DUA PULUH

6K 274 9
                                    

Waktu terus berlalu. Tak terasa sudah seminggu Dav dan Hernan menjalani kehidupan sebagai pasangan suami istri. Ehm, walau sebenarnya kalimat itu tidak tepat. Karena Dav sama sekali tidak menjalankan perannya sebagai seorang istri.

Menyiapkan makan? Itu mamanya dan Bik Asih yang melakukannya.

Menyiapkan baju yang akan dipakai ke kantor? Hernan melakukannya sendiri.

Mengantar Hernan ke depan pintu saat akan pergi ke kantor? Boro-boro! Dav masih bergelung di balik selimut saat itu!

Dan Dav selalu menjaga jarak dengan Hernan. Sebisa mungkin tidak berdekatan apalagi bertatapan lekat dengan HerDer rese itu. Ia tidak mau terhipnotis lagi oleh tatapan mata Hernan!

Cukup sekali ia 'berbuat khilaf'. Berpikiran akan menyerahkan segalanya dengan mudah. Keenakan HerDer Rese itu dong kalau begitu...!

Lalu, walaupun Selina dengan semangat 45 nya, setiap malam menyeret Hernan ke kamar Dav dan menguncinya dari luar , mereka tidak pernah tidur sekamar lagi.

Lho koq bisa?

Tentu saja bisa. Dav sudah membuat kunci duplikat kamarnya. Jadi, setelah keadaan dirasanya aman, alias mamanya dipastikan sudah terbang ke alam mimpi, Dav membuka pintu dan menyuruh Hernan balik ke kamarnya.

Untung saja mamanya hanya mengunci dan bukan memasang gembok di depan pintu kamarnya.

Dan untung juga mamanya tidak pernah melakukan inspeksi dadakan di tengah malam sehingga 'aksi'nya itu tidak ketahuan...

Apa Hernan pasrah dan menurut saja diperlakukan Dav seperti itu?

Jawabannya adalah iya. Hernan tak pernah protes walau Dav tidak melakukan tugasnya sebagai istri. Ia juga tak banyak kata ketika Dav 'mengusir'nya kembali ke kamarnya sendiri.

Bukan! Jangan berpikiran kalau Hernan takut pada istri kecilnya yang bandel. Itu sama sekali tidak benar. Memangnya apa yang harus ditakuti olehnya? Ia adalah laki-laki dewasa yang kalau mau bisa berbuat apapun.Termasuk memaksakan kehendak. Lagipula mama mertua sangat mendukungnya kan?

Tapi, tidak. Ia tidak akan melakukannya. Ia hanya akan menunggu sampai Dav tidak merasa terpaksa dengan pernikahannya. Sampai Dav benar- benar siap....

***
Seperti umumnya pasangan yang telah menikah, Dav dan Hernan pun pergi berbulan madu. Dan sekarang mereka telah sampai di bandara Ngurai Rai. Ya, mereka berbulan madu ke pulau dewata Bali.

Setelah turun dari pesawat, mereka berdua langsung menuju baggage claim area untuk mengambil koper.

"Itu kopernya, Om!"seru Dav ketika melihat koper mereka di Conveyor Belt.

Hernan mengangguk, tanda ia juga melihat koper mereka. Ia pun menunggu koper tersebut berada di depannya kemudian mengambilnya.

"Kak Hernan....!" Terdengar seseorang memanggil Hernan ketika mereka berdua hendak meninggalkan bandara.

Keduanya pun menoleh.

Cewek gila itu...! seru Dav dalam hati, mengenalinya. Si...siapa tuh namanya? Ia mengerutkan kening, seolah berusaha mengingat. Ah! Si Jelek...! Ia pun mencibir. Kenapa si Jelek bisa ada di sini sih ?!

****
"Cantika..?!" seru Hernan terkejut melihat kehadiran adik angkatnya, "Kamu...Kenapa kamu---"

"Surprise...!" Cantika menyunggingkan senyumnya.

Heh?!

"Hahaha... " Tiba-tiba Cantika tertawa, "Bukan, Kak Hernan," ucapnya, "Ini hanya kebetulan...Masa aku memberi surprise seperti ini." lanjutnya, "Aku kan tahu Kak Hernan mau berbulan madu, jadi aku nggak mungkinlah jadi pengganggu..."

Benarkah begitu? pikir Dav tak yakin.

"Tadi itu, waktu aku mau keluar bandara," Cantika menjelaskan, "Sepertinya aku melihat Kak Hernan, jadi aku panggil. Eh...ternyata bener!"

"Kalau begitu, kamu ke sini untuk---"

"Berlibur dong, Kak Hernan." jawab Cantika cepat, "Kan sekarang lagi liburan semester. Jadi aku dan beberapa teman mutusin buat liburan ke sini."

"Lalu, di mana teman-temanmu?" tanya Hernan lagi.

Eh? Cantika celingak-celinguk. Kemudian kembali menatap Hernan. "Kak," ucapnya, "Sepertinya...sepertinya aku ditinggal ama temen-temenku..."

Hah?!

"Jadi," lanjut Cantika lagi, "Aku...aku boleh ya ikut Kak Hernan ke hotel...?"

"Ikut?" Hernan mengerutkan kening.

"Iya..." Cantika mengangguk. "Nanti aku kasih tahu temanku kalau aku menunggu di hotel tempat Kak Hernan menginap, jadi mereka bisa menjemputku di sana." ucapnya. "Boleh ya, Kak Hernan?"

"Nggak boleh!" Dav menjawab pertanyaan Cantika, "Loe suruh aja temen loe balik lagi ke sini buat jemput loe!"

"Kak Hernan...." Cantika memasang wajah memelas.

Hernan menganggukkan kepala.

"Om...!" protes Dav tak senang.

"Cantika akan ikut kita, Princess..." ucap Hernan tenang, "Saya tak mau dia menunggu di sini sendirian."

Dav mencibir mendengar ucapan Hernan. Sementara itu, tanpa sepengetahuan Hernan, Cantika mengulurkan lidah ke Dav. Wee...! Kak Hernan nggak mau denger protesan loe....Kasian deh loe...!

****
Sebuah kebetulan lagi? Dav benar-benar tak bisa percaya! Karena begitu mobil yang mereka tumpangi melewati gerbang hotel, Cantika langsung berseru, "Kak Hernan menginap di hotel ini? Koq sama? Aku juga!"

Dav sangat curiga kalau Cantika sudah merencanakan semuanya. Ia yakin setelah ini, pasti akan ada 'kebetulan' lagi. Tunggu saja!

Begitu mobil berhenti di depan lobby, mereka bertiga pun keluar. Cantika langsung menghampiri Hernan dan menggandengnya.

Hernan berusaha menepisnya, tapi Cantika semakin mempererat gandengan tangannya dan menarik Hernan masuk ke dalam hotel.

Dav mengikuti di belakang sambil mengerucutkan bibir melihat Si Jelek nempel-nempel pada suaminya...

Eh? Suaminya...?!

Apa Dav sudah benar-benar mengakui Hernan sebagai suaminya?

Dav tidak tahu. Yang pasti, hatinya sangat teramat kesal. Rasanya ia ingin nge-bejek-bejek si Jelek itu sampai hancur lebur!

"Kamu tidak menelepon temanmu?" Hernan bertanya pada Cantika.

"Eh? I..iya..." Dengan berat hati, Cantika melepaskan gandengannya dan membuka tas. Ia meraih ponsel kemudian menghubungi temannya.

Tak lama kemudian, seorang gadis berambut pendek datang menjemput. Dan Cantika pun pamit pada Hernan. Hanya pada Hernan! Dav sama sekali tak dianggap ada. Bener-bener kurang ajar itu si Jelek!

Setelah menerima kunci, mereka pun pergi ke kamar yang akan mereka diami selama berada di Bali.

Hernan sedang memasukkan kunci ketika kamar di seberang mereka membuka.

"Kak Hernan.. !"

Dav langsung mencibir. Si Jelek itu lagi.. !

"Kak Hernan tinggal di sana?" Cantika tampak antusias, "Aku di sini...!"

Bener kan, 'kebetulan' lagi !!!

Bratty Little BrideWhere stories live. Discover now