B.Keep Looking at You

5.7K 445 40
                                    

Bahkan sejak kelas 9 Junior High School,saat aku dan Chanyeol masih sekelas kedua bola mataku ini memang senang sekali melirik Chanyeol dimanapun dan kapanpun.Kami adalah teman sekelas yang selalu bertemu setiap hari,tapi entah mengapa aku tidak pernah bosan bertemu dengannya bahkan jika di kelas aku selalu mencuri kesempatan melihatnya.Aku selalu ingin melihat wajahnya saat di toilet,perpustakaan,dan kantin seperti saat aku bisa melihatnya di kelas.Tapi pandanganku ini hanya berlaku saat jarak jauh saja.Aku paling tidak bisa melihatnya dari dekat apalagi membalas tatapan bulatnya.Rasanya aku ingin pipis di celana! Jantungku selalu ingin keluar karena berdetak terlalu cepat.Kalau begini gejalanya,lebih baik aku memalingkan wajah atau melihatnya dari kejauhan.

Kalau sudah begini tidak salah lagi jika aku jatuh cinta padanya.Aku menghitung,dan ini sudah 6 bulan aku menyukainya.Dia itu cinta pertamaku,jadi meski dia tidak membalas rasa cintaku setidaknya aku mencintainya dalam diam.Jadi wajar saja jika aku selalu menyempatkan diri untuk melihat wajah tampannya bahkan aku selalu dengan rela meluangkan waktuku.

Seperti saat ini,pelajaran kedua sedang berlangsung.Kim ssaem selaku guru matematika kelas 9 terus menyebutkan puluhan rumus matematika.Dan tidak ada satupun yang masuk ke telingaku.Semuanya terasa seperti bahasa alien yang masuk telinga kanan,lalu keluar telinga kiri.Tapi jangan salah,aku ini sudah pintar.Jadi aku sudah belajar dan mengerti apa yang hari ini dijelaskan Kim ssaem.

Pandanganku memandang punggung tegap seseorang yang tengah memperhatikan Kim ssaem.Dia terlihat serius membuatku semakin tersenyum mentapnya.Aku bahkan membuka mulutku untuk menunjukkan betapa cengonya aku menperhatikannya bahkan katak bisa meloncat masuk ke dalam mulutku.

"Baek! Kau ketahuan! Memperhatikan Chanyeol lagi yaaa?".Teman sekelasku sekaligus menjadi teman sebangkuku bernama Junki menangkap basah kegiatanku.Dia menaik turunkan alisnya sedang menggodaku membuat pipiku memerah malu.

"Tidak.Aku hanya-ya,hanya tak sengaja melihatnya.Aku juga sedang fokus pada Kim Ssaem!".Aku buru-buru langsung memperhatikan Kim ssaem dan berkutat menyalin catatan dari papan tulis ke buku tulisku.Aku mulai menyibukkan diri sekarang.Kudengar junki terkekeh di sampingku,tapi aku tidak peduli.Aku tetap sibuk pada buku catatanku.Aku rasa sepertinya Junki tahu perasaanku pada Chanyeol.Dan ya,aku memang masih menyembunyikan perasaanku walau satu kelas tahu aku menyukai Park Chanyeol.

Belum sampai beberapa 10 menit,mataku seolah tertarik oleh magnet yang kuat ke arah Chanyeol.Aku hanya meliriknya sekilas berusaha untuk tidak menatapnya lagi karena demi apapun aku malu jika tertangkap basah lagi,tapi tiba-tiba mataku meliriknya lagi dan aku tidak bisa mengalihkan tatapanku.Aku selalu penasaran tentang apa yang dilakukannya membuat mataku ingin terus melihatnya.

Mataku tetap memaksa untuk melihatmu.Kedua mataku memang selalu berlari untukmu dan aku tidak bisa mengejarnya.

.
.
.
The Second Bloom 2
.
.
.

Bel istirahat telah berbunyi,para siswa siswi yang mendengar lonceng surga itu segera menghembuskan nafas lega.Perut mereka sudah keroncongan minta diisi asupan gizi termasuk Baekhyun yang sudah membereskan bukunya hendak pergi ke kantin.Jung ssaem telah menyelesaikan pelajarannya,wanita berusia 34 tahun itu membereskan buku bawaannya.Sebelum keluar dari kelas,ia sempat berpesan pada Baekhyun "Baekhyun ah,berhubung ketua murid tidak masuk,jadi kau sebagai wakil yang akan mengajak Sehun berkeliling sekolah.Maanfatkanlah jam istirahat ini ne? Temani Sehun".Ucap wanita itu,lalu setelah mendapat persetujuan dari Baekhyun ia pergi meninggalkan kelas.

"Okay,jadi hari ini aku tidak bisa jajan dengan kalian".Ujar Baekhyun pada Kyungsoo dan Luhan yang sudah mengajaknya menuju kantin.Kedua temannya itu menghela nafas saat Baekhyun sebagai salah satu struktur organisasi di kelas harus mendapatkan tugas lagi.Namun Luhan dan Kyungsoo mengangguk dan segera pergi meninggalkan kelas.

The Second BloomWhere stories live. Discover now