Prolog

109 7 1
                                    

Bayi mungil yang belum genap 2 tahun ini tengah menangis dalam gendongan seorang wanita paruh baya. Menangis sambil memanggil ayah juga ibunya. Ada sakit juga pilu mendengar tangisannya.

Ah, Nak, sungguh malang nasibmu. Orangtuamu sudah pergi jauh darimu. Batinnya.

Bayi ini mengingatkan wanita itu pada peristiwa beberapa tahun yang lalu. Saat menggendong putri kesayangannya dan berjalan memutari taman bersama suaminya. Sebuah mobil melaju dengan kencang menuju mereka dan tabrakanpun tak dapat dihindari. Kecelakaan yang membuatnya kehilangan orang-orang yang dicintainya. Kehilangan semangat hidupnya. Kehilangan kebahagiaannya.

Kamu harus bahagia, Nak. Ibu takkan  membiarkanmu sendirian di dunia ini. Janjinya dalam hati.

Bayi ini mengingatkannya kepada putri semata wayangnya, Nadia. Putri yang sangat disayanginya yang pergi meninggalkannya sendirian.

Dia merasa senasib dengan bayi ini. Hidup sendirian ditinggalkan orang-orang terkasih.

Bayi mungil dengan rambut bergelombang dan bermata bulat dihiasi lentiknya bulumata pasti membuat banyak orang terpikat memandangnya. Ditambah lagi mendengar celoteh yang keluar dari bibir mungilnya yang tentu saja masih belum begitu lancar, sangat menggemaskan.

Kehadiran bayi ini membuatnya sangat bersemangat. Seakan terobati rasa rindu juga kesepiannya selama ini. Ya, dia sangat menyayangi bayi ini.

                    ***

Hay hay hay.... Apa kabar readers ? Ada yang kangen ga nih ya?haha... Kepedean banget deh aku nih..

Akhirnya bisa nulis lagi nih setelah sekian lama hiatus...😆😆

Ini cerita terbaruku. Semoga menghibur kalian ya..😊😊

Jangan lupa votment-nya yah.  Terimakasih😘

Selamat membaca😊

MomyRaz

050217

Cinta LaraWhere stories live. Discover now