Ten

2.7K 320 22
                                    

Sudah sepuluh hari!

Tidak ini sudah 10 hari 8 jam, Yeri menunggu.
Dan 10 hari ini fokusnya bekerja sudah tidak benar. "Bodoh kau Kim Yeri!" rutuknya dalam hati.

Yeri duduk di salah saatu kursi panjang yang menjadi tempat menunggu para pasien klinik milik Jin. Entah setan apa yang sudah merasuki tubuhnya, sehingga ia harus sangat merindukan dan menantikan kehadiran Jungkook saat ini? Bodoh? Mungkin itu yang dipikirkan orang orang di sekitarnya, termasuk Hana, Jin dan Seungwan.

Tetapi dari ketiga orang tadi, sepertinya hanya Seungwan yang tidak melarang Yeri untuk bersama Jungkook. Seungwan hanya merutuki Yeri habis habisan saat Yeri menceritakan semua yang terjadi. Tapi hanya Seungwan yang mengatakan, "Kurasa Jungkook memang tulus. Dan ku yakin kau juga menyukainya juga kan? Tidak ada salahnya juga kalian bersama." Dan beberapa detik setelah Seungwan mengatakan itu, ia kembali mengatai Jungkook bajingan keparat, kampret, tidak tau diri dan kata sejenisnya. Entah sebenarnya apa yang ada di pikiran nyonya Min tersebut.

"Yer, kamu ga pulang?" Jin menghampiri Yeri yang sedang duduk, Ia sudah siap dengan mantel dan tas yang ia jingjing di tangan kanannya.

"Oh oppa udah mau pulang, iya aku pulang sebentar lagi." Jawab Yeri dengan senyum yang dipaksakan.

"Ada apa?" Jin duduk bersebelahan dengan Yeri. Sebagai dokter ia tahu, posisi Yeri sedang tidak bahagia. Dan sedang sakit.

Sakit hati maksudnya.

"Jungkook?" Tanya Jin yang hanya di balas tatapan sedih dari Yeri.

"Jadi bener dugaan Hana." Yeri sedikit terkejut mendengarnya, ia terus memandangi Jin, menerpa nerpa maksud perkataannya.
Jin dengan senyum hangatnya kembali menatap Yeri. "Hana liat kamu sama Jungkook, kemarin. Di kamar."

Yeri menunduk malu, wajahnya merah. Ia teringat 10 hari yang lalu. Dimana terakhir kalinya ia dan Jungkook bertemu, dan dimana Jungkook berjanji untuk kembali. Tapi apa? Hingga sekarang ia seperti di telan bumi tanpa kabar sama sekali!

Benar memang Yeri terlalu bodoh mengharapkan lelaki bajingan keparat tidak tau diri itu!

Yeri hanya diam. Diam dengan jutaan pikiran. Apa yang dilakukannya sekarang? Apa ia sudah makan malam? Apa ia sedang bersenang senang dengan gadis lain? Dan Apa ia baik baik saja?
Ia ingin menanyakannya, tapi lidahnya kelu untuk mengatakannya kepada Jin!

"Dia gak baik." Seolah olah bisa membaca pikiran Yeri "Jungkook, dia gak baik baik." Jin menjawab pikiran Yeri.

"Akhir-akhir ini Jungkook mengurung dirinya di kamar. Ibu sudah berkali kali memintanya untuk keluar, tapi ia tetap diam. Kadang juga ia makan makanan yang di bawakan ibu, tapi lebih sering ia tidak memakaannya."

Dadanya sakit, nafasnya berat, matanya memberat mendengar kabar Jungkook saat ini. Benarkah ia se-buruk itu? Lelaki bajingan sepertinya bisa terpuruk!

"Itu karena kami dan Ayah." Lanjutnya dengan nada menyesal. Sekarang Jin yang menundukan kepalanya. Ia mengambil nafas panjang sebelum kembali bercerita.

"Seharusnya tidak ku katakan pada Jungkook, ini salahku. Mungkin ia sangat terpukul ditambah dengan tidak ada kau disisinya."

"Maksud oppa?" Tanya Yeri dengan banjiran air mata yang menghiasi pipinya.

"Dulu sebenarnya kami semua tahu Tzuyu memiliki penyakit, kecuali Jungkook. Dan ia tidak bisa bertahan jika hamil. " Yeri terdiam mencerna perkataan Jin, tangisannya berhenti saat mendengar mendiang seniornya disebut.

"Dan itu kenapa keluarga kami cepat menikahkan mereka. Sebenarnya ayah menikahkan mereka bukan karena kemauan Jungkook dan Tzuyu."

Jin menarik nafasnya panjang, sebelum akhirnya ia memantapkan diri melanjutkan ceritanya.

"Karena ayah tau tentang penyakit Tzuyu, ia memanfaatkannya untuk bisnis gilanya. Ia berencana menikahkan Jungkook dan Tzuyu, agar keluarga mereka dapat bekerja sama di dunia bisnis, dan agar Jungkook dapat memposisikan dirinya menjadi presdir. Ah iya ayah juga berencana akan kembali menikahkan Jungkook dengan anak CEO lainnya, dengan alasan Nayeon yang butuh ibu untuk membesarkannya. Tsk padahal kau tahu sendiri untuk apa!"

Yeri semakin tercengang dengan pernyataan Jin yang benar benar diluar kepalanya. Sekejam itukah dunia bisnis! Sungguh diluar dugaannya, Ayah Jungkook bisa sekejam itu. Memang gila politik!

"Apa Jungkook tahu, maksudku semua niat ayahnya, apa dia tahu dari awal?" Tanya Yeri sembari mengusap air yang mengalir dari hidungnya.

"Tidak! Dia tidak tahu sama sekali. Ia baru tahu kemarin saat kami bertengakar waktu itu, dan aku tidak sengaja menceritakannya."

"Itu sebabnya ia kembali ke Seoul, dan disana ia bertengkar hebat dengan ayah. Dan dengan akhiran Jugkook yang mengurung diri."

Panjang lebar sudah Kim Seokjin bercerita, cerita rumit soal politik yang membingungkan. Ayah Jungkook yang ternyata gila kekuasaan. Heol! Dunia semakin gila karena kekuasaan, uang, ketenaran dan KESERAKAHAN. Yeri kembali berfikir dengan keadaan Jungkook sekarang, apa ia baik baik saja?

TIDAK! Ia yakin Jungkook tidak baik baik saja!

"Oppa aku punya satu permintaan."

"Apa?"

"Bawa aku dan Jaehyun ke Seoul, aku ingin bertemu Jungkook!."
Ucap Yeri mantap. Ia yakin dengan keputusannya sekarang, jika Jungkook yang tidak bisa datang kepadanya, maka ia yang akan datang kepada Jungkook.

"Kurasa Jungkook sangat membutuhkanmu saat ini." Balas Jin dengan senyuman indahnya.

😃😃😃

Tinggal beberapa menit lagi untuk sampai di kota Seoul.
Jaehyun menggeliat terbangun dari tidurnya. Ia memeluk tubuh ibunya yang sedang memangkunya saat ini.

"Eoh, Jaehyun udah bangun. Gimana enak tidurnya?" Sapa Hana yang duduk di kursi depan.

"Hallo Jaehyun, nyenyak banget tidurnya." sahut Jin yang mengemudikan mobil.

"eomma kita mau kemana?" Tanya Jaehyun seraya mengusap matanya.

"Kita mau ketemu papah kamu sayang."

.
.
.
.

Will double update tonight!

To be continued ...

[M]istakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang