Chapter II: He's Yours

1.3K 115 8
                                    

"AARRGGGHH!"

Jeritan sakit menggema, melengking menggetarkan setiap gendang telinga yang ada. Beberapa pria berpakaian serba hitam tampak mengerang lara dengan segenap luka yang terpahat di tubuhnya. Percikan merah bernamakan darah menjadi saksi bisu. Ya. Sebuah saksi bisu atas kejinya theater penganiayaan lalim itu.

"Cepat katakan padaku, siapa yang sudah mengutus kalian untuk berbuat seperti ini!" Pernyataan itu begitu tajam, seakan-akan dikatakan dengan segenap naluri untuk membunuh. Amarah menguasai nalar. Itulah realita yang sudah mengguyur seorang Gol D. Ace saat ini. Bisnisman muda itu seakan terbakar oleh api emosi tatkala pertanyaannya tak digubris sama sekali. Lekaslah ia melayangkan tendangan keras ke salah seorang tumpukan mafia yang sudah hampir sekarat.

Duaaakk!

"Aaarrgghh!"

"CEPAT KATAKAN SIAPA YANG SUDAH MENGUTUS KALIAN!"

"Tu-Tuan Teach! Marshall D. Teach! Di-dialah yang sudah mengutus kami!"

"Teach..." nama itu seakan menjadi duri saat tergurat dari mulut Ace. Nama dari seorang bajingan rendah yang selalu mengincar barang lelangnya. Pria menjijikkan itu masih belum menyerah juga. Setelah beberapa bulan Ace membeli Luffy, ternyata rival terkutuknya yang satu itu masih terobsesi untuk merealisasikan hasrat terpiciknya. Sudah berkali-kali ia mencoba untuk menculik Luffy. Seperti saat ini. Entah, ini sudah merupakan mafia urutan ke berapa. Beruntung, aksi kotor itu selalu saja berhasil digagalkan oleh Ace.

Dan pria bergelar tinju api itu kembali menikam para mafia suruhan Teach-yang ia anggap sampah itu-dengan tatapan pembunuh. "Tolong sampaikan pada bos kalian yang jahanam itu. Jika ia masih berani menyewa mafia atau melakukan apapun untuk menculik 'istri'ku lagi, maka aku tak akan segan-segan untuk membunuhnya dengan tanganku ini. MENGERTI!"

Para mafia itu sungguh mengerti bahwa ancaman yang diguratkan Ace bukanlah main-main. Lebih baik menurutinya daripada nyawa mereka yang melayang sia-sia. "Ba-Baik, ka-kami mengerti!"

"Bodyguard! Cepat kalian bawa mereka pergi dan laporkan perkara ini ke polisi!"

"Kami mengerti, Tuan Ace!"

Dan kumpulan mafia itu pada akhirnya dijerat dan diseret keluar dari kediaman Ace. Pria bermata obsidian itu lekas mengarahkan pandangan ke samping dan menghampiri barang lelangnya yang sudah tampak tersungkur dengan beberapa luka lecet yang terukir di tubuhnya.

"Luffy! Kau tak apa-apa?"

"Ah, tenanglah, Ace. Aku baik-baik saja." Dengan bantuan sang master, Luffy pun berhasil berdiri dan bertumpu pada kedua kakinya yang lebam. Pemuda itu mengusap aliran darah di sudut mulutnya dan mencoba mengatur ritme napasnya. Dari keadaannya, sudah jelas bahwa Luffy mencoba mempertahankan diri dengan cara bertarung dengan kumpulan mafia suruhan Teach. Meskipun ia adalah orang yang cukup kuat, tapi Luffy tak akan sanggup menaklukkan dua puluh orang mafia sekaligus. Pemuda itu kalah jumlah. Beruntung Ace datang tepat waktu dan membantunya untuk menghajar kumpulan mafia itu. Atau mungkin...

Justru Luffylah yang menahan Ace untuk 'tidak membunuh' segenap mafia suruhan Teach.

Master-nya itu tampak hilang rasio saat pertama kali menatapnya yang sudah dalam keadaan babak belur. Opsi teraman dalam hidup ini adalah; jangan pernah membuat sang tinju api marah besar. Dampaknya akan sangat fatal.

"Andai saja kau tak menolak tawaranku untuk memberimu beberapa pengawalan bodyguard, tentu hasilnya tak akan seperti ini, Luffy! Bagaimana jika tadi aku tak datang tepat waktu? Bisa-bisa, kau sudah ada di tangan Teach sekarang!" Kemarahan kembali meracuki nalar Ace. Pria itu marah karena khawatir. Ia tak ingin terjadi apa-apa dengan Luffy. Wajar saja. Putra Dragon itu terlalu berharga untuknya. Luffy adalah rasionalitasnya. Dan jika pemuda itu direnggut darinya, maka Ace akan gila.

Half TrillionWhere stories live. Discover now