Penantian

45 3 0
                                    

CHAPTER 1

Jam menunjukan sudah pukul 09.00 pagi, aku pun masih diatas tempat tidur dengan piama kesayangan. Terdengar samar ada yang memanggil namaku
"Rindu.... rin, tolongin ibu nih rin , jemurannya jatuh" suara yang sangat ku kenal, dan sangat melengking pagi itu, ya beliau adalah Ibu ku tersayang. "Iya bu, sebentar" saut ku dengan nada lemas, maklum sedang dismenor.

"ada apa bu ? " saut ku lagi seraya membenarkan jilbab jeblusan yang sangat nyaman ini. "Di panggilin dari tadi yah, mentang-mentang lagi libur, malas-malasan kamu ini , anak gadis itu harus bangun pagi-pagi bukan kaya kamu, buluk", belum sempat ibu mencurahkan seluruh kata-kata mutiaranya untukku, tiba-tiba ada yang memanggil nama ibuku, terdengar sangat  heboh sekali. " Bu Imah bu Imah, itu si Epen berantem sama si Aldo tuuuh" teriak seorang anak kecil yang berbadan gempal. Hadeuh ini pagi, ada aja yang bikin heboh.

Ibu pun bergegas mengikuti anak gempal itu, untuk melerai pertengkaran adikku. Tertinggallah aku dengan jemuran yang patah ini, "huft, ya sudahlah , ayo ndu kamu bisa , kamu bisaaaa" lagak ku seperti wanita strong.

~~~~~~

Sama seperti hari biasa, rutinitasku selalu diawali dengan berhayal , menurutku berhayal adalah cara instan untuk kita menjelajahi dunia, hahahaha lupakan.

PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang