Pingsan dan Adu Mulut

2.3K 150 3
                                    

Di lapangan tembak
"Aih, lebat sekali hujannya dan mengapa lapangan ini berubahenjadi kubangan air begini sih!" gerutu Ardian.

"Tak apalah lagi pula ini kan hanya air, masa seorang angkatan laut takut air sih. Baiklah, aku akan mempersiapkan senjataku terlebih dahulu baru akan ku libas semua sasaran ini." ujar Ardian dalam hati.

Author POV
Di tengah guyuran hujan lebat serta angin kencang ini berdiri dengan kokoh seorang prajurit berpakaian loreng di tengah lapangan tembak. Dia tak goyah sedikitpun meski angin kencang terus menerpa tubuhnya. Bahkan, udara dingin yang terus menyusup ke celah pakain dan menembus tubuhnya hingga ke tulangpun tak ia hiraukan. Ia hanya fokus pada sasaran tembaknya dan seolah - olah desingan peluru yang begitu keras justru memacunya untuk terus menghujami sasaran tembak di satu titik yang sama, yaitu titik pusat sasaran. Diapun tak gentar akan butiran - butiran air hujan yang menghujaminya bak peluru tajam. Kini pakaiannya sudah basah kuyup dan kepalanya sudah mulai pening, tapi ia tak menghiraukan keadaannya tersebut. Bahkan orang - orang yang Lewat di koridor sekitar lapangan tembak sudah meneriakinya agar berhenti saja dan tak usah melanjutkan latihannya itu. Saking keras kepalanya, akhirnya dia jatuh pingsan dan langsung di larikan ke klinik kesehatan batalyon.

Ardian POV
"Aw, di mana ini kenapa serba putih dan bau obat sangat menyengat?apakah aku di klinik sekarang?" kataku dalam hati sambil mengerjab - kerjabkan mata.
Pletak.

"Heh, lo itu nyusahin Orang aja sih pake pingsan segala. Nyadar kale kalo badan lo itu berat banget. Katanya seorang marinir tuh harus tahan banting, mana orang lo K.O. gini keterjang hujan. Malu - maluin gue banget tau gak!" omel Adi padaku setelah dengan seenaknya tangannya itu meluncur menempeleng kepalaku yang indah ini.

"Yah sorry kalo gue ngerepotin lo. Emang lo gotong gue ke sini sendirian ya?"

"Kagak sih, Orang yang bawa lo ke sini praka Andi ama serma Joni."

"Ya elah, gue pikir elo yang gotong gue ke sini sendirian ternyata bukan. Terus ngapain lo ngomel - ngomel tentang badan gue yang berat banget kalo gitu. Perasaan gue itu kecil loh."

"Ya ilah nglindur kali nih anak. Orang badan segede kingkong gitu katanya kecil. Kecil apanya? Jari kelingkingnya?"

"Jangan gitu lah bang, gue ini berat kan gara -gara otot gue yang kekar. Hehehe."

"Ya deh serah lu aja dah Ar. Oh ya, lu kan Udah gue bilangin jangan latihan nembak hujan - hujan begini eh lu malah langsung ngacir gitu aja. Dasar kepala batu, nah kalo sakit begini siapa yang repot kalo bukan gue. Lo tau gak lo itu udah ganggu acara semedi gue di depan tv sambil nyemilin kuaci. Ah rese lu!"

"Ya sorry Bang, mana gue tau kalo bakal jadi gini. Gue mah juga ogah kali kalo harus tidur di klinik apalagi rumah sakit terus disuntik. Kalo disuruh milih disuntik atau kena peluru ya gue pasti lebih milih kena peluru aja."

"Lu udah gila ya, mana ada orang lebih milih ketembak daripada disuntik."

"Ye itukan karena gue takut ama jarum suntik Bang!"

"Yaudah Bang, gue mau balik ke ruangan dulu ah sekalian ganti baju."

"Heh! Lu belom boleh ke mana - mana harus istirahat di sini."

"Udahlah Bang, gue bosen tiduran mulu. Bye ya!"

"Serah dah, emang susah bilangin orang kepala batu."

I'M FALL IN LOVE WITH YOU "LETKOL"Where stories live. Discover now