My Story 7 - "Percikan..."

26.3K 468 87
                                    

Yak semalat malam para pembaca setia My Story. ini aku post lanjutan My Storynya. semoga kalian suka dan tetep ya kesediaannya dalam mengomentari dan ngevote cerita aku ini. biar sang author semakin semangat ngelanjutinnya.

dan maaf juga nih kalau kurang memuaskan, jelek, dan pendek :D maklum estafet sih ngerjainnya. dan maaf juga yaa kalau ancur-ancuran, gaje dan segala macam >.<

yaudah selamat baca aja ya :D ceduuuuuuuut!!

MY STORY

7

“PERCIKAN...”

Tuut... Tuut... Tuut...

“Telpon yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jang...”

“ARG! Ini kenapa sih?!” dengan geram dilemparnya handphone yang baru dibelinya seminggu itu kelantai dan diinjak-injaknya bengis sampai hancur. Ditatapnya handphone itu dingin dan lalu berbalik menuju jendela besar yang memperlihatkan pemandangan kota Jakarta yang penuh dengan bangunan pencakar langit dan susunan-susunan rumah saling berdesakan seakan tak ada tempat kosong lagi disana.

“Surya!” teriaknya dengan perasaan murka, “SURYA!” ulangnya mulai tak sabaran.

Dengan langkah tergesa, Surya  – yang dipanggil tadi – langsung menemui orang yang memanggilnya dengan tidak sabaran tadi.

“Y-ya, Nyonya...,” ucapnya setelah berdiri tepat dibelakang sang nyonya yang memanggilnya tadi. Jantungnya berdetak kencang, takut dengan nyonya-nya yang didepannya ini. Semoga saja dia tidak dipecat karna keterlambatan sedikitnya itu.

Wanita yang dipanggil nyonya tadi berbalik, menampakkan mata penuh amarah dan kebencian, dengan dagu terangkat didekatinya salah satu pengawalnya itu, “Apa kau mendapatkan berita terbaru tentang suamiku?” tanyanya dingin dan datar.

“Sa-saya...,” Surya menelan air liurnya, membasahi kerongkongannya yang terasa kering efek dari rasa tegang dan takutnya, “Saya tidak mendapatkan berita apapun, Nyonya,” jawabnya susah payah.

“Bohong!” tangkis nyonya-nya itu dengan tangan mengibas tak percaya, “Bukankah sudah ku bilang, meskipun kau salah satu pelayan suamiku, bukan berarti kau harus juga menyimpan apapun yang dilakukan suamiku itu dariku. Harus kau tau kau juga pelayan ku. Dalam artian kau juga harus patuh dan memberitahu apa yang kau tahu tentang semua apa yang dilakukan suamiku itu padaku, yakan,” tandasnya.

“Tapi nyonya...”

“Jadi ada berita apa tentang suamiku?” sang nyonya dengan sengaja mengacuhkan ucapan pelayan yang ditugaskan suaminya itu dengannya. Dia tidak menerima penolakan apapun.

“Nyonya...”

“Atau kau mau kau dan keluargamu hidup dalam kesengsaraan? Aku tak masalah kehilangan satu pelayan seperti mu. Kau tau betapa sayang dan cintanya suamiku padaku? Jadi...”

Surya menarik nafasnya pasrah. Dia mengerti apa yang dikatakan nyonyanya itu dan dia tidak ingin apa yang diucapkan nyonya-nya itu menjadi kenyataan. Kasian anak dan istrinya. Maaf, tuan... lirihnya dalam hati.

“Baik, Nyonya. Sekarang ini tuan sedang berada dirumah nyonya muda,” dengan dahi berkeringat Surya menyampaikan apa yang ingin didengar nyonya-nya itu.

“Baru hari ini?”

“Ya nyonya baru hari ini.”

Sang nyonya mengangkat alisnya tak puas, “Sekali lagi saya bertanya. Berapa hari?” dia tau sepertinya pelayannya satu ini masih menyimpan informasi tentang suaminya itu.

My Story...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang