Beginning

1.8K 82 0
                                    

Terlihat dari sudut lapangan seorang perempuan berlari menggunakan pakaian training yang sebenarnya terlalu besar ditubuhnya, dengan menggunakan penutup mulut untuk menutupi sebagian wajahnya dan topi untuk menutupi rambutnya semua orang tau jika ia adalah Deva.

Deva atau Cladeva Putri adalah seorang mahasiswa jurusan lempar lembing di Universitas Olahraga Croland, seorang perempuan yang gemuk dan tidak cantik menurut semua orang yang pernah melihatnya.

Walau tidak melihat wajahnya secara keseluruhan tapi hal tersebut sudah dapat ditafsirkan karena Deva selalu memakai penutup mulut untuk menutupinya, dan memakai pakaian kebesaran untuk tubuh besarnya.

"Aku sangat lelah setelah berlatih hari ini" keluh Yunna teman sekamar Deva di asrama

"Aku juga, tapi memang seharusnya kita berlatih lebih keras lagi agar mendapat medali emas untuk jurusan kita" sambung Deva selagi menghapus peluh dikeningnya

Ini sudah tahun kedua mereka tinggal di asrama tapi belum ada seorangpun yang pernah melihat wajah asli Deva, bahkan sahabatnyapun belum pernah dan mereka berpendapat jika Deva terlalu malu untuk menunjukkan wajahnya sehingga mereka memutuskan untuk tidak memaksanya.

Pintu kamar asrama mereka tiba-tiba terbuka dengan kasar, seorang perempuan masuk dengan kaki yang menghentak-hentak.

"Ada apa lagi?" tanya Yunna dengan anda penasaran

"Para lompat indah menjadikan kausku sebagai alas kaki toilet karena kausku berukuran besar" ucap Naya dengan wajah yang memerah, kesialan bagi Naya yang mendapat teman sekamar para atlet lompat indah

"Sudah kubilang kunci lemarimu" ucap Yunna menepuk pelan punggung Naya

Perbedaan signifikan dari jurusan lempar lembing yang berisi perempuan berubuh besar dengan dari jurusan lompat indah yang berisi perempuan bertubuh tinggi dan berat badan tidak mencapai angka 50 kg.

"Sudahlah lagipula nanti sore kita bisa kembali ke rumah" sambung Deva

Hari ini memang hari jumat dan para mahasiswa bisa pulang ke rumah untuk hari sabtu dan minggu lalu kembali ke asrama pada minggu malam atau senin pagi sebelum pelatihan dimulai.

Tidak seperti yang lain yang selalu membawa pulang pakaian mereka, Deva tidak membawa apapun ketika pulang ke rumah.

Deva berjalan sendirian dari asrana menuju gerbang depan kampus untuk mencari kendaraan umum yang lewat.

Pip..pip

Suara klakson mobil mengagetkan Deva hingga terjatuh, seorang laki-laki dari jurusan Renang bersama perempuan dari jurusan lompat indah berada di dalam mobil yang mengagetkan Deva.

"Apakah kau akan memakan habis separuh jalanan hanya untuk tubuh besarmu?" ucap mereka lalu tertawa menghina sebelum pergi

"Apakah kau baik-baik saja?" tanya seorang laki-laki yang menggunakan sepeda sementara membantu Deva berdiri

"Aku tidak apa-apa" ucap Deva menunduk, kakinya keseleo sehingga sangat sakit

Laki-laki itu sepertinya menyadari hal itu, sehingga dengan baiknya dia menawari Deva tumpangan menggunakan sepeda hingga sampai depan kampus.

Awalnya Deva bersikukuh menolak, tapi kakinya tidak bisa menolak.

Kekhawatiran sedikit melanda Angga, laki-laki yang menolong Deva. Dia takut tak kuat mengayuh sepeda dengan adanya Deva yang dapat terlihat jelas dari pakaiannya yaitu bertubuh besar.

Saat Deva duduk ditempat penumpang, Angga merasa ada yang aneh, seperti Deva tidak berat dan menjadi sangat ringan. Apakah karena Deva benar-benar ringan atau Angga yang menjadi sangat kuat? Angga sungguh bingung karena hal tersebut.

Setelah mengantar Deva sampai halte bus depan kampus, Angga tidak langsung berbalik tapi menatap Deva hingga busnya pergi.

Deva sampai di rumah dengan kaki yang pincang.

"Woah, ada apa dengan kakimu noona?" tanya Leo yang langsung membantu Deva berjalan masuk ke dalam rumah

"Aku terjatuh. Apakah Ibu sudah di rumah?" tanya Deva langsung

Leopun langsung berlari ke arah dapur untuk memanggil ibu mereka.

Deva melepas gelungan rambut serta penutup mulut yang selalu dia pakai.

Setelah diobati oleh Ibunya, Deva langsung masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Dia memilih masuk universitas olahraga hanya demi satu orang yang sangat spesial dihidupnya, sayangnya orang itu sudah tidak ada lagi didunia.

Andromeda Prayoga

Sahabat masa kecilnya yang sudah meninggal, Andro adalah orang yang sangat menyukai lempar lembing, hal itu satu-satunya alasan Deva meninggalkan dunia modelingnya dan kompetisi internasional renang sekaligus lompat indahnya hanya untuk menjadi atlet lempar lembing untuk menggantikan posisi sahabatnya yang sudah tiada.

Awalnya Deva tidak ingin menyamar dan berpura-pura menjadi besar seperti sekarang tapi saat mendaftar masuk Deva tidak diterima dan disarankan untuk masuk ke jurusan lompat indah karena tubuhnya yang proposional.

Dan setelah mengikuti Tes dan dinyatakan lulus, Devapun menyamar menjadi perempuan bertubuh besar karena dia tidak  mau menjadi berbeda dari yang lain.

* * *

"Deva kau ingin diantar sayang?" tanya ayah Deva padanya

"Tidak Ayah, aku akan berangkat sendiri" ucap Deva lalu keluar dari rumah

Dia baru kembali ke asrama senin pagi karena tadi malam dia ketiduran.

Saat dia sudah dapat melihat gerbang kampusnya, gerbangnya hampir ditutup sehingga para mahasiswa yang baru saja kembali dari rumah berlari agar bisa masuk tepat waktu. Dari 15 mahasiswa yang berasal dari jurusan berbeda yang berlari hanya Deva yang berhasil masuk tepat waktu, padahal jaraknya yang paling jauh.

"Apakah dia punya kekuatan teleportasi?"

"Kurasa dia tadi yang paling jauh"

"Aku tidak menyangka aku yang dari jurusan lari dikalahkan oleh seorang perempuan yang gemuk seperti dia"

Beberapa mahasiswa lain pun ikut berkomentar tentang lari Deva yang sangat cepat.

"Apakah kakimu sudah baik-baik saja?" tanya Angga yang baru menyesuaikan langkah dengan Deva

"ah, iya kakiku sudah baik-baik saja. Terima kasih atas bantuannya waktu itu" ucap Deva menunduk

"Hey hey, tidak apa-apa. Hhm namaku Angga dari jurusan renang" ucap Angga mengulurkan tangan

"Aku Deva, dari jurusan lempar lembing" balas Deva

"Itu jurusan yang keren, apakah tidak sulit bagi seorang perempuan sepertimu dijurusan itu?" tanya Angga penasaran tanpa unsur penghinaan

"Itu membutuhkan latihan yang banyak" ucap Deva seadanya

Angga tertarik dengan sosok perempuan disampingnya ini, entah apa yang membuatnya begitu menarik dimata seorang Angga yang merupakan atlet level tertinggi dijurusannya.

"Angga ayo latihan" Ajak salah satu teman Angga membuatnya pergi

Sepanjang jalan menuju kolam renang pikiran Angga tertuju hanya pada satu perempuan yaitu Deva, Angga sering mendengar nama Deva karena prestasinya di cabang olahraga lempar lembing juga tak bisa dipandang sebelah mata

"kemana aja kamu tadi? Irene dari tadi disini mencarimu" ucap Bayu

"Oh yah? Aku jogging tadi" ucap Angga dengan santai

"Kenapa kau tak menerima Irene, dia yang terbaik dari jurusan lompat indah" saran Ricco

"Aku tidak menyukainya"ucap Angga cuek

"Lalu siapa yang kau sukai? Deva? si besar dari jurusan lempar lembing? Ayolah! Kau bisa mendapatkan yang lebih baik darinya, seperti Irene"

"Tapi aku tidak tertarik pada Irene. Memangnya apa yang salah dengan Deva? dia baik" bela Angga lalu langsung masuk ke ruang ganti

Deva sedang berjalan menuju kamar asramanya sebelum mengikuti pelatihan paginya.

Secret of BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang