Dara

24 0 0
                                    

Saat itu malam lebih gelap dari biasanya dan semua pekerjaan Radian kacau, ditambah sang istri yang tak bisa memberikan keturunan setelah 5 tahun menikah dan divonis dokter sang istri mandul. Radian harus menghempaskan semua kelut kesahnya pada sebuah botol penuh nista dan dosa tak perlu waktu lama untuk ia melangkah pada suatu bar dan menghabiskan malamnya hanya untuk membiarkan bebannya sedikit ringan. Sebelumnya memang ia di berhentikan kerja karna melakukan kesalahan fatal yaitu berselingkuh dengan istri atasannya maka ia harus memetik apa yang ia tanam selama ini, seteguk beer memang membuatnya hangat dan nyaman tak lama setelah sadarnya mulai jauh dibawa angan, disudut sofa gadis manis dan sexy menggoda dengan kedipan mata pada binar kelopaknya tak lama wanita itu menghampiri radian.

" haii.. Sendirian aja?" Tanya drea sambil memainkan ikal rambutnya
" i..iya sendirian aja nih, mau nemenin? Jawab
radian
"Boleh asal bukan sekedar minum dan menari" lanjut drea dengan nada lembut dan menggoda
" sebelumnya boleh saya tau nama si cantik ini?" Tangan radian mengelus pipi drea
"Ohh iya, perkenalkan nama saya Andrea kamu bisa memanggil nama sama Drea, sedangkan nama kamu siapa?"
"Nama yang indah sekali seperti rupanya, hmm nama saya Ryan" jawab radian yang mengaku bernama ryan

Tak perluh buang waktu untuk menghempas semua gairah dan hasrat, mereka bergegas untuk mendatangi sebuah hotel dan menghabiskan malam untuk sesaat,

"Engkau begitu menawan Ryan, aku akan buat malam yang tak akan kelam buat orang setampan dan rupawan seperti dirimu" goda Drea dengan ciuman pada bibir Ryan untuk menyatakan kenyaman padanya

"Aku pun ingin malam yang sukar dilupakan dan akan selalu terngiang" jawab Ryan dengan membalas kecup bibir Drea

Ketika mereka asik untuk menghabiskan malam, tapi ditempat yang sangat berbeda Lumensa istri Radian menunggu diruang tamu karna sang suami tak lekas pulang dan memberi kabar hingga mata yang terjaga harus menutup dan terlelap

Keesok harinya setelah Radian bangun dan ia melihat Drea tak ada disampingnya yang terlihat hanya selembar kertas dengan tulisan,

'terima kasih atas malamnya, sungguh diluar ekpetasi aku akan selalu merindukan peristiwa ini dan tentunya dirimu, sampai jumpa sweeties'

Senyum tersipu radian, setelah itu radian lekas pulang setibanya dirumah sang istri menunggu disofa dengan wajah seperti tak bernyawa tatapan kosong dan mata merah karna tak berhenti meneteskan airmata.

" kamu semalam kemana mas? " tanya Lumens dengan tangis yang ditahan pada benaknya.
"Untuk apa kamu harus tahu, kamu memang istriku tapi kamu tidak dapat memberikan keturunan untukku, jadi buat apa kamu bertanya?" Bentak Radian
Menambah pilu dan goresan pada hati Lumensa
" memang aku tidsk bisa memberikan kamu keturunan tapi aku ini istrimu mas, aku peduli dan cinta sama kamu" airmata tak dapat terbendung ia pun menangis
" persetan dengan cinta untuk apa ada cinta kalo hasrat dapat tersampaikan tanpa cinta? " jawab radian
" baik kalo kamu ga mau jawab, tapi semalam aku menelfon temanmu dan ia bilang kalo kami sudah tidak bekerja disana, apa benar itu mas?" Tanya Lumensa
" kamu itu ya aku baru pulang aku masih lelah masih capek sudah kau tanyakan ini itu. Iyaaa aku memang dipecat, puas kamu?" Bentak radian dengan frekuensi lebih tinggi

Semua buyar bagai cambuk yang mencabik hati lumensa, orang yang selama ini ia cintai dan ia perdulikan bisa melakukan ini padanya tapi ia tetap bertahan karna atas nama cinta.

Tunggu part selanjutnya ya!
Terima kasih telah menmbaca

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Jan 09, 2017 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Intensitas cahaya ( Cahaya tak pernah Berkhianat)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt