dari fanfic kemaren... langsung aja, kita mulai...
.
.
HAPPY READING
.
.
And Don't Be Silent ^^
.
.
Aori POV

Aku melangkahkan kaki pergi menjauhi apartemen dan menuju Stasiun Kyoto. Aku lebih memilih pergi menggunakan shinkansen ke Tokyo daripada harus menggunakan supir pribadiku. Kurasa dengan begini aku lebih leluasa dan mengenal luar dalam(?) perjalanan menggunakan shinkansen. Ya, meskipun aku sedikit takut dengan pelecehan seperti di manga-manga yang aku baca T^T. Tapi aku harus tetap pergi karena aku sudah membawa benda kramat yang tidak akan pernah hilang dari tasku (author: mantaps jiwa :v). Benda kramat dibaca Gunting :v
.
"Huh, andai saja Haru-kun mau pergi bersamaku. Aku pasti tidak sendirian begini," batin ku.

Tap... tap... tap...

Etto, ini dimana ya? Aku belum pernah melewati jalan yang ini. Apa aku salah jalan? Ba-bagaimana jika aku memang tersesat? Oh, tidakkk
.

Oke, sepertinya aku tersesat karena salah jalan. Seharusnya aku berbelok ke kanan, tapi aku malah lurus terus... huft -_-

Normal POV

Akhirnya Aori memutar balik jalan yang ditempuhnya, dan tibalah dia di Stasiun Kyoto. Aori langsung bergegas menaiki shinkansen, tapi tiba-tiba saja ada yang mencengkeram pergelangan tangannya. Aori reflek menggenggam gunting di dalam tasnya dan hampir saja ia keluarkan. Yup, hampir saja... tapi itu tidak terjadi karena dia mendengar suara dari orang yang mencengkeram tangannya tadi.

"Aori-san kau ini benar-benar keras kepala ya," ucap seseorang yang terdengar seperti suara pemuda.

Tanpa menengok ke belakang pun Aori sudah tau siapa pemilik suara berat tersebut. Yup, pemuda itu adalah Haruka.

"Eh, Haru-kun. Ke-kenapa kau bisa ada di sini?"

"Huh, aku hanya merasa tidak nyaman karena aku tau kau pasti akan tetap pergi Aori-san"

"Et-etto, gomenasai aku tidak bermaksud untuk pergi ke festival tanpa izin darimu Haru-kun,. Tapi..."

"Tapi?"

"Tapi aku tidak kuat menahan godaan untuk membeli action figur yang limited edition apalagi itu lumayan murah. Kan sayang kalo aku tidak memilikinya"

"Hmm... terserah kau saja Aori-san, tapi aku juga akan ikut untuk jaga-jaga kalau terjadi apa-apa denganmu. Bu-bukannya aku peduli denganmu, hanya saja aku tidak mau kau diganggu orang lain selain diriku" jawab Haruka dengan muka yang sedikit merona.

"Hee!? Arigatou Haru-kun" balas Aori dengan senyum yang merekah di wajahnya.

Akhirnya, mereka pergi ke Festival Shinam berdua, dengan menggunakan shinkansen. Selama perjalanan mereka saling ngobrol dan diselingi dengan beberapa canda tawa, dan tentu saja ekspresi datar milik Haruka.

"Pemberhentian berikutnya Tokyo, sekali lagi pemberhentian berikutnya Tokyo"

Setelah mendengar pemberitahuan tersebut Aori dan Haruka bergegas menuju pintu keluar sebelum ramai diserbu oleh ribuan manusia, baik yang keluar maupun masuk ke dalam shinkansen.

Selanjutnya, mereka berjalan menuju SMA Shinam dengan ceria *ralat yang ceria cuma Aori doang, Haruka mah cuma masang ekspresi datar -_-.

Saking(?) cerianya, Aori tidak menyadari bahwa dari tadi ia diawasi oleh beberapa pasang mata. Namun lain halnya dengan Haruka, ia telah mengetahui dari tadi bahwa ada yang mengamati Aori diam-diam.
.
.
.
.
.
.

Jrengg, kira-kira yang nguntitin Aori sama Haruka siapa ya? Hayoo, siapa?..
Hehehe, temukan kelanjutannya di chap selanjutnya...

Jaa ne

TearsWhere stories live. Discover now