Aku bakal jadi sahabat kamu kok, janji. 
-
-
-
-
                              11 years ago 
                              Ada seorang anak laki-laki sedang duduk di bawah pohon sambil memejamkan mata. Ia sangat menyukai kesendirian dan ketenangan. Lalu, ada gadis kecil menghampiri anak lelaki itu dengan menggenggam permen lollipop di tangannya.
                              "Hai, lagi ngapain kamu disini? " tanya gadis kecil itu dengan senyuman. Anak lelaki itu hanya menatapnya dan tidak berniat untuk menjawab.
                              "Kenalin aku Billa, kamu? " Gadis kecil ini memperkenalkan dirinya, mengulurkan tangan kepada anak lelaki yang sedari tadi hanya menatapnya tanpa ekspresi. Billa mengehela nafas, anak lelaki ini sungguh pendiam, yang dilakukannya dari tadi hanya menatapnya dengan muka datar. 
-
-
-
Tomorrow. 
                              Billa sedang berjalan sambil menyanyikan lagu yang sangat ia sukai. Dia berjalan sendirian? Tentu saja. Dia lebih suka berjalan sendirian dibandingkan berjalan bersama kakaknya ataupun orang tuanya.
                               Ia melewati taman kemarin dan melihat anak laki-laki kemarin yang ditemuinya. Anak laki-laki yang hanya menatapnya saat dirinya memperkenalkan diri. 
                              Anak laki-laki itu pun posisinya seperti kemarin, duduk dengan menyenderkan badan pada pohon yang rindang sambil memejamkan mata. Dengan semangat, ia menghampiri anak laki-laki itu untuk kedua kalinya. 
                              "Hai," sapanya dengan senyuman.
                              Lagi lagi anak lelaki itu hanya menatapnya. Billa kesal, ia memajukan bibirnya dan mengembungkan pipinya yang chubby. 
                              "Kamu kan punya mulut, kenapa ngga bales sapaan aku? " Billa bertanya dengan nada ketus. 
                              Anak lelaki itu langsung pergi meninggalkan Billa sendirian di bawah pohon tanpa berucap apapun. 
                              -------- 
                              Keesokan harinya pun seperti itu, Billa yang terus menghampiri anak lelaki itu dan anak lelaki itu selalu meninggalkannya sendirian di bawah pohon.
                               Sampai pada hari ini, anak laki-laki itu bingung, ia tidak melihat gadis kecil itu. Ia berpikir apakah Billa tidak mau menghampirinya lagi karena ia selalu meninggalkannya sendirian? Ia sibuk dengan pikirannya tentang Billa, sampai mamahnya datang untuk menjemputnya.
                              "Raffa ayo pulang." Ujar sang mama dengan senyuman manis.
                              "Raffa baru dateng kesini mamah," jawab Raffa cemberut. Raffa tidak ingin pergi dari taman dan ingin menunggu Billa menghampirinya seperti kemarin-kemarin.
                              "kita pulang dulu ya sayang, kita harus ngelayat tetangga kita. Nanti habis itu Raffa kesini lagi. Ok?" Bujuk mamanya.
                              "Emangnya siapa yang meninggal mah?" Raffa bertanya kebingungan.
                              "Nanti juga kamu tau, ayo kita pulang terus ganti baju," jawab mamanya sambil menarik tangan Raffa pelan.
                               Raffa mengangguk, lalu berdiri dan menggandeng tangan mamahnya dengan erat.
                              
*
                              **
                              Raffa sampai di rumah itu, Raffa tersentak kaget. Raffa melihat Billa di sana dengan mata yang sembab dan air mata yang terus mengalir di pipinya yang tembam. Raffa menatap papahnya dengan tanda tanya besar. 
                              "Gadis kecil itunamanya Billa, yang meninggal itu mamahnya Billa. Kalau laki-laki yang di sebelahnya itu kakak Billa. Namanya Kak Ald. Raffa mau nyamperin Billa?" Papanya memberitahu tanpa Raffa bertanya terlebih dahulu, seperti mengerti maksud Raffa.
                               Raffa terdiam mendengar penjelasan mamahnya, lalu ia mengangguk dan meminta izin untuk menghampiri gadis kecil yang sedang menangis. Raffa berjalan pelan.
                              Saat Raffa ingin menghampirinya, Billa pergi begitu saja. Raffa mengikuti Billa dan ternyata Billa menuju taman belakang rumahnya lalu duduk di ayunan besi. Raffa menghampirinya dengan tatapan iba.
                              "Hai." 
                              Billa menengok ke arah suara itu berasal dan terkejut. Ia bingung. Bagaimana Raffa bisa disini? 
                              "Aku ngikutin kamu tadi, aku juga liat kamu nangis. Kata mamah ku, kalau liat perempuan nangis kita harus nenangin dia." kata Raffa dengan tersenyum.
                              "Aku Raffa," kata Raffa lagi dan hanya direspon anggukkan oleh Billa.
                              "Aku tau ini susah buat kamu Bill, tapi kamu harus ikhlas." Sahut Raffa membuat Billa menoleh lagi ke arah Raffa.
                              "Kamu ngga tau apa-apa Raffa, kamu pergi aja. Dari awal kamu kan enggak mau temenan sama aku." Jawab Billa yang masih meneteskan air matanya.
                              "Kata siapa aku enggak temenan sama kamu?" Tanya Raffa masih dengan senyuman.
                              "Bukan kata siapa siapa kok, tapi emang bener kan? Pas aku ajak kenalan aja kamu diem terus, lalu pergi gitu aja ninggalin aku sendirian."  Jawab Billa dengan cemberut membuat Raffa gemas dan mencubit pipi Billa yang tembam.
                              "Aku mau kok temenan sama kamu Bill, waktu itu aku bingung mau ngomong apa ke kamu."
 
"Terus?" 
                              "Yaudah sekarang kita temenan oke?" Kata Raffa dengan senyumannya yang manis.
                              "Aku enggak mau," jawab Billa.
                              "Lho kok ngga mau?" Tanya Raffa, raut wajahnya menampakkan kebingungan.
                              "Aku maunya Raffa jadi sahabat Billa, kalau sahabatan kan bisa temenan sampe gede," jawab Billa, terlihat lucu di mata Raffa.
                              Raffa terkekeh mendengar jawaban Billa, "ya udah aku bakal jadi sahabat kamu," jawab Raffa masih mempertahankan senyumnya.
                              "Janji?" Tanya billa dengan mengulurkan jari kelingkingnya. 
                              Raffa tersenyum dan mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari Billa.
                              "Janji." 
                                      
                                          
                                   
                                              YOU ARE READING
R&B [COMPLETED]
Teen Fiction[PROSES REVISI, EPILOG MENYUSUL] Ini bukan tentang musik R&B. Ini adalah kisah antara Raffa&Billa. Kisah tentang mereka yang terjebak cinta dan terjebak bestfriend-zone. ~~~~ Publish: 08 Februari 2017 Ended: 15 Juli 2017 Copyright 2017 by elvinaxi_
 
                                           
                                               
                                                  ![R&B [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/92641058-64-k771677.jpg)