3

3.2K 219 4
                                    

"Hinata, aku khawatir tentang ayah mu.
Ini sudah larut malam.”
Masih tetap fokus dengan setir, aku melirikkan mata ku ke samping.

Gadis baka itu disana dan masih setia menunduk, jangan lupa rona merah di pipinya!

Itu yang terjadi padanya setelah mencium pipi ku tanpa izin dan mengatakan cintanya pada ku.

Dengan mantap dia mengatakan cintanya, lalu bagaimana dengan ku?
Sebenarnya perasaan apa yang ku miliki untuk dia.
Entah mengapa hati ku menjadi gundah setiap melirik dia.

“Ayah di London.” katanya masih dengan posisi yang sama.

“Oh, kalau begitu ibu mu. Dia pasti sangat khawatir.”

“Um..mungkin iya jika dia masih ada. Aku tinggal bersama kak Neji.”
Hinata menegakkan leher dan menatap ku.
Jadi ibunya meninggal dan dia tinggal bersama a...apa Neji si OSIS busuk?

“Apa? Apa kau yakin  kau tidak pernah di perkosa OSIS busuk itu?”
Yang benar saja pria dan wanita dewasa yang hanya sepupu *HANYA SEPUPU* di biarkan tinggal berdua.
Apalagi NEji itu licik dan Hinata yang bodoh. Huh

“Sa..sasuke-kun, kau tidak boleh mengatakan hal seperti itu.
Kami tinggal bersama sejak kecil dan Kak Neji juga sudah merawat ku dengan baik.”

“Iya terserah padamu. Tapi kenapa Si kakak Neji yang hanya sepupu mu itu tidak tinggal di rumahnya sendiri sebagai 'pangeran Hyuga'?” Sengaja ku berikan tekanan pada “hanya sepupu” kepada Hinata supaya dia yang bodoh dapat mengerti statusnya.

“Kak Neji tidak punya siapa siapa selain kami, dan kakak adalah  satu satunya peninggalan paman ku. Huft.. ”
Ohh jadi si Neji cuma numpang.
Hinata menghembuskan nafasnya kasar, aku tahu dia tidak nyaman dengan arah pembicaraan Kami.

“Terkadang aku sangat merindukan masa kecil.
Masa masa bersama kakak.
Dulu kami selalu bersama, bahkan berbagi kamar yang sama.”

A..apa? Sudah ku duga Neji akan mengambil kesempatan itu.
Kecil kecil tapi otak mesum.

“Oh ya.. Er..Hinata ku sarankan jangan lakukan itu lagi bersama dia.”
Tentu saja ini demi keselamatan mu.

“Um..
Sekarang kakak banyak berubah, bahkan dia selalu menolak berpelukan dengan ku.
Padahal aku sangat merindukan kakak.” What the...

“Tentu saja Neji melakukan itu, karena kau kan sudah berkembang err..maksudnya dewasa iya dewasa begitu pun dengan Neji. Kau mengertikan?”

“Ma..maksud Sasuke-kun?”
Dia menatap ku dengan tampang polos nya, sekarang aku penasaran berapa nilai biologinya. Baka!

Tiba tiba sebuah ide cemerlang terbersit diotak jenius ku.
Aku menepikan Ferrari ku di depan sebuah toko yang telah tutup dan mematikan mesinnya.

Beruntung kami sudah memasuki daerah pemukiman elit ini, kendaraan jadi tidak banyak yang berlalu lalang.
Sepertinya ide cemerlang ini akan berhasil. Hahaha

“Akan ku jelaskan, sekarang peluk aku.”
Aku membuka tangan ku lebar lebar menghadap Hinata.
Otak bodohnya segera memproses tubuhnya untuk meronakan pipinya yang mungkin sejenis dengan kue tradisonal China, bakpao.

April LoveWhere stories live. Discover now