Chapter Dua

7.5K 276 16
                                    

Akhirnya kami sampai di rumah gue.

Saat ini gue sedang duduk berhadapan dengannya di ruang tengah.

“Tolong berikan saya id card kamu.” Ucap gue sehingga dia mengangkat kepalanya untuk melihat gue.

‘Untuk apa?’

“Bukan bermaksud tidak percaya sama kamu, hanya saja saya perlu mengetahui siapa yang akan tinggal dan bekerja dengan saya. Bisakah kamu tunjukan pada saya id card kamu?” Pinta gue sopan.

Dia mengangguk lalu memberikan gue id card miliknya. Saat gue meneliti fotonya yang ternyata beneran ini id cardnya.

Ternyata nama lengkapnya adalah Clara Aurora dan dia baru berumur dua puluh tahun.

Gue mengembalikan id card ini ke dia. “Baiklah, mari saya antar kamu ke kamarmu.” Ucap gue.

Dia berjalan dibelakang gue, lalu gue menunjukan kamarnya. “Itu kamar mandinya dan kalau kamu butuh apa-apa, kamu silahkan menanyakannya pada saya. Apa kamu sudah makan malam?” Tanya gue dan dia menggeleng pelan.

“Bagaimana kalau saya pesan pizza saja, kamu setuju?” Tanya gue.

Dia mengeluarkan bukunya lagi. ‘Aku tak biasa makan makanan cepat saji. Biar aku saja yang memasak. Bagaimana?’

Gue menaikan sebelah alis gue, tapi akhirnya setuju. “Baiklah, terserah kamu saja. Saya ingin masuk ke dalam kamar. Apa kamu perlu saya antar ke dapur?” Dia langsung menggeleng.

“Baiklah kalau gitu saya akan masuk kamar dulu.” Ucap gue lalu berjalan masuk ke dalam kamar gue.

Setelah selesai mandi, gue keluar kamar dan hidung gue langsung menangkap aroma harum dari arah dapur. Gue segera berjalan menuju dapur.

Gue menemukannya sedang menyiapkan hidangan diatas meja makan. Dia melihat gue lalu mengisyaratkan gue untuk segera duduk.

Gue duduk disalah satu kursi dan langsung mengambil makanan hasil masakannya.

Gue langsung menyuap dan merasakan makanannya yang rasanya yum yum banget.

“Ini enak banget. Lo berbakat dalam bidang masak.” Ucap gue dan dia hanya tersenyum.

Gue baru sadar kalau gue memakai kata ‘lo’ ke dia tadi.

“Lo ga keberatan kan kalau gue menggunakan kata ‘gue-lo’?”

Dia menggeleng tak keberatan sambil tersenyum sopan dan yah gue kembali melanjutkan makan.

Setelah selesai makan, gue memintanya untuk duduk di sofa ruang tengah. Sekarang kami sedang duduk berhadapan.

“Disini ada pengurus rumah tangga, tapi dia hanya kerja setengah hari, jadi jam satu dia udah pulang. Dia kerjanya hanya membersihkan rumah dan mencuci pakaian. Btw besok lo mulai kerja di café gue.” Jelas gue.

‘Aku akan bekerja sebagai apa ya?’

“Lo akan gue tempatin sebagai kasir. Lo setuju kan?”

‘Iya aku setuju.’

“Bagus. Ya sudah sekarang silahkan lo istirahat, kalau butuh apa-apa, gue ada di kamar gue.” Dia hanya mengangguk dan gue langsung berdiri untuk segera berjalan masuk ke dalam kamar gue.

>>>>>>>>>>

Gue bangun tidur dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Satu RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang