Part 26

2.4K 170 0
                                    

Max mengambil alih koran itu dan memperhatikan dengan benar gambar wajah yang memang sudah buram karena mungkin ini adalah koran lama.

"Prilly ini dulu adalah alumni di sekolah itu."

"Bapak tau cerita tentang dia??"tanya Max.

"Bapak cukup kenal dengannya. Dia sangat terkenal, siapa yang tidak tau Prilly. Gadis berandal yang ditakuti oleh anak anak disini."

"Berandal??"tanya Max kaget.

Kevin yang awalnya tengah asyik menyantap pisang goreng tiba tiba langsung berhenti mengunyah dan ikut memandang kaget.

"Si culun berandal??"pekik Kevin.

"Prilly gadis yang sangat baik sebenarnya, tetapi memang dia sedikit keras."tambah Pak tua itu.

"Waktu itu........."

FLASHBACK ON

"Pak Zul, es soda satu sama mie goreng ya!!"

"Saya juga Pak!!"

"Eh Prill, apa gapapa ini kita jajan diluar sekolah gini. Kalo sampe diliat sama guru bisa mampus kita."

"Peduli????"ucap Prilly acuh.

"Makanan di kantin ga ada yang enak, gue ga suka. Enakan juga jajan disini. Iye kan Pak Zul??"tambah Prilly.

"Hahhaha iya neng, makasih udah mau belanja disini."kata Pak Zul sembari sibuk membuatkan mie pesanan Prilly

"Lagian ya, anggap aja kali kita sedekah. Lo kan tau Pak zul udah ga punya siapa siapa sekarang. Dia cuma bertahan hidup dari penghasilan warung ini. Daripada lo habisin uang di kantin Bu Yoyom yang jelas jelas udah banyak punya usaha mending hamburin uang lo buat belanja disini."

Pak Zul tersenyum kecil sangat mendengar ucapan Prilly

FLASHBACK  OFF

"Nak Prilly mungkin memang anak yang susah di atur dan cenderung pencari masalah tetapi saya percaya bahwa hatinya sangat baik."ucap Pak Zul.

Max mendengar cerita Pak Zul dengan seksama.

"Ternyata Prilly kayak lo dulu."bisik Kevin.

Pak Zul bangun dari duduknya dan berdiri sembari bersender pada kayu peyangga warung kecilnya.

"Disana.. tepat di depan gerbang itu hampir setiap hari akan ada keributan."

Max dan Kevin mengikuti arah telunjuk Pak Zul.

"Nak Prilly sering berkelahi disana dengan anak sekolah tetangga, tak jarang dia berkelahi dengan teman sekolahnya sendiri disana."

FLASHBACK ON

"Lo berani beraninya ngelaporin gue ya!! Lo cari mati!!"

"Gue sama sekali ga tau kalo lo bolos Prill, lo ga bilang lebih dulu."

"Bacot lo anying!!!"

Satu tamparan mendarat di pipi murid perempuan didepan Prilly.

"Sekali lagi lo berani ngadu ngadu, jangan harap kaki lo masih nyentuh tanah sekolah ini!!!"

Prilly berbalik dan meninggalkan keramaian yang menyisakan suara isakan tangis dari murid perempuan tadi.

(Kejadian lain)

"Keluar lo!!!! Panggil si Prilly!! Bilang gue Nita datang kesini buat ngelawan dia"

Gadis berpakaian seragam SMP berteriak di depan gerbang memanggil nama Prilly.

Prilly dan dua orang temannya keluar dari gerbang dan menghampirinya.

"Mau apa lo??"tanya Prilly ketus.

"Permasalahan kita belum selesai, lo tau kan itu??"ucap Gadis itu.

"Gue pikir lo ga berani datang kesini. Ternyata lo punya nyali juga??"

Tanpa basa basi gadis itu langsugg menjambak rambut Prilly sehingga Prilly hampir terjungkal. Prilly tidak tinggal diam, di tariknya kerah leher gadis itu dan ditamparnya.

"Aaooww!!"pekik gadis itu kesakitan.

"Lo salah cari musuh!"

Prilly mendorong gadis itu hingga terjatuh. Guru sekolah Prilly keluar dan segera melerai perkelahian itu, satpam sekolah juga membubarkan gerombolan murid yang menonton.

"Apa tidak bisa sehari saja kamu tidak mencari masalah Prilly? Kamu gadis!Jaga sikap dan tatakrama kamu!!"

Prilly hanya diam saat mendengar ocehan dari gurunya.

"Masuk cepat keruang kepala sekolah."

Prilly berjalan dengan santainya memasuki sekolah seperti tidak pernah melakukan kesalahan.

FLASHBACK OFF

"Ya Tuhan, si Prilly ternyata sangar juga."gumam Kevin.

"Itu baru beberapa saja cerita tentang dia, masih banyak lagi. Tentang dia suka malakin adek kelasnya, suka ngerjain anak anak lain, bahkan sering  membully temannya"

"Ga nyangka gue kalo dulu Prilly Bad Girl, lalu kenapa dia berubah??"batin Max.

"Lalu Pak, apa yang terjadi di malam itu?? Kenapa di koran ini memberitakan berita tentang Prilly??"tanya Max.

"Saya kurang paham dengan kejadian itu Nak, pasalnya pihak sekolah dan keluarga menutup rapat mulut semua orang di sekolah. Tidak ada satupun orang yang membicarakan hal itu, bahkan setelah koran itu di edarkan beberapa jam kemudian semua koran langsung di tarik."

"Apa bapak sama sekali tidak tau tentang berita ini??"tanya Kevin.

"Saya kurang tau nak, di koran ini pun tidak menjelaskan tentang beritanya secara rinci. Yang pasti semenjak kejadian itu saya sama  tidak pernah melihat Prilly lagi. Dan anak anak seolah melupakan bahwa ada murid bernama Prilly"

Max menatap Kevin, Max kira semua akan terungkap dengan kedatangan dia kesekolah Prilly. Tetapi ternyata masih ada teka teki yang harus dia pecahkan.

"Baik Pak, kalo begitu terima kasih. Kami pamit dulu."kata Max .

Max memberikan selembar uang 50ribuan sebagai bayaran untuk teh dan beberapa gorengan yang dimakan Kevin.

"Tidak usah nak, ini gratis."

"Ga pak, ambil aja. Ini buat teh dan gorengannya."kata Max dengan nada memaksa.

"Tidak perlu,nak. Oh ya, kalo nak bertanya pada murid atau guru disana mereka pasti tidak akan memberitahukan apapun. Tetapi coba saja cari keberadaan pacar Prilly, mungkin saja dia tau sesuatu karena sepengetahuan saya, lelaki itu dan Prilly sangat dekat."

"Pacar pak??"tanya Max kaget.

"Iya, tetapi dia juga menghilang bersamaan dengan hilangnya Prilly."

"Prilly punya pacar??"batin Max.

My Bad Boy FriendWhere stories live. Discover now