Denganmu Aku Bahagia

1.2K 102 0
                                    

Hari ini aku termenung sendirian di balkon kamarku. Sunyi, gelap, hanya ditemani dengan angin yang berhembus serta rerintikan hujan yang telah reda.
Ragaku disini, namun fikiranku ntah kemana. Aku selalu memikirkan seseorang yang sudah 3 tahun ini mengisi kekosongan hatiku. Dan sudah 1 tahun ini dia entah kemana, tak ada kabar. Aku chatt pun tak dibalas, telfon nomornya tak aktif. Aku takut terjadi apa-apa dengannya. Meskipun begitu aku khawatir padanya, aku tak ingin dia kenapa-napa. Karena dia itu cinta. Kenapa cinta? Karena sungguh mencintainya, aku tak tau kenapa aku bisa sebegitu cintanya pada dirinya. Aku tak pernah marah ataupun kecewanya padanya karena tak ada kabar, malah aku cemas terhadapnya. Aku tak mau sesuatu terjadinya padanya.
Terakhir aku bersama dia waktu malam itu, malam terakhir sebelum dia pergi tak ada kabar sampai sekarang.

Flashback on.

Malam itu aku tengah duduk dengan bersandaran di dadanya, dia kekasihku. Deralin Argansah, Ali aku memanggilnya begitu.
Aku memejamkan mata sambil menikmati masa ini. Sampai suara Ali membuat aku membuka mataku.
"Sayang...."panggil nya.
"Apa??"
"Andai aku sudah tak ada, apa kamu akan melupakan aku?" tanya nya ambigu.
"Maksudnya?" tanyaku bingung.
"Tidak, aku hanya bertanya apakah jika aku sudah tidak ada di dunia ini, apa kamu bakalan lupa sama aku..."
"Apaan sih, aku tuh nggak bakalan pernah luar sama pacar tampan aku ini."jawabku.
"Lagi pula kamu nggak akan biarin aku sendirian kan, kamu sudah janji sama aku jika kamu akan jagain aku. Dan kamu akan selalu bersamaku."lanjutku yang kini tengah menatapnya intens. Aku merasa ada yg disembunyikan sama Ali. Aku tau karena aku ini kekasihnya, aku tau saat dia berbohong atau tidak. Dan sekarang aku lihat dia tengah berbohong. Aku tak akan memaksanya untuk bercerita.
"Iya kamu benar, kita akan selalu bersama, Aku dan Kamu..."
"Kita" lanjutku.
...
Lama hening, malam pun sudah mulai petang, Ali beranjak ingin pamit pulang.
"Aku pulang yah.." pamitnya.
"Iya hati-hati...."
"Om, tante Ali pamit pulang yah, dan Ali titip ii, jangan biarin dia nakal lagi, marahin om kalo nggak makan nanti maag-nya kumat lagi."ujar ali tiba-tiba aku tak tau maksud dari ucapan Ali tersebut, namun aku tak ingin berpikiran aneh aneh dahulu. Sampai kudengar diaenghela nafasnya.
"Ali pamit yah. "Ujarnya sebelum beranjak dia menghampiriku danencium keningku cukup lama, sampai dia benar benar pamit. Orangtua ku pun juga bereskan pada Ali untu hati hati pulangnya.

Dan aku baru tau kalau malam itu memang benar jika hari itu jadi malam terakhir aku bertemu dengannya, dan pesan pesan yg ia titipkan pada orangtuaku malam itu, memang benar jika ia akan pergi. Aku tak tau dia pergi kemqnq, yg aku tau saat aku pagi nya pergi kerumahnya kata penjaga rumahnya, Ali pergi bersama orangtuanya, dan bilang kalo mereka tak mau ada yg tau kemana mereka pergi, dan saat itu juga aku terpukul, aku terpuruk, aku hancur, aku selalu mengurung diri di kamar. Dan aku tak melaksanakan apa yg Ali pesankan padaku. Sampai kedua orangtuaku bingung harus bagaimana. Karena yg aku mau hanya Ali. Hanya Ali kembali disisiku, bersamaku.

Flashback off.

aku menghela nafasku, aku selalu sedih jika mengingat itu kembali. Aku selalu setia menunggunya. Aku takkan pernah lelah untuk menunggunya, aku akan selalu menanti kedatangannya kembali. Sekalipun dia sudah punya kehidupan baru, jika dia telah menemukan sosok yg telah membuatnya bahagia, aku akan menyerah, aku akan melepaskannya dan merelakannya demi dia bahagia.

Aku menengadahkan kepalaku keatas, menghadap langit. Aku selalu memohon.
'Tuhan aku merindukannya, sungguh aku tak bohong.'

Begitu seterusnya, aku tak pernah berhenti tuk mengucap kata rindu untuknya.

" ii sudah malam nak tidur, lagi pula angin malam tak baik buat tubuh." ujar mamah tiba tiba dari belakang. Aku menghela nafasku dan kembalikan tubuhku menghadapnya.

ALPRILL SHORT STORYWhere stories live. Discover now