You'd

1.8K 262 18
                                    

"Dia namchin barumu?"

"Shut up, Yoongi. Aku tidak ada urusan denganmu lagi."

"Semudah itukah kau melupakanku?" tanya Yoongi bernada ejekan.

Tanganku terkepal geram.

"Stop."

"Menangis, menyalahkanku karena bersama gadis lain, blablabla. Now, look at yourself, bitch. Kau tidak ada bedanya denganku."

Dia tersenyum, tergurat jelas di wajahnya dia sangat puas karena telah berhasil menyudutkanku dengan kata-katanya.

"Yoon...."

"Gadis polos dan naif memang bukan tipeku. Sangat menyusahkan. Ah ... atau mungkin kau sudah berubah menjadi wanita ular?"

"Aku mohon berhenti."

"Aku sangat bahagia sekarang. Bebas dan tidak merasa tertekan. Bagaimana denganmu?"

"STOP IT!" Aku berteriak.

Buk.

Yoongi terpental beberapa meter di depanku. Tubuhnya menghantam tanah dengan keras. Sudut bibirnya lebam dengan sedikit bercak darah di sana.

"SHUT."

Buk.

"THE."

Buk.

"FUCK UP!"

Buk.

Jimin melepaskan kerah baju Yoongi dengan kasar, suara benturan cukup keras. Aku yakin, itu pasti sakit.

Rasakan itu!

"Park Jimin," bisikku, pelan.

Dia menoleh sedikit, napasnya terengah dengan bekas darah pada kepalan tangannya. Sementara Yoongi terkapar di bawahnya.

"Park Jimin." Aku memanggilnya satu kali lagi.

Sambil mengatur laju napasnya dia menjawab, "Maaf karena tidak menepati janjiku. Maaf karena aku sudah berbohong."

"No," jawabku pelan. Perlahan senyumku terkembang. "I love the way you lie."

Kami berpandangan. Dia tersenyum. Begitu juga denganku.

Pinocchio → mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang