Chapter 9

305 18 1
                                    

***

Nana merasa rikuh berada di tempat yang bergema dengan musik hip-hop.

"Kenapa kau mengajakku ke sini?"

"Apa?"

"Kenapa kau membawaku ke sini. Aku tidak suka."

Chanyeol tersenyum lebar. "Kita bersenang-senang."

"Kau bergurau?!" Nana melihat-lihat tempat yang ia pijak sekarang. "Kita bisa pergi ke kafe atau ke kedai yang ada di pinggir jalan. Demi Tuhan, aku benci yang berbau alkohol."

Chanyeol menghentak-hentakkan kepalanya mengikuti irama musik, badannya mulai ikut bergoyang. Tidak mempedulikan keluhan Nana. Saat itu, seorang bartender yang berpenampilan cuek dengan bandana merah di kepalanya menyapa Chanyeol. "Mau pesan minum apa?"

"Seperti biasa."

Bartender itu melirik Nana "Kekasih baru lagi, hyung?"

Chanyeol merangkul pundak Nana sok akrab. "Ne. Namanya Nana, wanitaku. Cantik, bukan?"

Nana mendorong Chanyeol jauh-jauh, "Jangan menyentuhku."

Kai tersenyum. "Kurasa dia terpaksa menerimamu, hyung"

Chanyeol pun kesal. "Aish, minumanku?"

.

~

.

"Bisakah kau berhenti datang ke sekolahku?" bentak Nana ketika ia merasa sudah terlalu jauh membawa Chanyeol. "Apa kau benar-benar ingin mengejar Lizzy? Apa yang harus kulakukan agar kau berhenti mengganggunya dan juga aku?"

"Uhm.. Mungkin bisa saja aku berhenti mengganggunya, tapi tidak mungkin denganmu. Aku ingin kau mau menjadi kekasihku? Eotte?"

"Mwo?" Nana meliriknya tidak percaya. Tanpa ia sadari dan tanpa ia ketahui; "Apa hanya itu? Hha, joah, aku akan menjadi kekasihmu. Tapi berjanjilah padaku, bahwa kau tidak akan mendekati Lizzy lagi."

Chanyeol menjetikkan jarinya. "Aratsseo. Detik Ini hingga seterusnya kau menjadi kekasihku." Ia melirik Nana dan mengedipkan matanya dengan tersenyum kemenangan.

Nana melihatnya hanya mencibir dan menggerutu "Kau memanfaatkanku. Tsk,"

Senyum Chanyeol seketika memudar.

Benar, aku memanfaatkanmu.

.

~

.

"Uhm, apa dia selalu ke sini setiap malam?" tanya Nana pada Kai.

Kai hanya melirik Chanyeol dengan senyum yang menandakan 'iya'.

"Sudah ku duga, aigoo." Nana melirik Chanyeol dengan geli.

Kai tertawa sambil memberi mereka dua gelas minuman-beralkohol.

"Aku tidak minum."

"Minum segelas tak ada salahnya. Kau pasti sedang banyak pikiran, 'kan? Aku tahu. ini minum sedikit saja,"

Chanyeol mengambil gelasnya dan menghabiskan minuman itu dengan sekali teguk. Kegelian Nana terhadapnya benar-benar sudah berada di puncak mual.

Oh, semua pikiran itu gara-gara dirimu. Menyusahkan.

You Don't Know Play Ur Love [Chanyeol Fanfict]Where stories live. Discover now