Demam

1.3K 93 28
                                    


KaruNagi

By: Sasha Kakkoi Chan

.

.

Assassination Classroom

Karma Akabane x Nagisa Shiota

( Slight: MaeYuu)

Chapter 1: Demam



Pasangan Manis

Pasangan Manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"Astaga! Kamu demam, Yuu-kun!" ucap Maehara.

"Ugh... Ittai~ Maehara! Hah~ ugh~" keluh Isogai. Tubuh lelaki berusia 20 tahun itu menggigil hebat.

"Uhmm... Akibat sering bergadang nih." Omel Maehara.

"Ugh... Aku'kan bergadang.. ugh.. untuk kuliahku.. Jadi.. rawat aku.." gumam Isogai manja.

"Aku siapin obat dulu dan masak bubur untukmu. Aku akan merawatmu sampai sembuh."

'cup'

.

.

Pasangan Pembunuh

Pasangan Pembunuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"Demam! Ughh~ Nagisa! Panas!" keluh Karma sambil mengeratkan selimut yang menutupi kaki hingga lehernya. Nagisa tersenyum manis. Di ambilnya tas ransel yang di bawanya dari rumahnya, kemudiam membuka mulutnya untuk berucap-

"Mau bagaimana lagi, Karma-kun. Kau selama beberapa malam ini bergadang'kan? Kalau kau bergadang untuk menyelesaikan skripsi S1-mu itu aku masih bisa tolerin, nah ini. Nonton legend of the bluesea? Tidak ku percaya." Dengan susah payah Karma mengeluarkan cengirannya.

"Mau.. ugh bagaimana lagi. Si - Shim cheong Yi manis banget." Nagisa menatap Karma datar lalu mengambil 'sesuatu' dari dalam ranselnya.

"Ckck... Anak nakal kau, Karma-kun. Tapi sebagai Tunanganmu yang baik, aku akan merawatmu." Nagisa menunjukan Tupperware berwarna biru ke arah Karma dengan senyum yang misterius. Karma meneguk ludahnya susah payah melihat senyum sang kekashi. Gawat!

"Baiklah! Ini, aku bawakan bubur. Masih hangat kok. Spesial untukmu." Penutup tupperware terbuka, memperlihatkan gumpalan 'bubur' berwarna merah pekat plus uap-uap panas yang masih mengepul.

"Nagi.. sa- Nani Kore..?" Nagisa tersenyum sambil mengaduk-aduk 'bubur' itu.

"Ini? Bubur kok. Karena Karma-kun demam, ku buatkan bubur wasabi plus-plus. Karma-kun suka Wasabi'kan? Kebetulan ini wasabinya ku pakai 5 botol, terus pake cabe rawit setengah kio. Katanya bagus ngeluarin keringat. Habiskan ya? Cabe mahal loh." Karma menganga. Yang benar saja!

"Nah setelah itu.. ini-" Karma melotot saat Nagisa menunjukan dua batang daun bawang.

"Eh? What-"

"Kenapa? Habis ini lepasin celananya ya? Mau ku tancapin daun bawangnya ke pantat mu. Katanya bakal manjur hilangin demam kalau di tancapin di situ. Entar malam episode terakhir putri duyung'kan? Karma-kun pasti nggak mau ketinggalan kan. Makanya semangat buat sembuh. Minimal sejam lagi udah sembuh hehehe.. Nah! Ayo buka mulutnya, ku suapin nih. Baik kan, aku?" Si kekasih sudah dalam mode 'wah' dan dia sudah tidak bisa lari lagi. Demam Sialan!

"Nah, buka mulutnya.. Kereta wasabi mau masuk.. tuut.. tuut.." Nagisa mengarahkan sesendok bubur spesialnnya ke arah mulut Karma. Dengan ragu Karma membuka sedikit mulutnya.

"Loh? Kok di buka kecil. Besarin lagi yak? Kereta wasabinya nggak bisa masuk." Persetan! Karma dengan tersenyum paksa membuka lebih lebar mulutnya.

'Slap!'

Dengan sekali tancap, Nagisa memasukan suapan pertama dengan kasar ke dalam mulut Karma.

"Ohk- Ughh.. Umhh!" Karma melotot saat rasa dari bubur itu mulai menyebar dalam saraf-saraf indra pengecapannya. Tatapan memohon di layangkan, ingin membuang isi bubur itu. Nagisa menggeleng, dengan tatapan ala ibu-ibu galak- menyuruh Karma menelan buburnya.

Dua menitan saling melotot, Karma berlari ke arah kamar mandi dan membuang bubur dalam mulutnya ke wastafel.

"Ohok! Ugh! Ohok! Pedas!! Arghh! Ohokk!" Nagisa tersenyum mendengar 'suara' Karma.

"Rasakan! Itu akibatnya nonton nggak ngajak-ngajak. Aku'kan pingin nobar liat min ho-oppa."

.

.

.

Errr... Bersambung? :v

Komen please :v

KaruNagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang