BROTHERS

818 93 35
                                    

Ada saat-saat dimana penjahat menjadi begitu sombong hingga berani jejak kejahatannya untuk menantang polisi, itu menunjukkan bahwa uang atau kekuatan bukan lagi menjadi tujuan utamanya. Minggu ini sebuah pencurian kelas berat kembali terjadi, barangnya tidak seberharga dengan kasus pencurian minggu sebelumnya,sebuah berlian langka peninggalan kerajaan pada zaman Guryeo, namun yang menjadi perhatian adalah bagaimana bisa pencuri itu mengambil barang dari penyimpanan aslinya alih-alih mengambil barang tiruan yang memang sengaja dipajang di lokasi pameran. Hal yang mau tidak mau membuat polisi dan penyelenggara menaruh curiga satu sama lain.

Belum lagi kepolisian merasa tercoreng kehormatannya karena sang pencuri sengaja meninggalkan sebuah jejak yang sangat jelas. Terlalu jelas hingga membuat mereka tak mengerti.

Jungkook duduk di kursi kerjanya dengan tatapan kosong, di tangannya terdapat lembaran foto usang yang biasanya dia taruh di sekat pembatas mejanya dengan yang lain, foto paling berharga dari masa mudanya dengan dua sahabat dekatnya yang sekarang tak tahu dimana rimbanya.

Anehnya, foto yang sama sekarang dengan misterius berada di TKP tempat pencurian itu terjadi, tidak usang seperti miliknya namun berkualitas tinggi dengan sebuah coretan dibaliknya.

"Aku, adalah salah satu diantara kami bertiga"

Bukankah hal seperti ini benar-benar menampar kepolisian.

"Detektif Jeon, Ketua Han memanggilmu"

Laki-laki 28 tahun itu menghembuskan nafasnya berat, sudah tahu ini pasti akan terjadi cepat atau lambat, di dalam foto itu ada dirinya, dan kenyataan bahwa dia adalah anggota polisi semakin menjadikan kecurigaan terdengar logis kenapa pencuri itu bisa mengetahui tempat penyimpanan aslinya. Dengan berat hati dia melangkah ke ruangan pimpinan.

"Duduk" panggil saja pemimpin berwajah bulat dan sedikit galak itu dengan panggilan ketua Kim, semua orang kantor memanggilnya begitu. Beliau mendedikasikan diri untuk hukum hampir 12 tahun lamanya, tanpa cacat, bayangkan bagaimana perasaannya saat sebuah kejahatan besar menyeret nama salah satu anak buahnya. "Itu kau, 'benar?"

Jungkook mengangguk mantap, tak ada gunanya mengelak karena itu jelas tak masuk akal. "Benar, ketua"

"Detektif Yoon mengatakan bahwa kau punya foto yang sama di meja kerjamu"

"Benar, ketua"

"Kalau begitu coba jelaskan siapa mereka berdua? Dan ada hubungan apa kalian sehingga memiliki foto yang sama?"

**

Ikatan yang lebih erat melebihi keluarga bisa terjadi pada mereka yang memiliki nasib yang sama. Tiga anak muda itu merasakannya, Namjoon yang tertua, Jimin, dan Jungkook yang termuda saling bahu-membahu untuk bertahan hidup. Mereka awalnya bertemu di sebuah panti asuhan kumuh di pinggiran kota, panti yang pengurusnya tidak memiliki perikemanusiaan dan hanya menjadikan anak asuhnya sebagai alat pencari uang. Tak ada yang mereka dapatkan disana selain kesulitan, terlebih untuk Jungkook yang saat itu masih sangat kecil, hukuman-hukuman yang diterapkan kerap membuat dia trauma.

Karena itu mereka memutuskan untuk kabur dan memulai kehidupan yang baru dari awal. Sangat sulit pada awalnya, terlebih karena orang memandangnya sebagai anak-anak berandal tidak berkeluarga dan mencurigakan. Namun perjuangan mereka sedikit demi sedikit membuahkan hasil, mereka mendapatkan kamar sewa murah di kota dan pekerjaan paruh waktu. Jungkook juga semakin dewasa jadi dia juga bisa membantu kedua kakaknya bekerja.

Mereka adalah anak muda pada umumnya, memiliki banyak impian meskipun tak pernah merasakan bangku sekolah. Namjoon sangat menyukai ilmu pengetahuan, bisa membaca sudah cukup untuk membuatnya bisa menjelajahi isi perpustakaan kota, menguras habis semua buku yang ada sampai-sampai petugas disana takjub dan memutuskan memberikan pekerjaan sampingan padanya.

BROTHERS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang