Day Five

11.4K 1.9K 93
                                    

Hari ini giliran Gemma yang pulang agak terlambat. Tadi dia sudah memohon pada Al untuk menjemputnya namun Al menolak mentah-mentah. 'Pesen ojek aja sono!" sahut Al ketus kemudian langsung mematikan telpon, membuat Gemma mengernyitkan kening keheranan.

Sesampainya di apartment, Gemma langsung mengetahui penyebab Al tak mau di ganggu.

Pria itu sedang duduk di menonton TV di temani dua kaleng bir dan semangkuk popcorn.

Gemma mengacuhkannya, sama seperti Al yang tampak tak peduli. Mata pria itu terus terpaku pada layar TV di depannya.

Dia mandi, memakai pakaian tidur yang dia yakini akan membuat Al meradang, yaitu kaus Al dan juga celana pendek andalan milik gemma sendiri karena Al sudah mengancam akan memotong rambut Gemma dengan pisau kalau Gemma sampai menyentuh boxernya. Sebetulnya Al juga sudah berulang kali protes, mengapa Gemma gemar sekali membajak kaus-kausnya.

Gemma menuding Al pelit, membuat Al langsung menarik kausnya yang dipakai Gemma sambil pura-pura akan membukanya. Al baru berhenti saat Gemma balik mengancam akan menarik otongnya kuat-kuat. Dia tak mau terancam impoten. Akhirnya Al mengalah, membiarkan Gemma membajak pakaiannya sesuka hati selama dia tak lagi menjadikan bajunya sebagai lap dapur, keset, taplak meja, atau hordeng.

Selesai mandi, Gemma mengambil laptopnya, duduk di meja makan mencoba meneruskan pekerjaan yang belum selesai walaupun sebetulnya bisa saja dia kerjakan besok di kantor.

Baru setengah jam dia mengerjakan tugasnya, dia tak bisa meneruskan lagi karena Al berteriak-teriak dari tadi membuat konsentrasinya terganggu.

"Aghhhh... oper, oper!"

"Crossingnya kok gitu?"

"Shit! Kenapa gak gol??" Pekik Al sambil menggebrak-gebrak sofa. Melihat Al sedemikian berisiknya membuat Gemma sebal.

Gemma mematikan laptop, meraih tas kerja dan mengambil vitamin c energising face mist. Kemudian dia menghampiri Al dan menyemprot wajahnya semena-mena sampai Al gelagapan.

"Taik, Gemma! Apa-apaan sih?" maki Al kesal.

"Nih... tulisan di face mist gue, for dull, tired, grumpy skin. Nah, berhubung loe lagi grumpy, mending gue semprot, biar diem."

Al mendelik, melempar wajah Gemma dengan popcornnya.

"Lagi loe nonton bola kaga bisa selow apa? Makan kuaci gih biar gak berisik. Ganggu tau! Mending nonton Baby TV aja sono, ketimbang nonton bola. Ketauan nyanyi-nyanyi twinkle-twinkle little star biar adem."

"Gak seru kalau nonton bola tapi diem aja, tau!" omel Al sambil mencubit pipi Gemma yang sudah duduk di sebelahnya dan ikut memakan popcorn.

"Loe gak ikutan maen aja, hebohnya udah kayak gini. Norak tau gak!" ledek Gemma.

"Sama noraknya kayak loe teriak 'eaaaaa, eaaaa...,' tiap nonton pertandingan bulu tangkis," balas Al tak mau kalah.

"Yeeee... gue teriak, 'Indonesia!! Jeng, jeng jeng, jeng, jeng!!' Trus ga pake gebrak-gebrak sofa juga! Kasian kau sofa, punya pamajikan yang model gini. Yang sabar ya," ucap Gemma sambil mengelus-elus sofa Al.

"Sakit loe, Gem!" seru Al yang kembali fokus ke TV dan berteriak. "Gollll... aghhhhhhhhh!!!!" saat bola berhasil di tangkap oleh kiper.

Gemma menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa percuma meminta Al untuk menutup mulut dan duduk diam dengan tenang.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Melihat nomor yang tertera di layar ponselnya, membuat Gemma segera menjawab panggilan telponnya.

"Ya...."

"Aku di tempat Al."

Sepertinya orang yang menelponnya bicara panjang lebar dan Gemma hanya diam saja mendengarkan kemudian menyebutkan alamat apartment Al.

"Fine," ucap Gemma enggan kemudian langsung mematikan telponnya.

Dia beranjak ke laci penyimpanan pakaian, mengambil baju, kemudian berganti pakaian di kamar mandi.

Gemma mengecek ponselnya lagi kemudian berpamitan. "Al, gue pergi dulu ya."

"Loe ngapain pergi malem-malem? Mau ajeb-ajeb ya?" tanya Al.

"Ada perlu. Nanti gue balik kemari kok. Tapi loe ga usah nungguin gue."

"Siapa juga yang mau nungguin loe? Minggat sono!" sahut Al tak peduli.

Gemma tertawa. "Bye... bye, Al sayang. Itu sofa jangan dibakar kalau tim kesayangan loe kalah ya, sayang, mending diloak aja, lumayan kan buat tambahan beli kaos baru," ucapnya sebelum menghilang di balik pintu.

----------

Al sudah tertidur saat pintu apartment dibuka perlahan. Gemma masuk, beringsut-ingsut mencoba tidak menimbulkan suara sama sekali. Matanya basah oleh air mata dan pipinya terasa perih. Dengan perlahan dia menaiki tempat tidur, tak berminat mengganti pakaiannya. Dia hanya ingin tidur sekarang.

"Gem... baru balik?" tanya Al yang mendadak terbangun kemudian duduk sambil mengucek-ngucek matanya. Sudah pukul satu pagi, pikir Al saat melihat jam dinding yang menyala dalam gelap.

Gemma tak ingin menjawab, namun, dia tahu kalau dia tak menyahuti pertanyaan Al, pria cerewet itu akan semakin rewel. Gemma mencoba menetralkan suaranya agar tak terdengar seperti habis menangis. Untung saja ruangannya gelap karena Al suka tidur dalam keadaan gelap gulita. "Baru balik, tidur aja lagi, Al. Good night."

Namun perubahan suara Gemma menarik minat Al. "Gem, loe nangis ya? Loe kenapa?" cecar Al yang sudah sepenuhnya sadar dan tidak mengantuk lagi.

"Gak kenapa-kenapa. Udah tidur aja!" jawab Gemma sambil menarik selimut dan menutupi wajahnya.

Entah kenapa Al tak mempercayai ucapan Gemma. Dia bangun, menyalakan lampu dan menarik selimut yang menutupi wajah Gemma.

Rasa marah langsung membakarnya saat dia melihat bagaimana kondisi Gemma.

"Anjing! Siapa yang udah berani mukul loe?"

-----------

Luv,
Neng Utie

7 Days With AlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang