LD1: Namanya Kristal

250 27 37
                                    


     "Sehun! Ayah mohon, kau hanya harus menemani nya sampai dia mati setelah itu marga kita, Oh. Akan bersih!". Ucap ayah ku seraya menarik ku dari dalam kamar.

      Hari ini adalah hari menyebalkan. Aku harus berpura pura mencintai seorang wanita berpenyakitan bernama Kristal hanya untuk mebersihkan marga Oh yang sudah kotor karena ulah ayah ku. Cih! Apa pantas aku memanggil nya ayah setelah dia menyuruh ku melakukan hal bodoh ini dan membuat ku harus rela memutuskan Jihyun kekasih ku hanya demi wanita BERPENYAKITAN bernama Kristal, sungguh menjijikan.

      "Jangan lupa tugas mu! Buatlah ia jatuh cinta pada mu sehingga di akhir kematian nya nanti dia bisa memberikan kau sepertiga dari harta nya supaya kita bisa bayar hutang!". Huh! Berisik!

        Bahkan saat di meja makan pun laki laki itu tak pernah berhenti berkicau.

       Seseorang tolong bantu aku  biar aku bisa berpikir jernih. Sungguh jauh dalam lubuk hati ku, kini hanya ada Jihyun.

     "Kau memutuskan ku? Karena ayah mu?. Oh bagus! Sudah beberapa kali aku datang ke rumah mu dan ayah mu masih tak setuju pada hubungan ini?".

        "Bukan itu t--tap-i..."

      ''Kau tau sepertinya ini adalah hal yang baik! Kau keanak anakan dan aku terlalu dewasa. Seperti yang ayah mu katakan. AKU JALANG!".

      "Jihyun maafkan aku... aku benar benar mencinta--..."

      "Sudahlah lupakan! Kau membuat ku bodoh dengan mencintai mu selama dua tahun dan kau membuat ku idiot berpacaran tanpa restu selama satu setengah bulan. Terimakasih dan sampai jumpa!"

          Setelah itu Jihyun menghilang.

       "Sehun! Kau dengar apa yang ayah katakan kan?".

       Aku melihat nya datar. Sungguh ingin sekali aku memakan pria ini. Kalo saja dia bukan ayah ku maka ku pastikan dia sudah ku tendang karena berani membentak ku dan juga membentak kekasih ku.

      "Aku dengar, yah! Jadi bisakah ayah membiarkan aku makan? Karena ku rasa untuk pura pura mencintai aku perlu tenaga!" Balas ku sambil membiarkan se sendok makanan masuk kedalam mulut ku. Aku mengoyak nya dengan muka sebal.
                                     **

      "Sehun, kemarilah eomma inginbicara pada mu!". Ucap seorang wanita yang sedang duduk di atas kursi goyang nya.

       Sebenarnya ibu ku -Oh Reina- lumpuh karena ulah pria jahat yang harus ku panggil ayah. Ia membuat ibu jatuh dari tangga saat hamil ku dulu. Itu lah alasan mendasar aku tidak menyukai nya dan aku makin membenci ayah ku setelah ia menikah dengan wanita jalang.

        ''Iya eomma". Ucap ku sambil terduduk, berusaha untuk mensejajarkan diri dengan nya.

       Ia mengelus ku dan aku menikmatinya. "Kau sudah rapih dan tampan". Ia menghela nafas, aku melihat nya dan ia tersenyum. "Dengar! Ini pasti berat bagimu. Tapi berusaha lah untuk merawat nona Kristal dengan baik. Nona Kristal tidak pernah bahagia dalam hidupnya jadi kau, sebagai anak eomma Reina, harus bisa memberinya kebahagiaan"

         "Tapi eomma, aku tidak mencintai nya aku hanya mencintai Jih..."

        Ia memotong omongan ku dengan senyum nya. "Eomma tidak meminta mu mencintai nya tapi eomma meminta mu untuk membagi kebahagian dengannya. Dekati dia dan kau akan menemukan keputihan hatinya nya!".

       Aku menghela nafas. Ya! Aku kalah. Tak perlu mengejek ku. "Ne... eomma" (baiklah ibu).

                                      **

         "Lansung ke kolam berenang saja tuan, nona Kristal ada disana!". Ucap sang pelayan lalu pergi demgan senyum.

        Aku menarik pelayan tersebut. "Apa nona Kristal sedang berenang, maksud ku aku tak ingin, aku ahh kau tahu lah".

        Pelayan itu terkekeh. "Nona Kristal tidak pernah berenang lagi" lalu dia pergi dengan tergesa gesa.

        Aku terdiam. Apa maksudnya dengan kata 'tidak pernah berenang lagi'?.

        Jawabannya satu, yaitu segera menemui Kristal.

             Tak lama, aku menemukan kolam beserta seorang gadis dengan baju berwarna putih berlengan pendek dan jeans hitam  tengah duduk di pinggir kolam sambil memegang sebuah minuman kaleng dan dipinggirnya ada red velvet cake. Aku tahu kue itu karena rasanya manis dan kue itu juga nama girls band favorut Jih- lupakan!.

          Aku menghampirinya. Dan hanya bisa mematung dibelakang punggung nya. Hey! Jangan salahkan aku! Aku kan baru kenal dia. Mana mungkin aku lansung menyosor nya. Lagian canggung rasa nya, selain aku tidak kenal dengan nya, dihati ku masih ada Jihyun.

         "Duduklah! Aku menyiapkan red velvet untuk mu. Tapi ini bukan buatan ku!". Ucap nya dengan nada datar.
     Yak! Bodoh! Ku kira di dunia ini tidak ada yang sedatar diriku ternyata wanita jauh datar di atas ku, mungkin sudah sampai ke titik tak berbentuk.

        Aku duduk dipinggirnya. Yang kurasa hanya canggung karena dia sibuk melihat ke depan. Melihat kolam.

       "Baiklah, aku canggung!". Ucap ku pada nya. Ia melirik kearah ku.

          Seketika jantung ku berdegup kencang. Ya tuhan ku... wajah nya cantik. Lihatlah mata nya jernih dan kulitnya putih bersih dan jangan lupakan jidat lembut nya.

          Ia tersenyum. "Jangan canggung! Anggap saja aku kekasih mu karena itu memang tugas mu!".

         Aku membulatkan mata ku. "Jadi kau tau?"

       "Mereka terlalu bodoh dengan membicarakan nya di depan pintu kamar ku!" Lalu seketika hening kembali.

            Hanya ada suara helaan nafas dan ciplakan air karena perbuatan kaki Kristal. Ia tersenyum masam sambil tertunduk dan melihat ke langit menatap langit(?).

       Yang aku lakukan? Hanya diam memperhatikan tinggah aneh nya.

         "Sehun!"

          Aku melirik ke arah nya.

         "Kau yakin siap untuk berpura pura mencintai ku?"

          Aku terdiam, lalu ia tertawa renyah. Kurasa dia tau apa yang ada di otak ku.

       "Dia Jihyun yah?".

            Aku membukatkan mata ku tercengang

Last Dance   -SestalOnde histórias criam vida. Descubra agora