Chapter 1

3K 265 14
                                    



Seorang gadis muda berdiri diatas lambung kapal yang berlayar menuju menuju tempat kelahirannya, Joseon.

Setelah 10 tahun berlalu akhirnya ia kembali ketempat ini. Entah dia harus senang atau sedih. Banyak kenangan bahagia namun tidak sedikit kenangan buruk seperti . . .

Gadis cantik itu menarik napas dengan cepat. Jantungnya berdetak lebih cepat saat ia mengingat kejadian itu. Kejadian yang tidak pernah ia harapkan untuk terjadi. Kejadian yang membuatnya selalu bermimpi buruk. Suara teriakan dan kesakitan itu selalu ia dengar di setiap tidurnya. Hidupnya tidak pernah semenjank kejadian hari itu.

"Joongie." Pria itu langsung memeluknya. "apa yang kau pikirkan."

"Aku merindukan Ibuku."

"Kita akan segera pulang dan menemuinya."

"Aku merindukan ayahku."

"Kita akan mengunjunginya."

"Aku-."

"Stt, sudah malam. Angin malam tidak baik untukmu. Masuklah ke kamarmu." Pria itu menggiring sang gadis untuk masuk ke kamarnya dalam kapal besar itu. Besok mereka akan merapat ke dermaga. Ia tidak mau gadisnya sakit karena kurang beristirahat.

.

.

Pagi-pagi sekali kapal besar itu merapat di dermaga. Pelayan keluarga itu menyambut kedatangan tuannya yang telah lama mereka tunggu.

"Selamat datang tuan."

"Bagaimana, kabar kalian semua?."

"Berkat kebaikan hati tuan besar kami baik-baik saja disini." Kata seorang pelayan laki-laki paruh baya.

Gadis muda itu mencari-cari sosok wanita paruh baya yang dirindukannya. Juga wanita yang banyak berkorban untuknya.

"Agassi."

"Ibu asuh." Gadis muda itu langsung memegang tangan wanita paruh baya yang sudah dianggapnya ibu. Matanya berkaca-kaca. Ia begitu terharu saat ini.

"Apakah Agassi sehat?." Tanya wanita itu. Gadis itu mengangguk.

"Im jung, bagaimana kabarmu?." Tanya sang tuan besar.

"Ye, tuan. Saya baik-baik saja."

"Baguslah."

.

.

Suara musik terdengar dari dalam istana. Menggambarkan kebahagiaan yang kini meliputi keluarga kerajaan. Tepat hari ini, usia pangeran genap 10 tahun. Tepat hari ini juga pangeran kecil itu menerima gelar kebangsawanannya. Putra tunggal Raja Yunho dan Ratu Kwon Boa kini bergelar Wangseja, Putra Mahkota Won.

"Bukankah ini suatu kebahagiaan Jeonha? Hari ini Wangseja genap berusia 10 tahun." Ucap Ibusuri Kim Taehee.

"Ye mama. Ini adalah kebahagiaan."

"Jungjeon, lihatlah betapa tampan putramu. Sungguh membanggakan hati." Ucap sang Ibu suri. Senyum bahagia terus terulas di wajahnya yang masih terlihat cantik di usianya. Dulu pada masa mudanya Ibusuri Kim di sebut-sebut sebagai salah satu wanita tercantik di joseon. Bahkan kecantikannya sampai tersohor di negeri Ming. Hingga akhirnya raja Jung Jihoon kala itu jatuh hati dan menjadikannya Ratu.

"Ye mama. Saya sangat bahagia. Sebagai satu-satunya Ibu yang melahirkan Wangseja. Tidak ada lagi yang saya inginkan." Jawabnya dengan nada culas. Sesekali ia melirik dan meremehkan dua orang wanita muda yang berada di samping Ibu suri

Go Sook-ui dan Choi So-yeong.

Dua orang selir raja Jung kini.

"Jungjeon." Tegur Raja jung dengan nada memperingatkan.

"Aigoo, apa yang kau katakan Jungjeon. Walaupun Wangseja lahir dari rahim seorang selir, tetap saja dia akan menjadi anakmu. Melanjutkan keturunan Raja adalah tugas utama Junjeon dan selir." Ucap Ibusuri Kim menengahi

"Tapi mama, selir yang tidak bisa mengandung ataupun melahirkan bukankah itu tidak berguna?." Ucapnya dengan nada sindiran. Selir Go dan selir Choi menunduk menahan emosinya.

"Jungjeon!." Kini raja Jung menegur dengan nada yang lebih keras. Inilah yang tidak ia suka dari ratunya. Sifatnya yang suka merendahkan orang lain. "Sook-ui, Soo-young, maafkan perkataan ratu. Dia tidak bermaksud seperti itu. Jika saja saat itu tidak terjadi, pasti kalian berdua sudah melahirkan putra putri."

"Animida Jeonha. Itu sudah takdir. Kita tidak tau siapa yang akan berbuat jahat pada kita." Kali ini selir Go menatap Ratu dengan tajam. "Bahkan sampai memberi serbuk kayu kuning yang menyebabkan Infertilitas."

Sang ratu mencengkram cangkirnya dan membalas tatapan tajam selir Go.

"Sudah sudah. Hari ini adalah hari bahagia. Tidak baik membahas masa lalu."

Ibusuri benar. Nikmatilah pesta hari ini. Hari ini adalah hari besar bagi Wangseja."

"Ye Jeonha." Jawab mereka serempak. Benar, hari ini adalah hari bahagia. Tidak sepantasnya mereka mengotorinya dengan kesedihan.

.

.

.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Please read this note.

Jeonha : Sebutan untuk Raja.

Jungjeon: Sebutan untuk Ratu

Wangseja : Putra mahkota

tingkatan selir Joseon

1a. Bin : Selir kerajaan tingkat 1 senior
1b. Gui-in :Selir kerajaan tingkat 1 junior
2a. So-ui : Selir kerajaan tingkat 2 senior
2b. Sook-ui : Selir kerajaan tingkat 2 junior
3a. So-yeong : Selir kerajaan tingkat 3 senior
3b. Sook-yeong : Selir kerajaan tingkat 3 junior
4a. So-won : Selir kerajaan tingkat 4 senior
4b. Sook-won : Selir kerajaan tingkat 4 junior

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 24, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Royal ConcubineWhere stories live. Discover now