LD2 : Belajar menari

125 19 10
                                    

   "Kau yakin siap untuk berpura pura mencintai ku?"

          Aku terdiam, lalu ia tertawa renyah. Kurasa dia tau apa yang ada di otak ku.

       "Dia Jihyun yah?".

      Aku membukatkan mata ku tercengang

      "Jadi k-ka-kau ta-tahu?".

          Ia tersenyum sungging.

     "Aku mencari tahu tentang mu karena aku ingin tahu hal hal tentang mu!". Ucap nya sambil tersenyum.
 
      Entah kenapa aku juga melakukan hal yang sama seperti nya, tersenyum. Ingin sekali rasanya aku berhenti tersenyum tapi aku tak berdaya seolah seluruh stimulasi diotak ku diatur oleh satu hal, senyum nya.

        "Kau mau masuk? Dirumah ku ada banyak ruangan, kau bisa melihat nya satu persatu!". Tawar nya.

       "Bagaimana dengan ruang favorit mu?"

       Dia merenung setelah mendengar perkataan ku. Ia terdiam dan kembali menunduk. Sesekali ia terlihat meremas minuman kaleng nya.

       'Misterius!'. Itulah yang ada dipikiran ku saat melihatnya. Ia bisa tersenyum sangat manis, sedih dengan mengkhawatirkan dan bersikap dingin yang membuat ku takut. Tapi yang aku temukan sejauh ini adalah... ia hanya sedikit kesepian.

      Tapi ku tarik lagi pikiran ku tentang opsi terakhir. Masalahnya adalah dirumah bya banyak sekali pelayan dan aku dengar dia punya seorang kakak yang sangat perhatian padanya, jadi mana mungkin ia kesepian. Lagi pula teknologi kan sudah maju, ia bisa mengakses internet dan bisa memiliki banyak teman.

         Ia berdiri. Mata ku sontak melihat ke arah nya. Ia tersenyum lemah.

      "Baiklah! Kalau begitu". Ia tersenyum yakin. "Mari ke ruang dansa!".

      Dansa?ruang dansa? Kau gila!.

       Jadi rumah ini dilengkapi dengan tempat dansa? Hal yang aku minta pada ayah tapi tak pernah dikabulkan karena ia berangapan aku akan sibuk melengok lengokan badan disana, ternyata dia miliki?. Pass!

           Pass!.
    Impian ku tentang hal itu akan semakin membunuh ku.
    
                                    **

        Biru? Ruang ini dicat biru tua?.

            Pass! Itu warna kesukaan ku!.

        Dan impian itu kian berputar diotak ku.

       Lalu aku melihat ke arah Kristal. Ia tertunduk, menatap nanar lantai yang berkeramik mahal itu.

             "Kau baik baik saja kan?"

         Ia melihat ke arah ku dengan dingin-lagi-. "Berdansalah untuk ku!"

        What?! Ia memerintah ku? Berani sekali! Bahkan ibu saja -Reina- tak pernah memerintah ku. Aku menatap jya tak suka. Jelas saja. Siapa pun benci diperintah, apalagi aku. Mungkin aku adalah garis keras nyam

          Ia tersenyum manis lagi.

       Hey! Dia psikopat! Ia menakutkan dan menggemaskan secara bersamaan! Ini gila! Aku harus membuat seorang psikhopat sperti dia jatuh cinta?. Yang ada, bukannya dia jatuh cinta malah aku yang jatuh mati ditangan nya
   
       "Aku tahu kau suka menari, jadi menarilah. Ayah mu tak akan datang dan menjewer mu lagi!"

     Loh? Dari mana dia tahu?. Apa dia seorang stalker?

     "Kamu juga tidak perlu menjadi pelayan untuk menari diruangan ini. Menarilah, aku akan bertepuk tangan. Aku akan bertepuk tangan untuk mu!"

Last Dance   -SestalWhere stories live. Discover now