Prolog

139 20 2
                                    

Hai readers! Ini adalah cerita gua pertama diwattpad, jadi pasti butuh saran dan kritik yang membangun. Jangan lupa voment yah
_

__________________________________

Nina menaburkan bunga diatas makam, sambil menutupi setengah wajahnya dengan kain hitam yang terlilit dilehernya. Buliran air mata masih saja mengalir deras dipipinya. Tak terasa awan pun ikut meneteskan air matanya. Satu persatu pelayat pergi hingga menyisakan Nina yang masih duduk memandangi batu nisan. Seseorang yang sangat berharga bagi Nina yang kini sudah meninggalkan Nina selamanya, yaitu Ayah.

"Non, ayo kita pulang sudah hujan." Ucap seorang lelaki tua dan kini tengah memayungi Nina yang masih bersimpuh ditanah.

"Non, ayo sudah hujan."

Tanpa menunggu jawaban dari Nina,ia langsung mengangkat tubuh Nina yang lemas ke mobil. Nina terdiam, dirinya lemas. Kini Pak Kardi tengah membopongnya berjalan menuju mobil.

"Yang kuat yah non"

Ucapan Pak Kardi membuat Nina menatapnya dengan tersenyum. Tapi ia tetap tak bisa menjawab.

BRUK!

Suara pintu mobil tertutup menyadarkan Nina dari lamunan kesedihannya. Nina berharap ini hanya mimpi buruk, dan ia tidak akan pernah kehilangan seorang Ayah yang sangat amat disayangi. Namun tidak, ini kenyataan. Nina merasakan sakit setelah mencubit tangannya sendiri. Timbul warna kemerahan dibekas cubitan itu. Nina mulai terisak

Ayah beneran ninggalin Nina

Matanya kini menatap seorang wanita yang duduk disampingnya. Wanita itu hanya diam menatap kaca mobil. Dia adalah Ibu Nina. Mukanya pucat. Entah mengapa ibu Nina tidak menangis, bahkan setelah mendengar kecelakaan yang menimpa suaminya itu. Setelah jenasah diturunkan, ia langsung kembali kedalam mobil. Tanpa melihat prosesi pemakaman sampai akhir.

Apa yang terjadi pada Ibu?

Nina kembali mengusap air matanya yang kembali menetes.

"Bu kita langsung pulang?" Tanya pak Kardi dari balik kemudi. Dengan sekali anggukan dari ibu Nina, mobil sedan itu berjalan menuju rumah.

Nina menatap makam ayahnya yang semakin menjauh. Tangannya menelusuri jendela mobil seakan menyentuh makam ayahnya.

Ayah, tenang yah disana. Nina selalu sayang ayah, maaf kalo Nina belum bisa membahagiakan ayah...i..love..you..dad..

Sister or GirlfriendWhere stories live. Discover now