Episode 2

5 0 0
                                    


Episode 2 : AIR MATA DAN DETIK TERAKHIR IBU


Air mata dan detik terakhir ibu Saya akan menceritakan bagaimana kisah detik-detik terakhir ibu saya.

Tahun 2005(4 tahun Sebelum detik terakhir Ibu)

  Pada Subuh hari, saya ingin menelpon ibu saya tapi yang angkat adalah kakak saya yg ke empat namanya Intan. Saya ingin bicara sama ibu, dan kakakku memberikan telpon ke ibu. Saya bilang kapan ibu baru ke Pulang ke makassar, Kata ibu akan pulang siang. Setelah itu saya menutup telpon saya dengan ibu. Saya pun bergegas pergi berenang bersama teman-teman untuk pengambilan nilai. Setelah selesai kami pun pulang ke rumah masing-masing.

  Di kota Palopo, setelah selesai acara barang-barang pun selesai di masukkan ke dalam mobil. Mobil pun berangkat pulang dari Palopo ke Makassar. Di sebuah perjalanan sebuah kejadian yang tidak diinginkan pun terjadi yaitu kendaraan yang dinaiki oleh ibu, ayah, 3 kakak perempuan, kakak ipar pertamaku, baisan ibu, Kakak arsil yang mengendarai mobil mengalami kecelakaan hebat entah gara-gara apa rem blong atau yang membawa mobil mengantuk. Mobil tersebut terguling oleng hingga ter-putar kembali dan terguling ke arah kota Palopo.

  Pintu mobil belakang pun terbuka hingga 2 kakak perempuan dan kakak ipar pertama saya terlempar keluar hingga mereka terguling di jalan. Mobil pun lanjut terguling hingga hampir masuk terguling ke jurang untuk ada sebuah pohon yang menahannya. Atap Mobil tersebut dihantam pohon besar hingga di atap depan dan tengah mobil penyok. Alhamdulillah ibu, kakak saya Intan, dan baisan ibu yang berada di tengah mobil.

  Ayah saya namanya K  Arif dan kak arsil yang yang membawa mobil terselamatkan dan alhamdulillah semua terselamatkan. Mereka pun keluar dari mobil. Polisi pun sudah datang ke tempat kecelakaan mobil. Beberapa menit kemudian ada sebuah bis yang kecelakaan yang tidak jauh dari kecelakaan mobil. Di bis tersebut ada beberapa orang yang meninggal dan luka-luka.

  Di Makassar, kami mendapat Kabar bahwa mobil yang ibu naiki mengalami kecelakaan hebat. Tapi alhamdulillah semua terselamatkan. Kami tunggu hingga malam. Baisan ibu di bawa kembali ke kota Palopo. Akhirnya, ibu dan semuanya tiba di rumah, tapi kakak saya yang pertama sebut saja Sekar mengalami luka dan kesakitan karena terguling di jalanan. Mobil di simpan yang tidak jauh dari kecelakaan terjadi.

  4 Tahun Kemudian (Maret 2009) Kak Sekar mengajak ibu dan ayah ke Kendari. Pertengahan maret ibu dan ayah pulang menaiki Taksi. Beberapa menit kemudian, saya memegang handphone kakak saya bernama Lisa dan di saat itu ibu memintaku untuk memotonya sebagus mungkin hingga 3 kali. ibu saya terlihat begitu cantik. April 2009, di sekolah saya mengadakan sebuah acara dzikir untuk kelulusan siswa di SMP Negeri 30 Makassar. Ibu mulai drop-drop di saat saya menyuruh ayah datang ke sekolah saya SMP dalam acara berdzikir tersebut tapi ayah saya tidak mau terpaksa ibu yang datang ke sekolah.

   1 bulan kemudian, Mei 2009. saya membeli koran di depan SMP saya melihat nomor ujian saya dan saya "LULUS" Saya pulang ke rumah. Di rumah saya memberi tau ibu bahwa saya Lulus, ibu pun sangat senang dan bangga. Beberapa tahun yang lalu, Ketika dulu Ibu masih hidup banyak saudara-saudaranya yang datang ke Rumah entah apa yang ingin dilakukannya.

  Agustus 2009, Kota Palopo adalah kota yang dimana tempat ibu lahir.

  Ketika ibu pergi ke Palopo untuk melihat kondisi adik saya yang bersekolah di Palopo. Ternyata, salah satu saudara ibu melihat sinis kepada ibu dan kak Intan pun juga melihat saudara ibu saya mata sinis kepada ibu saya.

  September 2009, Setelah Ibu mulai sakit-sakit. Sekar datang untuk melihat kondisi ibu yang mulai sedikit drop. kakak saya berinisiatif agar kita pergi jalan-jalan di malino dan ibu kami juga meminta kami agar semua ikut untuk berliburan ke Malino bersamanya kami tidak tau bahwa itu permintaan terakhirnya.

Kejadian demi kejadian yang dialami ibu, ibu melihat sesosok bayangan di sebuah rumah yang kami tempati. kami pergi ke beberapa tempat yaitu hutan pinus, air terjun takappala, dll. Setelah liburan, ibu kami tambah sakit. kami merawatnya selama 2 bln tak satupun saudaranya yang datang untuk melihatnya mulai anak 1 sampai 10.

  Ternyata ada saudara ibu saya yang dibawahnya yang waktu menatap sinis itu datang ke rumah entah itu bermaksud apa ia datang ke rumah. kata ibu, "ia datang untuk bermaksud jahat" ibu saya di beri makan tapi dia tidak mau memakannya. Kami merawat ibu agar ibu sehat ibu kami terlihat kurus dan daging di tangan dan kakinya di grogot/dikikis oleh Sakitnya. November 2009, ibu kami masuk RS ia di rawat selama 2 hari.

  Kakak saya datang dari palopo namanya Mira. yang belum datang Kak Sekar dan kakak laki-laki saya yang pertama namanya Rian yang berada tengah laut berlayar. Disaat itu, di rumah sakit entah apa yang saya lakukan saya mondar-mandir di depan rumah sakit dan keluar rumah sakit. Kami ke rumah sakit dan melihat keadaan ibu.

  15 menit kemudian, kami sudah menjenguk ibu, kami pun pulang ke rumah, tapi ayah bilang katanya ibu minta diambilkan dan dicari sarung kesayangannya dirumah dan balsem yang selalu ia bawa ke mana-mana karena tinggal sedikit agar di belikan. Kami pun singgah di salahsatu apotek tapi tidak ada.

  Kami pun pulang ke rumah. Tinggal kakak saya yang ke lima namanya Rani dan istri dari saudara ibu (Ma Iwan) yang tinggal untuk merawat ibu. Sore hari saya pergi ke warnet entah kenapa saya tiba-tiba mengetik nama ibu di google, saya pun pulang ke rumah. ternyata, ayah dan adik saya sebut saja Lia pergi kembali ke RS dan malamnya 2 kakak saya yang laki-laki sebut saja namanya Rendy dan Syarif pergi juga ke RS.

  Tinggal saya, 2 kakak saya Intan dan Lisa dan kakak ipar saya namanya Ilham dan anaknya Alya, dan tante iin dan anaknya yang tinggal di rumah. Tiba-tiba ma iwan menelpon bahwa ibu kami Koma. saya dan semua saudaraku di rumah kaget. Tante saya bilang bahwa ibu tidak bisa bicara kayak orang sesak nafas, saya menyuruh tante saya agar mendekatkan telpon ke telinga ibu saya, saya terus menangis dan menangis.

  Suara Sirine ambulance pun sudah mulai terdengar dari jauh, Kakak-kakak saya dan adik saya sdh datang duluan. Lafadz "Lailahaillaullah" pun terdengar dari jauh mobil Ambulance sampai dalam rumah. Kami menangis karena begitu merasa kehilangan seorang ibu. Sekar dan kakak ipar saya datang dari kendari. Beberapa jam kemudian, Ibu telah sudah di mandikan. Berkas dari hasil Pemeriksaan Dokter tiba dirumah, Ayah Saya membukanya kami kaget dari hasil pemeriksaan Dokter menyatakan bahwa Ibu dinyatakan kena Penyakit Asites.

  Kami berkumpul di salah satu kamar membicarakan tentang Ayah kami yang kini ditinggalkan seorang Istri. Disaat sudah selesai Adzan Dhuhur Ibu kami di Shalatkan di Mesjid dekat rumah. Setelah dishalatkan ibu kami di bawah ke Mobil Ambulance dan di bawa menuju Tempat pemakaman yang tidak jauh dari Pesantren Ummul Mukminin. "Subhanallah" kami sangat bahagia dan senang karena banyak sekali Tetangga, Teman dari Ibu, Para Taruna Pelaut Barombong, Taruna AMI, dll yang mengantarkan ibu sampai Perkuburan hingga 1 Perkuburan Penuh, Ibu kami begitu baik sehingga banyak mengantarnya.

..........................TAMAT..............................

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 07, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Reply 2009Where stories live. Discover now