Toilet Gosip

485 16 1
                                    

Menginjakkan kaki di toilet SMA barumu, ada sebuah papan kayu tergantung di pintu toilet, bertuliskan, "Jangan pernah ke toilet sendirian." Dari rumor yang kamu dengar, sekolahmu memang punya banyak kisah mistis, seperti sekolah-sekolah lain pada umumnya. Semua tempat punya cerita gaib dan menakutkan sehingga menurutmu yang terjadi di toilet sekolahmu -si papan larangan itu- hanyalah properti untuk menguatkan rumor. Saking terkenalnya rumor larangan ke toilet sendirian, sekolahmu pernah menjadi tempat syuting horror dan uji nyali. Hasilnya, tidak ada apa pun yang ganjil terjadi.

Suatu hari, kamu kebelet pipis. Karena olahraga hari ini adalah basket, kamu berkeringat deras dan banyak minum hingga kantung kemih penuh. Sialnya, kamu ingin buang air kecil sewaktu pelajaran Matematika, gurunya killer dan kalau pelajaran ditinggal semenit saja, otakmu bakal tidak memahami apa yang disuguhkan sang guru. Belum lagi, biasanya lima belas menit sebelum kelas berakhir, si guru suka membuat kuis kecil, menjawab soal untuk mengukur apakah muridnya mengerti atau tidak. Gawat kan kalau kamu tidak bisa jawab dan disuruh tinggal di kelas untuk pelajaran tambahan?

Kamu berusaha menahan hasrat pipis, memerhatikan sungguh-sungguh rumus yang diterangkan guru. Namun, seberapa pun kamu usaha, kantung kemih tak mampu diajak kompromi. Alhasil, sebelum skenario terburuk -ngompol di kelas- terjadi, kamu melesat ke luar. Sebelumnya teman sebangkumu bertanya, "Serius mau ke toilet sendirian? Aku mau menemani, tapi... maaf, aku tidak mau pelajaran tambahan."

Peringatan di toilet benar-benar manjur, memengaruhi otak para siswa termasuk kamu, si anak baru. Tak ada seorang pun yang sendirian ke toilet, paling sedikit dua orang karena takut terjadi sesuatu yang buruk jika sendirian meski di siang hari, pamali jika melanggar.

Sebenarnya, kamu merasa sedikit ketir pada larangan itu, tapi... mau bagaimana lagi? Kebelet.

****

Dorongan kebelet mengalahkan ketakutan, tapi... setelah urusan buang air selesai, ketakutan menggerogoti. Otakmu nakal bertanya, "Apa yang akan terjadi karena aku melanggar larangan? Apa tiba-tiba akan ada...." dan sebelum citra Hinako hantu toilet, Valak The Conjuring, atau siapa saja yang seram muncul, kamu menanamkan pada diri kalau kamu akan baik-baik saja, hari masih siang, matahari gagah di atas langit dan keadaan sekolah ramai. Apabila sesuatu terjadi, kamu bisa berteriak dan lari sekencang-kencangnya. Ya, kamu aman. Kamu tidak sedang uji nyali atau di cerita horror. Kamu di sekolah, siang hari, ramai.

Sebelum memutar kunci toilet, suara beberapa orang yang sekelas denganmu menyentuh gendang telinga. Perasaanmu mendadak lega karena kamu tidak sendirian. Kamu yang hendak keluar dan bergabung dengan mereka mendadak geming, namamu disebut-sebut dalam percakapan tersebut. Kalau kamu keluar sekarang, keadaan akan canggung dan kamu akan melewatkan kesempatan untuk tahu seperti apa kamu di mata orang lain.

"... orang tuanya konglomerat, wajar kalau punya segalanya. Gosipnya, selama ini dia jual-beli nilai padahal otaknya kosong."

"Lawan jenis tertarik karena duitnya, salah... duit orang tuanya. Kalau dia miskin, kawan pun mungkin tidak punya."

"Dia tidak sadar kalau yang menarik darinya cuma uang dan status kekayaan."

Tanganmu mencengkeram, di hadapanmu orang-orang memasang wajah ramah nan baik, sementara di belakang mereka bermulut tajam. Setelah tidak lagi mendengar percakapan mereka, telingamu menyambut suara-suara yang membicarakan hal-hal acak. Ada yang memaki, menyatakan cinta, hingga membaca rumus. Mendadak toilet seperti di sebuah kelas yang gurunya tidak masuk, ribut dan sibuk masing-masing.

Sedetik lalu, kamu tersadar dengan kebisingan yang ganjil di toilet.

Tap! Kamu membuka pintu dan menemukan tak seorang pun di sana. Tampilan cermin menunjukkan dirimu dan pantulan pintu-pintu toilet lain yang terbuka. Jejak yang ada di lantai toilet pun cuma berasal dari sepatumu yang kena tanah.

Dua orang petugas toilet masuk dan mulai membersihkan lantai dan westafel, lalu mengomel tentang coretan-coretan di dinding toilet yang saban hari ada saja padahal sudah dibersihkan. Sebelum meninggalkan toilet dengan kebingungan, kamu melihat coret-coret itu dan menemukan kalau kata-kata yang tertulis itu sama persis dengan yang kamu dengar beberapa saat lalu! Semua!

Lalu, matamu tak sengaja menabrak cermin. Kali ini, kamu tidak hanya melihat dirimu dan dua petugas toilet, tetapi juga teman-teman sekelasmu yang asyik bergunjing tentangmu, anehnya... kamu tidak bisa mendengar suara mereka.

Kamu pun membaca gerak bibir mereka.

"Sudah dibilang larangan jangan dilanggar, dia malah ngotot ke toilet sendirian."

"Kita harus bersyukur karena orang yang mengandalkan kekayaan itu sudah MATI kena kutukan. Ha ha."

{TAMAT}

Toilet Gosip [CERPEN]Where stories live. Discover now