Part 16

2.8K 203 4
                                    


Hyun Ra dan Minho kini tengah duduk di sebuah kursi di depan meja kedai ramyeon sederhana, tepatnya di rumah Yuna. Yuna merasa heran dengan kedatangan mereka yang tiba-tiba, tetapi tanpa berpikir panjang Yuna mengijinkan Hyun Ra dan Minho untuk masuk ke dalam kedainya dan menyajikan dua buah ramyeon untuk mereka.

"Sebenarnya mengapa kalian datang sepagi ini? Apa kalian ingin makan ramyeon buatanku?" tanya Yuna jahil.

Minho dan Hyun Ra kompak menggeleng. Keduanya tak ada yang ingin memulai pembicaraan

"Hei, ada apa dengan kalian? Apa kalian menyembunyikan sesuatu?"

"Begini,Yuna... Kami akan melanjutkan sekolah kami di Jepang." ucap Hyun Ra mengakhiri semua kebisuan yang sedari tadi menyelimuti mereka.

Yuna spontan membulatkan matanya karena tak percaya.

"Kalian berdua? Jangan bercanda Hyun Ra-ya! Kau pasti hanya bercanda bukan?"

"Aniya, kami memang akan pindah ke Jepang dan mungkin tidak akan kembali ke Korea." ucap Minho

Yuna terdiam. Ia memandangi Hyun Ra dan Minho bergantian namun tak ada kebohongan di mata mereka berdua.

"Tapi kenapa? Bukankah kemarin hanya Minho yang memutuskan untuk pergi ke Jepang? Kenapa hari ini tiba-tiba kau ikut juga, Hyun Ra-ya?"

"Mianhae, Yuna-ya. Aku ingin menata kehidupanku yang baru dan ingin melupakan seseorang. Rasanya terlalu sakit bila bertahan di Korea lebih lama."

"Apa seseorang itu dokter Cho Kyuhyun?"

Hyun Ra menunduk dan membuat Yuna yakin akan perkiraannya.

"Mengapa kau harus menyerah hanya karena seorang laki-laki, Hyun Ra-ya? Bukankah kau pernah bilang tidak akan menyerah untuk mencari takdirmu? Tapi mengapa kau dengan mudah mengambil keputusan seperti ini? Apa kau senang meninggalkanku sendirian disini? Aku akan sangat sedih bila kalian berdua meninggalkanku." kata Yuna sedikit marah.

"Mianhaeyo..." Hyun Ra mulai menangis.

Yuna ikut menangis. Ia merasa tak sanggup jika kedua sahabatnya pergi meninggalkannya. Apalagi Minho yang kini tengah ia cintai. Ia belum sempat mengatakan apa-apa pada Minho, atau mungkin memang ia tak akan sempat dan hanya akan memendam perasaanya pada Min Ho. Selamanya...

"Aku tak bisa mencegah kalian berdua. Jika memang ini yang kalian inginkan, aku akan merestui kalian untuk pergi. Semoga hidup kalian di tempat yang baru akan jauh lebih menyenangkan. Tapi tolong jangan lupakan aku, Hyun Ra-ya, Minho-ya." ucap Yuna akhirnya.

Hyun Ra menghambur memeluk Yuna sementara Minho diam di tempatnya dan ikut terharu.

"Dan Tolong berikan surat ini pada dokter Cho, Yuna-ya. Aku tak bisa memberikannya secara langsung. Ku mohon, berikan surat ini padanya setelah aku pergi." mohon Hyun Ra setelah melepas pelukannya.

Yuna mengangguk mengerti.

"Aku akan memberikannya, kau tenang saja"

Setelah itu, keduanya pergi setelah berpamitan pada Yuna.

"Apakah kalian berdua akan hidup bersama disana?" lirih Yuna saat kedua orang yang disayanginya pergi dari hadapannya.

***

Hari ini salju turun tidak terlalu banyak. Rencana Hyun Ra untuk pindah ke Jepang tidak menemukan hambatan sedikit pun. Ia melakukan penerbangan hari ini bersama Minho dan ayahnya. Tekadnya sudah bulat. Ia ingin melupakan Kyuhyun dan belajar memaknai kehidupan ini tanpa Kyuhyun disisinya. Impiannya pun kini semakin jelas. Gadis itu ingin menjadi seorang dokter. Tiba-tiba saja keinginan itu muncul dengan sangat kuat dan tiba-tiba.

Saat berada di pesawat, Hyun Ra melihat suasana langit yang gelap dari sisi jendela pesawat. Sebaris kenangan bersama Kyuhyun membuat ia ingin mengenangnya. Saat-saat indah di taman Jaseng Hospital, saat hanami di Namsan Park, dan tak lupa kisah sedih di The Garden of Morning Calm dan rumah Kyuhyun. Semua kenangan itu mewarnai hati Hyun Ra namun ada sebuah luka yang menggores hingga terasa masih perih.

"Aku akan mengingatmu, Dokter Cho. Selamat tinggal..."

***

Snow FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang