Part 5

770 58 19
                                    

Pemandangan bersama cake adalah hal yang tak asing bagi Donghae saat melihat Bambam sibuk di dapur. Wajah tercemar tepung, dan meja dapur yang berantakan. Tanda bahwa Bambam barusaja menyelesaikan cake terbarunya. Mungkin sebagai menu special di café besok.

"Terlihat lezat", Berkomentar sembari mengambil bar-stool untuk dijadikan tempat duduk, harum cake tercium jelas, tanda bahwa hasil karya Bambam kembali berhasil, "Andai aku bisa merasakannya", Harapan kosong, karena sampai kapanpun lidah mereka tetap tak bekerja selain untuk cairan merah.

"Ambil sisi positif nya, hyung~ kau tak terkena kolesterol", Satu-satunya penyakit yang mampu menggerogoti tubuh mereka adalah 'kekurangan-energi', "Yesung hyung masih belum kembali?", 2 Jam adalah waktu yang cukup lama bagi Yesung untuk berada di dunia luar. Atau mungkin ia tengah menikmati siang tanpa matahari yang cukup jarang terjadi? Tidak ada yang tahu. Lagipula, selain tak sengaja bertemu para pembasmi di jalan, kejadian buruk apa yang mungkin menimpa seorang Yesung? Bambam yakin tidak ada.

"Belum", Ingin rasa hati Donghae mengambil seiris cake buatan Bambam, lalu untuk apa? Bahkan merasakan pahit pun tak bisa, "Mungkin Yesung menikmati waktu bertemunya dengan Cho Kyuhyun, ck", Decak Donghae dengan ekspresi ambigu, ada kilat godaan namun juga kesedihan dalam obsidian berlapis lensa kontak nya, "Cho Kyuhyun mengeluarkan aura yang sama dengan Guixian, mampu membuat Yesung nyaman"

"Apa maksudmu dengan aura yang sama?"

"Sama-sama terlihat kejam dan tegas di luar, tapi suatu ketika saat kau menatap matanya, mereka hanya sekumpulan manusia kesepian dan butuh untuk diperhatikan", Sambil menerawang Donghae menjawab, seperti sudah lama Ia tak pernah mengingat Guixian, "Dan aku mengamati bagaimana wajah Yesung tampak cerah tiap kali Ia selesai bertemu dengan Cho Kyuhyun"

"i see~", Lirih Bambam, Tak hanya Donghae, bahkan Bambam mampu melihatnya, "Tapi kurasa Yesung hyung tak menyadarinya"

"Dia hanya fokus untuk mati. Tak ada lagi ruang untuk jatuh cinta dalam tubuh Yesung", Karena memang mereka tercipta bukan untuk menebar cinta, melainkan menghancurkannya. Dan mereka pun tak lagi tahu bagaimanakah rasanya jatuh ke dalam 'cinta', dengan jantung yang tak bisa berdetak, dan mata tanpa bulir air. Apa yang bisa diharapkan dari organ tubuh seperti itu?

"Jatuh cinta ataupun tidak, sama sekali tidak ada bedanya bagi kita, hyung", Karena memang mereka bukan sepasang anak manusia biasa, diberikan hidup abadi tanpa bekal perasaan, hanya sakit dan kosong sebagai teman sehari-hari.

Berfikir tentang apa yang menjadi kekurangan membuat tangan Bambam tanpa sengaja menyenggol gelas yang biasa Yesung pakai untuk minum di pagi hari. Hampir saja bersentuhan dengan tanah, jika Mark tak segera tanggap dan menangkap gelas tadi.

Hup~

Namun memiliki kekuatan penglihatan adalah salah satu keistimewaan keturunan tranatis, bahkan hanya dengan menyentuh benda mati Ia sudah mampu melihat Yesung yang tak sadarkan diri dalam bopongan erat Cho Kyuhyun.

"Yesung hyung dalam bahaya", Lirih Mark dengan mata menerawang pada gelas yang Ia pegang, "Kurasa dia pingsan, dan Cho Kyuhyun membawanya ke rumah sakit", Penjelasan begitu cepat, namun indera pendengaran peka Donghae mampu mencerna dengan jelas.

"Kita harus segera menyusul !", Tak butuh waktu lama bagi Donghae menuju ke pintu depan, disusul oleh Bambam yang tak lagi peduli pada cake dan café nya yang masih ramai pengunjung, lagipula sudah ada karyawan paruh waktu berjaga. Sementara Mark yang menuju ke garasi untuk mengambil mobil dan menyusul kedua teman nya.

"They could've carry me there, though~!", Kedua temannya memang terkadang melupakan fakta bahwa Mark tak memiliki kecepatan layaknya mereka.

B(i)ut(t)er-fly [√]Where stories live. Discover now