Work Hard

854 64 4
                                    

Seperti biasa Deva melakukan aktivitas kesehariannya setelah bangun tidur yaitu Jogging, sudah 3 hari berturut-turut Deva meningkatkan aktivitas pelatihannya. Dia jogging lebih lama dari biasanya dan mulai berlatih melempar lembing sesudahnya, hal itu agar dia bisa mendapat medali emas di kompetisi akhir bulan.

Sebelum melempar lembing dia harus melakukan pemanasan sehingga otot-otot tubuhnya tidak kaku.

"Ini adalah hari keempatmu, kenapa hanya kamu yang memperbanyak jadwal latihan?" tanya Angga yang entah muncul dari mana

"Ngapain kamu disini?" tanya Deva kaget

"Liatin kamu latihanlah, emang apalagi? Aku selalu duduk disana untuk melihat latihanmu" ucap Angga menunjuk sebuah dahan pohon yang cukup dekat dari tempat latihan Deva yang tersembunyi

"apakah kamu tidak ada kerjaan?" omel Deva

"Ada. Aku masih harus menunggumu untuk mengatakan ya pada pernyataanku beberapa hari yang lalu" ucap Angga serius

"Jawabanku adalah tidak"

"Kalau begitu aku akan selalu mengikutimu sampai jawabanmu berubah menjadi Iya" kukuh Angga

"Kenapa harus aku? Banyak perempuan yang cantik, langsing dan berbakat yang menyukaimu."

"Tapi aku tidak menyukai mereka Deva, yang aku suka kamu. Jadi mau atau tidak aku akan tetap menunggumu"

Devapun menyuekinya dan melanjutkan melempar lembing.

Setelah selesai latihan, Angga terus mengikuti Deva hingga ke depan asrama.

Selama 2 minggu, Angga terus mengikuti Deva walau tetap mendapat kejutekan dari Deva, bukannya malah menjauhi tapi Angga malah lebih tertarik pada Deva yang tidak menyukai pria tampan sepertinya.

Tinggal 2 hari sebelum kompetisi, Deva menjadi lebih giat berlatih sendiri dan Angga selalu menemaninya. Sekarang Deva sudah tidak menyueki Angga lagi atas permintaan Angga yang memohon Deva untuk membiarkan Deva nyaman disekitar Angga.

"Apakah Irene masih mengganggumu?" tanya Angga

"Ya, dia lebih sering menghinaku dan lebih membenciku sekarang" Jawab Deva sarkastik

"Apakah kau baik saja?"

"Ya. Ada saatnya dia akan memakan semua omongannya sendiri" ucap Deva kesal

"Kau terlihat sangat menggemaskan ketika sedang kesal" goda Angga dan mendapat pukulan dari Deva dilengannya

"jadi bagaimana jawabanmu soal pernyataanku padamu beberapa minggu lalu? Ayolah apakah kamu masih belum menyukaiku? sedikit saja"

"Aku akan menjawab tidak jika aku kalah dalam pertandingan dan jika aku menang aku akan menjawab sebaliknya, bagaimana?"

"Aku yakin kamu akan menang, semoga saja kamu menang"

Angga terus merapalkan kemenangan Deva dalam hati, entah apa yang dirasakan Angga saat ini tapi dia sangat ingin berkencan dengan Deva. Walau banyak orang mengecamnya, karena katanya tidak pantas jika seorang Angga berkencan dengan perempuan seperti Deva. Tapi, love is blind, dan Angga percaya pada kalimat simpel itu.

"Apakah kamu benar berkencan dengan perempuan dari jurusan lempar besi itu Erlangga?" tanya Bayu dengan wajah yang sangat menakutkan

"Ya 2 hari lagi" Jawab Angga semangat

"Kau sudah gila. Kenapa tidak memilih Irene yang sudah pasti tergila-gila padamu? kenapa kamu harus mengemis cinta pada perempuan yang tidak cocok seperti dia?" sindir Randy

"Cinta itu buta. Dan sudah hakekatnya pria itu mengejar bukan dikejar Ran" ucap Angga, Bayu dan Ricco uang mendengar itupun hanya menggeleng-gelengkan kepala heran terhadap Angga yang bisa jatuh cinta pada perempuan yang mereka ketahui jelek dan gendut.

Angga baru saja keluar dari kamar ganti, bukan rahasia lagi ketika para perenang latihan pasti banyak sekali mahasiswa perempuan yang menonton latihan mereka. Menonton keadaan shirtless para perennag memang surga dunia di kampus ini bagi para perempuan.

Hal yang membuat Angga sempat-sempatnya tersenyum sebelum latihan hingga membuat para perempuan menjerit tertahan karena mengingat bahwa Deva tidak pernah sekalipun menonton latihan mereka, Deva terlalu berbeda dari perempuan yang lain.

"Kau selalu menarik banyak perempuan dengan senyumanmu" sindir Bayu

Angga yang tersadarpun langsung menghilangkan senyuman dibibirnya.

"Aku tidak tersenyum untuk mereka, aku tersenyum karena mengingat calon kekasihku" ucap Angga

Setelah latihan, Angga langsung menuju asrama perempuan untuk mencari Deva, tapi menurut teman sekamar Deva, Deva sudah pergi ke tempat pertandingan karena mereka akan di karantina dahulu.

Deva baru saja tiba di tempat karantina, banyak peserta dari cabang olahraga berat dan olahraga otak disini seperti lempar lembing, angkat besi, catur dan permainan kartu.

Secret of BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang