Chap 15

346 55 0
                                    

Bunyi nada dering--tanda panggilan masuk--berhasil membuyarkan konsentrasi ( Y/N ) pada tumpukkan tugas yang ada di hadapan nya. Gadis bersurai ( H/C ) itu meletakkan pena nya di atas meja lalu meraih ponsel milik nya dari dalam tas. Mengerutkan kening nya ketika melihat nama sang sahabat muncul di layar ponsel milik nya. Setelah beberapa menit, Ia pun menerima panggilan tersebut kemudian mendekatkan ponsel nya ke telinga.

"Ada apa menelepon ku malam malam begini? Kau bisa kan datang ke kamar ku tanpa me--"

"( Y/N )-chan! Cepatlah ke rumah sakit Miura!"

Suara sahabat nya yang terdengar panik membuat ( Y/N ) semakin bingung.

"Tunggu, tunggu. Ke rumah sakit?! Kenapa? Siapa yang sakit?" Tak dapat di sangkal, ada sedikit kecemasan pada nada suara nya.

"Okita-san! Dia tertabrak tiga jam yang lalu. L-lukanya sangat parah sehingga harus di operasi. Operasi nya sukses tetapi ia koma. Dokter tidak tahu kapan dia a--"

Tuutt

( Y/N ) mematikan panggilan tersebut dengan sepihak.

"Kumohon, jangan ambil lagi orang yang ku sayangi, kami-sama. Cukup bagiku kehilangan nenek. Aku tak ingin kehilangan siapapun lagi!" Gadis itu menunduk--sesekali memijat kepala nya yang tiba tiba terasa pusing.

Sekali lagi, ia merasakan sakit pada bagian dada nya. Rasa sakit yang tidak dapat ia ketahui disebab kan oleh apa. Rasa sakit yang benar benar menyesakkan dada.

( Y/N ) beranjak dari meja belajar nya. Menyambar ponsel, tas, serta jaket yang menggantung di belakang pintu kamar nya.

"Alia-neechan, aku pergi keluar sebentar"

Tanpa menunggu jawaban dari sang kakak, ( Y/N ) segera keluar dari asrama nya dan masuk ke dalam taksi yang kebetulan ada di depan asrama nya.

Tak membutuhkan waktu lama--err.. mungkin lima belas menit? Lupakan saja--akhirnya ( Y/N ) sampai di depan rumah sakit Miura yang dikatakan Debby sebelum nya. Setelah memberikan uang kepada supir taksi, ( Y/N ) langsung masuk ke dalam rumah sakit tersebut dengan langkah yang tegesa gesa serta nafas yang tersengal.

"( Y/N )! Kau kemana saja?! Kenapa baru bisa dihubungi sekarang?! Apa kau tidak peduli dengan Okita-senpai?!"

Langkah kaki gadis itu terhenti. Dilihat nya si pemilik suara dengan ekspresi tenang nya. Sungguh, gadis ini memang pandai menyembunyikan perasaan nya. Entahlah, tapi sepertinya aku salut pada gadis yang satu ini.

"Aku di asrama. Mengerjakan tugas. Ponsel ku kumatikan karena mengganggu. Entahlah. Peduli atau tidak nya, itu urusan ku sendiri"

Apa yang dikatakan oleh ( Y/N ) tidak sepenuh nya benar. Memang benar jika ia mengerjakan tugas. Namun, tentang ia mematikan ponsel nya dan tentang perasaan nya, itu bohong. ( Y/N ) tidak pernah mematikan ponsel nya walaupun ponsel itu mengganggu nya. Walaupun dia tidak mengakui perasaan nya, gadis itu tetap peduli pada Sougo.

"Tsk" Alan mendecak kesal. Dilangkahkan kaki nya untuk meninggalkan ( Y/N ) yang masih setia diam di tempat nya.

'Pada akhirnya, aku tetap tidak bisa jujur pada diri ku sendiri' ( Y/N ) membatin--kesal pada dirinya sendiri karena memiliki ego yang besar. 'Lebih baik aku kembali ke asrama'

~~**~~

"Tadaima"

Alia menolehkan kepala nya ke arah pintu ketika indera pendengaran nya berhasil menangkap suara milik dari sang adik. Melihat jam dindin sekilas lalu mengerutkan kening nya dan kembalu menatap adik nya, bingung.

You Are Mine! ( Okita Sougo X Reader ) [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang