Chapter 17 (Soulcutter) part 3

1.3K 134 3
                                    

"Uhhh..."

Lia mulai sadar, setelah sebelumnya ia pingsan selama beberapa jam. Ada rasa yang aneh mengganggunya. merasa tangannya terikat pada sesuatu, ia mencoba memberontak. Tapi tentu saja tidak ada yang berubah, bahkan ketika sudah menggunakan mananya.

"Akhirnya kau sadar juga Lia."

"Ian? Astaga, apa yang terjadi padamu!?" tanya Lia dengan wajah khawatir dan terkejut melihat Ian yang babak belur.

"Mereka menyiksaku," jawab Ian, "simpan saja tenagamu! Kau tidak akan bisa lepas. Mereka memasangkan kalung ini pada kita. Entah terbuat dari apa, tapi benda ini menghambat aliran mana."

Lia hanya menunduk tanpa mengatakan apapun. Darinya Ian mendengar suara terisak-isak. Tetes demi tetes air mata Lia jatuh ke permukaan es dan membeku saat itu juga.

"Lia?"

"Maafkan aku! Maafkan aku! Maafkan aku!" ucapnya berulang kali dengan air matanya yang tak kunjung berhenti.

"Kau ini kenapa?"

"Ian, kau sudah mempercayakan padaku untuk menyampaikan apa yang kita dapat, tapi aku gagal dan mengecewakan! Aku yang terburuk, maafkan aku," ucap Lia dengan terisak.

"Tidak juga, seandainya aku tidak egois dan kita tetap bersama kita bisa lolos dari situasi ini. Jadi jangan menyalahkan dirimu sendiri."

"Tapi..."

"Misi kita tidakkah gagal, kita tetap akan menyampaikan informasinya. Pasti!" hibur Ian.

"Tapi kita harus sabar menunggu," batin Ian.

***

Ditengah hembusan angin dingin di Stardust, aku dan anggota tim penyelamat yang lain masih berusaha mencari keberadaan Ian dan Lia. Tidak ada petunjuk, informasi ataupun arahan. Hanya ada satu kepastian, mereka hilang pegunungan ini.

"Woahh... semua ini kristal?" kagum Nixia.

"Mungkin kita bisa membawa pulang beberapa potong," usul Cristie.

"Ide yang bagus!" sahut Veira.

"Hei kalian! Berburu perhiasannya nanti saja!" ucapku.

"""Hahhh... """

Kemudian kami berpencar menjadi dua kelompok. Aku, Nixia, Veira, dan Ezen ke arah timur. Sedangkan Cristie, Emilia, dan Will menuju ke barat.

Kami sedikit terkejut dengan apa yang terlihat. Kristal pecah, selongsong peluru, darah, dan mayat dari golongan darkness. Sepertinya di tempat ini terjadi pertempuran yang cukup besar mengingat kerusakan yang ada.

Saat berjalan melintasi Crystal Lake, Nixia terkejut ketika ia menginjak sesuatu yang bukan salju atau kepingan kristal. Benda itu keras dan berwarna hitam.

"Kelihatannya aku menemukan sesuatu!" serunya.

"Apa yang kau temukan?" ucapku menghampirinya.

"Mini uzi?" heranku, "ada semacam device yang menempel padanya."

"Dia sempat menyalakan menyalakan device itu sebelum tertangkap," ucap Ezen.

"Mungkin kalian ingin melihat ini," ucap Will melalui radio.

"Apa yang kau temukan?" tanya Ezen.

"Aku tidak yakin, mungkin mereka ada didalam. Tidak perlu kemari, cukup bergerak saja ke Utara," jawab Will.

"Ayo!" ajak Ezen.

Kamipun segera bergerak sesuai arahan dari Ezen, mungkin lebih tepat kalau disebut dengan mengikutinya.

Blue Luminescent White KnightWhere stories live. Discover now