Bunga Lonceng Biru

15 0 0
                                    

"Apa kau suka memandangi langit ?" tanyaku kepadanya.

"Sangat."

"Aku juga."

"Apa kau suka mendengar melodi alam ?" tanyaku balik.

"Tentu saja, Rindang. Dan aku juga suka melihat ranting-ranting yang terjalin sinar keemasan mentari."

"Ya, alam memang sangat luar biasa."

"Apa kau mau mendengarkan dongeng tentang hutan dan danau ini? semalam nenekku menceritakan nya kepadaku." Tanya Lili kepadaku.

"Benarkah ? tentu saja."

"Persahabatan ibarat pelangi dan pensil warna. Ia memiliki variasi warna yang membuat lembaran hari terasa berbeda. Suatu hari di sebuah hutan yang ditumbuhi pohon-pohon menjulang tinggi, terdapat sebuah desa bernama Olix. Desa nan indah itu ditumbuhi berbagai bunga dan buah yang tak ada di dunia manusia. Disana juga hidup seorang gadis bernama Bluebell. Ia mempunyai sahabat bernama Lily. Mereka bersahabat sejak kecil. Banyak cerita menarik tentang pengalaman mereka. Suatu hari, Bluebell menemukan sebuah danau dan hutan tak berpenghuni bersama Lily. Danau itu adalah Danau Cermin ini dan hutan itu ada disana." Lili menunjuk hutan-hutan di seberang sana, sejauh mata memandang disana memang gelap. Ia lalu melanjutkan ceritanya.

"Hutan itu sedikit magis. Terdapat pilar-pilar besar yang berdiri di bagian tengah hutan seperti reruntuhan kerajaan. Jauh semakin dalam ada padang rumput yang luas, mungkin itu bagian tengah hutan. Mereka duduk di padang rumput itu ditemani sinar bulan Mei yang sedang bersenda gurau bersama makhluk-makhluk masa silam, kunang-kunang. Danau Cermin ini seolah es yang membeku, terkadang Ia mengeluarkan hawa dingin, namun terkadang seperti mata air panas, sinar matahari yang masuk pasti terkunci dan tidak bisa keluar, mungkin jika danau ini sebuah lukisan sulit membedakan mana langit dan air. Semuanya terdengar liar, namun angin dingin berhembus melupakan segala rahasia yang dibisikkan oleh hutan itu. Tiba-tiba bunga Lily lembah yang tumbuh di hutan itu berubah warna menjadi ungu kebiru-biruan. Mereka pun tampak terkejut. Kemudian muncul peri-peri kecil dari bunga-bunga Lily itu. Menari-nari di udara dan mengubah warna bunga-bunga tadi menjadi hijau menyala seperti lentera. Peri kecil bernama Berry menceritakan kepada mereka bahwa warna-warna hutan dan danau itu sesuai dengan apa yang dirasakan mereka yang datang kemari. Namun ada satu warna yang belum pernah muncul di hutan itu dan warna itu akan bertahan lama, mungkin selamanya. Tak ada yang tahu warna apakah ? dan bagaimana mengubahnya kembali. Hari-hari Bluebell dan Lily selalu mempunyai warna yang berbeda. Warna-warna daun akan berubah menjadi merah ketika mereka sedang bertengkar. Dan akan berubah menjadi biru setelah mereka berdamai. Suatu hari, dimana itu adalah hari yang tak terlupakkan. Lily pergi ke hutan itu tanpa sahabatnya. Alih-alih pergi berkelana, sudah dua minggu tak juga kembali, dan Bluebell pun menjadi khawatir. Bluebell pun pergi ke hutan misterius itu. Ia sangat terkejut dengan semua yang terjadi di hutan itu. Pohon-pohon yang dulu berwarna-warni seperti pelangi kini daunnya tersihir menjadi hitam. Semuanya berdiri kokoh bagaikan Sang Penyihir raksasa, rumput seindah musim semi berubah menjadi hitam bagaikan jubah Sang Ratu yang jahat, seolah semuanya telah mati oleh mantra kegelapan. Bluebell merasa dirinya sedang bermimpi. Namun, Ia salah. Ini bukan mimpi buruk, tapi nyata ! seluruh peri-peri kecil yang sering Ia jumpai kini sulit untuk menyebut mereka adalah peri. Kenyataannya gaun indah berkilau berubah menjadi gelap pula." Sambil Ia bercerita sesekali aku melihat ke arah seberang sana, takut jika ada makhluk aneh yang keluar.

Kemudian Lili menghentikan cerita saat melihat jam tangannya, "Sepertinya kita harus pergi. Bagaimana kalau aku lanjutkan ceritanya tahun depan saat aku balik kesini ?"

"Iya, baiklah, ayo kita pulang, nanti ketinggalan pesawat."

Setahun kemudian, umur kami genap 8 tahun.

Siapa yang akan melanjutkan cerita Bluebell dan Lily setahun lalu? Apa kau yang tengah duduk disana, yang sedang mendengarkan percakapanku dan sahabatku waktu dulu mau melanjutkannya ?.

.................................................

Hari ini aku merasa cerita itu benar-benar terjadi, hutan di seberang sana terlihat mengerikan saat senja menggapai sebagian sisi bumi Aku membawa sebuah pot yang ditanam bunga melati.

"Dimana ayah harus menanamnya Rindang ?"

"Disini yah." Aku meminta Ayah untuk menanam bunga melati itu tempat biasa aku dan Lili duduk menghabiskan waktu untuk bertukar dongeng.

Tiba-tiba semilir angin berhembus melewati ranting-ranting pohon yang kurus, merayap ke rerumputan membuat mereka nampak bergoyang. Apakah cuaca akan hujan ? tapi tak ada awan mendung yang menaungi kami walaupun itu senja, mengapa aku merasakan dingin seperti ada salju di sebelah kiriku ? entahlah mungkin hanya angin.

"Sudah Ayah tanam. Ayo kita pulang, tiga hari kemudian kita lihat lagi tanamannya."

Saat berbalik badan dan melangkah untuk pulang, aku berjalan di belakang ayahku, baru sekitar sepuluh langkah, sayup-sayup aku mendengar seperti bisikkan dari arah danau.

"Aku......disini Rindang lihatlah ke danau."  Aku berbalik namun tak ada orang, dan terlintas bau wangi yang tak pernah aku temui sebelumnya, mungkin itu disebut parfum, dan entahlah milik siapa.

Sesampai di rumah, semua orang yang kukenal masih mengenakan baju berwarna hitam, termasuk ibuku, dan nenek Lili. Hanya aku seorang yang sedari pagi mengenakan baju berwarna biru, warna kesukaan aku dan sahabatku.

Lima tahun kemudian

Tempat ini masih sama, masih hijau, bunga melatinya tumbuh subur.

.................................................
Dear readers,

Hasil kemoterapi hari ini tak terlalu bagus, kondisiku semakin menurun, kini rumah sakit tempat aku dan Lili bertemu delapan tahun lalu menjadi rumah utama. Siapapun yang membaca surat ini maukah kau melanjutkan dongeng Bluebell dan Lily ini bersama sahabatmu ? melanjutkan jika aku pergi beristirahat sebentar dari di dunia yang terlalu sibuk ini. Karena sahabatku Lili sudah menanti disana, di alam yang berbeda. Jika kau tidak mempunyai sahabat, kau boleh ikut dengan kami . :)

-R

Acta Est FabulaWhere stories live. Discover now