Part 3

4.5K 374 24
                                    

Leo POV

Pagi harinya aku pergi kesekolah menggunakan taxi karna kak vina tidak bisa mengantarku kesekolah. Ia ikut suaminya kak Dimas pergi keluar kota untuk menemui kliennya disana.

Sampai sekolah aku langsung ketoilet karna seperti biasa morning sickness yang kualami gak akan bisa dihindari. Aku memuntahkan isi perutku walaupun sudah tak ada yang perlu dikeluarkan karna sudah aku keluarkan dirumah sesudah makan pagi. Perutku semakin sakit karna mengejan terus sampai aku merasakan sebuah tangan besar yang memijit tengkukku!.

"Kau tak apa?!" Suara bariton itu membuatku menegang. Tangan itu terus memijit tengkukku hinggi membuat aku tak lagi merasakan morning sickness.

"Hey.! Kau tak apa?! Kenapa diam?, apa perlu kubawa keruang kesehatan?!"

Bau tubuhnya. Aku menyukainya!. Tanpa sadar aku berbalik menghadap kearahnya lalu

GREB !!

Aku memeluknya. Menghirup bau tubuhnya yang sangat enak dan nyaman ini. Aku memejamkan mataku sambil menenggelakan wajahku pada dada bidangnya.

Pertama bryan tak membalas pelukanku. Namun beberapa detik berlalu ia membalas pelukanku dengan erat bahkan ia juga mengelus rambut pirangku.

"Kau suka?!" Tanya bryan

Aku semakin menenggelamkan wajahku menghirup bau tubuhnya.
"Yaa.! Aku sangat menyukainya. Ini membuatku nyaman!" Aku tersenyum tanpa bisa kucegah.

"Aku akan ada untukmu sekarang!"



***



Sekarang aku sedang duduk dikantin dengan semangkok bakso yang sudah kupesan. Tak lupa memasang wajah datarku. Aku terus memikirkan kejadian tadi pagi yang membuatku kebingungan.

Pasalnya aku memeluk bryan tanpa sengaja dan itu membuatku sangat malu. Ya malu.! Aku tanpa sadar memeluknya sangat dan itu membuatku nyaman. Bahkan morning sickness yang kualami berhenti setelah aku menghirup bau tubuhnya.

Aku kembali memakan bakso yang hampir dingin karna kucueki. Melahapnya dengan cepat dan meminum jus jeruknya.

"Kau makan sangat banyak ternyata!"

Aku mendongakkan kepala melihat siapa yang bicara dan ternyata Bryan!.

"Boleh aku duduk?."

Aku mengangguk sebagai jawaban. Ia duduk didepanku dengan membawa satu dus kotak pizza. Kemudian ia membuka dan memakannya. Aku melihat itu dengan meneguk ludahku.

"Kau mau?" Tanyanya sambil menyodorkan sepotong piza.

"Apa boleh?" Tanyaku balik

"Tentu saja!. Makanlah biar kau kenyang dan baby kita sehat!"

Deg!.

Aku terdiam tidak melakukan apapun. Menatap bryan terkejut dan juga takut.

"Kenapa tak dimakan hm?! Apa kau mau kusuapi?,"

"K-kau..apa maksud perkataanmu?!"

Walaupun aku gugup dan takut tapi aku mampu menutupinya dengan wajah datarku.

Dia berhenti mengunyah menatapku dengan tatapan lembut dan sedikit senyum tercetak disudut bibirnya.

"Aku sudah mengetahuinya Leo.!"

Aku menegang ditempat. Apa yang dia katakan?. Darimana dia mengetahuinya?. Apa yang harus kulakukan?. Apa aku harus berbohong atau... tidak tidak!! dia tidak akan mungkin menerima bayi ini. Lalu ap-

"Kau tak perlu khawatir. Aku akan bertanggung jawab untukmu!"

Aku kaget dan menegang mendengar pengakuan yang tak biasa itu. Tapi hatiku menghangat. Aku merasakan kebahagian dengan penuh cinta. Sangat bahagia!.

"Apa kau bercanda?," tanyaku dengan suara serak hampir menangis.

"Heii?! Kenapa aku harus bercanda. Bukankah itu benar bayiku hm?"

"T-tapi aku laki-laki"

Ia berdiri lalu menarikku pergi entah kemana?. Kami sampai didepan ruang musik. Ruangan yang jarang digunakan dan selalu tertutup. Kemudian kami masuk. Bryan menarikku mendekati sebuah kursi dan mendudukkanku disana. Tapi bryan malah berjongkok didepanku sambil memegang kedua tanganku.

"Kau tahu bukan, aku anak laki-laki yang tidak berperasaan. Bahkan membuatmu seperti ini." Bryan mengelus perutku.

"Tapi jika kau beranggapan bahwa aku tidak akan bertanggung jawab, kau salah!!. Dia juga bayi dari spermaku. Aku ayah biologisnya. Bukankah aku harus bertanggungjawab atas bayi ini?."

Aku diam. Tak bisa mengeluarkan sepatah katapun.

"Walaupun kamu gak mau menerimanya!. Aku akan terus berusaha untuk mendapatkan bayiku... dan juga kau!."

Menundukkan kepala aku meneteskan air mataku lagi dan sekarang lebih deras. Ini sungguh kebahagiaanku yang belum pernah kualami dari kecil. Kau membuatku bahagia baby kecil. Aku tersenyum lembut.

"Kenapa kau tak menjawab semua perkataanku hm?. Apa kau sungguh tak menerimanya?. T-tapi aku sung--"

Bryan menghentikan perkataannya saat aku mendoangakan kepala menatap dengan penuh air mata. Ia menatapku kaget. Namun aku langsung memeluknya. Bahkan ia masih jongkok didepanku.

"Kenapa?. Kenapa baru sekarang heh?. Aku bahkan ampir mati saat mengetahuinya. Hiks.."

Bryan membawaku berdiri masih dalam posisi memeluk. Dan aku memeluknya semakin erat.

"Maaf!. Maafin aku!?."

"Hiks..aku b-bahagia. Trimakasih!."

"Hah? Jadi kau menerimanya?!"

"Hm"

"Kenapa tidak menatapku hm?."

"Aku malu!. Aku tidak mau kau melihat air mata sialan ini!"

"Khehe.. kenapa tidak boleh?. Kau bahkan sekarang sudah menjadi kekasihku bukan?."

"T-tapi tunggu!!" Aku melepas pelukanku padanya. Bryan menatapku bingung.

"Kenapa?."

"B-bagaimana d-dengan ke-keluargamu?"

Bryan tersenyum lembut padaku. Ia juga menghapus air mataku dengan ibu jarinya.

"Kau tak perlu khawatir soal itu. Aku yang akan berbicara dengan mereka."

"Hiks..terimakasih!"

Aku memeluknya kembali merasakan nyamannya dada yang sering kuimpikan setiap tidurku.

"Oh ya!. Bagaimana jika kau tinggal diapartemenku?! Itu akan mudah untukku mengawasimu!"

"Hmm...bukannya gak mau, tapi kau harus meminta ijin dengan kak vina. Kau tahu dia sangat sayang padaku?."

"Okeh!. Bagaimana kalo pulang sekolah kita ketemu kak vina?!"

"Sayang, kak vina sedang pergi keluar kota dengan suaminya." Aku mendongak menatap wajahnya yang tampan. Namun aku tidak melepas kedua tanganku dipinggangnya.

"Kapa kak vina pulang?"

"Mungkin 2 hari lag!."

"Okeh berarti selama 2 hari itu aku yang akan tinggal ditempatmu!"

"Apa!?? Kau gila?! Itu tidak mungkin! Ditempatku banyak cctv yang kak vina pasang. Untuk berjaga. Kau kan tahu aku sedang mengandung anakmu!!"

"Okeh okeh..aku akan nenunggu kak vina pulang dari luar kota nanti"

Bryan menatapku lembut dan mendaratkan bibir sexynya pada kening mulusku. Aku memejamkan mata meresapi sentuhannya yang membuatku sangat bahagia.


TBC



Jangan lupa tinggalkan tanda ⭐ bahwa kalean sudah membaca ceritaku...

TBC or NEXT ???

Bryan And LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang